Setelah mengekori kepergian Irene dengan matanya,
Taehyung hanya membuang nafasnya pelan, lebih terdengar seperti sebuah ungkapan bahwa ia lelah, entah kenapa.
Taehyung melirik kearah sahabatnya, wajah Jimin terlihat berseri ketika berbicara dengan Hoobae itu, dan yang sekarang yang Taehyung tahu Hoobae itu adalah teman, Bae Irene.
Gadis yang baru saja Taehyung sadari sudah mengusik ketenangannya.
Tapi tunggu,
Taehyung menoleh sekali lagi ke arah Jimin dan Hoobae itu, lalu akhirnya ia memutuskan menghampiri keduanya.
Jimin menoleh, ketika Taehyung tiba-tiba saja duduk disampingnya, dan sekarang ia mengernyit heran ketika Taehyung menatap lurus Seulgi dihadapannya.
"Kalau aku tidak salah, kau ini adiknya Suga hyung ya?" Tanya Taehyung pada intinya, sungguh ia bukan orang yang bertele-tele.
Mendengar itu Jimin membulatkan matanya, lalu ia melihat ke arah Seulgi kembali lagi menolehkan kepalanya pada Taehyung, begitu terus sampai Taehyung kembali membuka mulutnya.
"Ikut aku, sekarang." kata Taehyung. Walaupun Seulgi tidak menjawab apapun sedari tadi.
Seulgi menatap takut pada Taehyung yang sudah mulai berjalan beranjak dari sana.
"Hey, tenanglah. Aku akan menemanimu" ucap Jimin tiba-tiba membuat Seulgi menoleh ke arah Jimin yang sudah tersenyum.
Seulgi hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Lalu keduanya melangkah mengikuti Taehyung yang jaraknya hanya dua meter didepan mereka yang melangkah menuju, emm sepertinya taman belakang fakultas seni yang seperti biasanya selalu sepi karena terdapat banyak pohon besar yang membuat siapapun orang yang kesana hanyalah orang yang memang benar-benar ingin menyendiri.
Seulgi jadi ingat Irene.
Seulgi sedikit gemetar dan kikuk, ketika Jimin menggenggam lengannya bukan telapak tangannya.
Sehingga, selama mereka berjalan melewati koridor-koridor membuat yang meilhat mereka mengasumsikan, bahwa Seulgi sudah membuat masalah dengan kedua senior itu, jadilah Seulgi berjalan hanya dengan menunduk.
Seulgi berjengit kaget saat kepalanya menubruk dada Taehyung, Jimin sendiri sudah melepas genggamannya beberapa detik yang lalu ketika ia melihat Taehyung berhenti dan berbalik.
Jimin tersenyum geli melihat tingkah Seulgi.
"Joesonghabnida, sunbaenim" kata Seulgi dengan suara bergetar masih dengan menundukkan kepalanya.
Lagi-lagi Jimin menahan tawanya. Ia melirik Taehyung yang sempat memasang wajah serius tadi. Tapi Jimin tahu, Taehyung sendiri sepertinya sudah menahan tawa melihat tingkah Seulgi barusan.
Jimin mendekatkan tubuhnya dan berbisik pada Seulgi.
"Hey, dia tidak akan berani menyakitimu selama kau aman bersamaku" ucap Jimin berbisik, yang sebenarnya masih terdengar oleh Taehyung.
"Ya!! Memangnya aku ini penjahat atau tukang palak!!" Protes Taehyung dan Jimin hanya terkekeh.
"Mianhae, kau takut ya kubawa kesini?" Kata Taehyung dengan nada yang suara ramah, membuat Seulgi yang sedari tadi menundukkan kepalanya dalam-dalam kini mendongak dan menatap Taehyung kaget.
"Namamu Kang Seulgi, benar?" Tanya Taehyung, kali ini dengan tersenyum.
"Ne, sunbaenim." Jawab Seulgi cepat karena ia gugup mendapat senyuman itu.
"Berarti kau tau, aku ini adik siapa?" Tanya lagi Taehyung.
Untuk pertanyaan ini, Seulgi mengernyitkan dahinya. Nada bicara Taehyung memang tidak terdengar sedang menyombongkan diri, namun Seulgi mengira bahwa Taehyung ini, sedang pamer!!?? Batin Seulgi bertanya sarkas.
Lalu, ia hanya mengangguk sekali untuk menjawab pertanyaan Taehyung.
"Baiklah, kalau begitu kau mau berjanji kan? Untuk tidak membiarkan seluruh penghuni kampus ini tahu bahwa aku ini adalah adiknya Namjoonie hyung?" Kata taehyung to the point.
"Mwo???" Seulgi kaget sekaligus heran, ternyata anggapannya salah tadi tentang Taehyung.
Seulgi malu sendiri dalam hati.
"Berjanjilah padaku," kata Taehyung kali ini ada nada memohon disana.
"Ne, sunbaenim!" Kali ini jawab Seulgi cepat.
"Panggil saja Oppa" kata Taehyung tersenyum, dan menepuk pelan kuncup kepala Seulgi.
"Ya!!!"
Seulgi dan Taehyung berjengit kaget.
Di sisi lain~
Irene mendenguskan nafasnya kasar, berkali-kali.
Begini jadinya kalu ia sudah melihat Kim Sialan Taehyung itu. Akhirnya Irene memilih duduk sebentar untuk menenangkan nafasnya, Irene tak sadar kalau ia sudah berada di perpustakaan yang ada di lantai tiga, perpustakaan legenda untuk membuat souvenir.
Setelah deru nafasnya normal kembali, Irene akhirnya memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya yang terbilang mudah itu.
Namun, ada hal yang mengganjal perasaan Irene.
Seulgi!
Ya, bodohnya dia meninggalkan Seulgi begitu saja disana. Batin Irene.
Lalu, Irene memasukkan kembali laptop itu kedalam ranselnya dan mengeluarkan ponsel untuk berniat menghubungi Seulgi.
Tersambung.
Tetapi tidak diangkat.
Irene ingat betul Seulgi sudah men-charger ponselnya dengan powerbank milik Irene tadi dikelas.
Apa Seulgi marah padanya? Irene sudah khawatir dengan pikirannya sendiri, sampai ia memicingkan matanya ketika melihat seseorang yang ia kenali betul bajunya.
Irene akhirnya bangkit dan berdiri didekat balkon untuk memastikan pandangannya.
Benar.
Itu Seulgi, diseret lengannya yang Irene sekarang tahu kalau senior di jurusannya itu adalah temannya-,
Tunggu!
dan ada Taehyung didepan mereka, berjalan seperti seorang bos geng mafia.
Ini tidak bisa dibiarkan, Irene segera memasukkan ponsel kedalam tasnya lagi dan berlari untuk mengejar Seulgi.
Firasatnya mengatakan Seulgi dalam keadaan berbahaya, dan firasat Irene semakin kuat saat baru saja sampai dilantai dasar Irene melihat ketiganya berjalan kearah taman belakang fakultasnya yang terkenal angker dan tentu saja sepi.
Irene yang semula berlari kecil, kini mempercepat larinya.
Sampai.
Meski jaraknya masih jauh, Irene melihat Seulgi menunduk lalu mendongak menatap Taehyung.
Irene melihat Taehyung tersenyum.
Wah, iblis itu benar-benar!!! Kata Irene mengumpat dalam hati.
Dan kini, Irene melihat kepala temannya ditepuk beberapa kali oleh Taehyung saat ia baru saja sampai di tempat ketiganya berdiri.
"Ya!!!" Irene berteriak keras sambil menatap tajam Taehyung.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY (on going)
FanfictionBae Irene sangat membenci Kim Taehyung, dan ia memiliki alasan sendiri untuk membencinya. Sampai akhirnya suatu hari ada perasaan aneh yang muncul dihatinya, membuat segala rencana yang sudah ia susun berantakan dan menjadikannya tak masuk akal. "Ak...