1. KAMUS CEWEK

629 30 7
                                    

Kupilin rambutku yang panjang dan ikal bergelombang di ujungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kupilin rambutku yang panjang dan ikal bergelombang di ujungnya. Kugunakan catokan titanium tercanggih supaya menghasilkan hasil maksimum. Hari ini, aku sengaja meminta teman-teman satu gengku memakai bandana pink yang sama denganku, yang kuberikan kepada mereka bulan lalu. Kupikir, warna pink belakangan memang cocok dengan warna lipgloss coral yang kupakai akhir-akhir ini.

Sambil kupatut diriku di depan cermin, kumonyongkan sekali lagi bibitku seraya mengecap-ngecap supaya lipgloss-ku rata dan terlihat alami. Catat: penampilan alami adalah tren tahun ini! Kau tentunya selalu perlu memakai make-up, tapi tipsnya jangan sampai orang sadar kau terlalu ber-make-up. Usahakan semuanya dibuat seolah kau menggunakannya asal saja dan terburu-buru. Seolah kulitmu dan semua anggota wajahmu memang pada dasarnya sudah semenawan itu dan hanya perlu dipulas sekenanya.
Kalau perlu setelah kau mengaplikasikan semua riasan dengan hati-hati di kulitmu, kau beri sentuhan kilapan dengan roll wajah, untuk memperjelas aksen riasan naturalmu.

Kau juga tidak terlalu perlu menggembar-gemborkan kebiasaanmu berbelanja make-up. Apalagi sampai mempostingnya di sosial media. Karena itu sama saja dengan memberitahu semua orang bahwa penampilan paripurnamu hanya karena kau punya banyak alat bagus. Aturannya, simpan semua alat tempur terbaikmu di rumah! Bawa hanya yang standar ke sekolah. Misalnya bedak compact, lipbalm atau lipgloss dan spray penyegar. Sisanya, tinggalkan di rumah! Pokoknya, lakukan saja dulu! Nanti kau akan tahu alasannya.

Camkan juga, kalau temanmu meminjam pensil alis padamu, atau pelentik bulu mata, atau blush-on apalagi concealer--itu adalah jebakan! Mereka cuma mau tahu seberapa banyak kau menggunakan make-up di wajahmu--jadi, bilang saja kau jarang menggunakannya alat-alat make-up seperti itu dan alat make-up esensialmu adalah lipbalm. Kalau perlu, kau bilang juga pada mereka kalau kulitmu terlalu sensitif memakai foundation, jadi kau hanya tahan dengan BB Cream dan hanya terkadang saja men-touch-up dengan bedak yang kaubawa.

Rileks, Sayang ... dunia gadis remaja memang sangaaaat kejam dan rumit! Tapi, sumpah, kalau kau tahu taktiknya, kau akan bertahan seperti aku. Dan sebagai bonus, menjadi salah satu kandidat queen bee di sekolah.

Maka dari itu, tarik napas, embuskan. Periksa gigi di cermin sekali lagi sebelum kau berangkat sekolah. Pastikan tidak ada sisa sarapan yang nyangkut di gigimu; juga pastikan napasmu segar.

Cek, cek, dan ceeeek terus penampilanmu! Jangan kasih sekecil pun alasan orang lain untuk mengkritikmu!

Karena sungguh, hanya 1% orang yang memberikanmu masukan yang benar-benar membangun, 99% sisanya mengkritikmu hanya untuk menjatuhkanmu ke dasar jurang jahanam tempat Thanos dikutuk jadi batu akik.

Dan awas, jangan pernah percaya dengan orang yang mengkritik penampilanmu di depan banyak orang. Dia itu setan yang sebenarnya. Kau harus hati-hati!

"Maskara kamu berantakan, Sayang. But, chill, it's okay, nggak akan ada yang lihat." Cih, tapi dia mengatakannya di depan sekitar dua puluh orang lain.

Untuk menyelamatkan harga diri, di dalam situasi tersebut, kamu bisa bilang, "I'am chill. Always. Dan ini bukan maskara, Sayang. Aku nggak pakai maskara. Ini emang sengaja aku tebalin, tumbukan kemiri semalam. Cara alami buat menjaga ketebalan bulu mataku. Inget, alami itu lebih baik." Lalu kedip-kedip tanpa dosa, edarkan pandangan ke semua orang sepolos anak-anak di lukisan Botticelli. "Kamu kan tau, aku nggak pernah pakai maskara kecuali ada acara penting, Sayang. Bulu mataku nggak sekuat kamu yang bisa pakai maskara tebal-tebal ala ibu-ibu ke kondangan, Sayaaaang."

Touche! Si pengkritik sialan itu bakal diam seribu bahasa. Bom yang dilemparkan memang harus ditangkap kemudian dilempar balik. Jika dalam kasusku, aku suka menambahkan beberapa rudal dan tembakan bazoka bersamaan dengannya.

-----------------

Ketika aku baru duduk di kelas sepuluh, belum tahu kejamnya dunia SMA itu seperti apa. Polos saja aku datang ke sekolah dengan penampilan seadanya. Boro-boro pakai make-up, rambut pun tak pernah kuberi sentuhan-sentuhan apapun. Aku hanya pergi dari rumah dengan rambut yang setengah kering, kugerai begitu saja dan kubiarkan apa adanya sampai di sekolah.

Meski keadaan ekonomi keluargaku meningkat sangat pesat dalam setahun terakhir, setelah Papa memenangkan tender besar yang dipercayakan kepadanya, aku tidak pernah meminta macam-macam. Sepatuku hanya sepatu hitam sederhana bermerek Converse, tasku kubeli di online shop entah mereknya apa, tapi aku tahu kualitas kulitnya sangat kuat dan bisa menampung banyak buku cetak tebal. Dan satu-satunya aksesori tambahan hanya jam tangan kulit bermerek Timex yang kubeli saat diskon 30% di Sport Station. Kalau saat itu kau tanya padaku apakah aku tahu apa itu Gucci? 100% pasti kujawab, "Guci ... guci keramik?"

Beberapa bulan lalu, aku masih begitu sederhana dan polos dalam berpenampilan, sampai kemudian aku bergaul dengan teman-teman baruku di sini. Awalnya, aku kenalan dengan gadis cantik bernama Melissa, lalu dia mengajakku bergaul bersama teman-temannya dari kelas lain. Ada Leah, Utari, Nanda dan Abel. Singkat cerita kami berenam berteman semakin akrab, melalui berbagai macam masalah pelik bersama-sama; mulai dari dipanggil ke ruang BK karena kami kedapatan membolos bersama, merencanakan kudeta pada kakak senior yang merundung kami, hingga saling menguatkan ketika ada salah satu dari kami yang patah hati. Pokoknya, awalnya kupikir pertemanan kami sekental darah dan sekuat baja, sampai aku menyadari bahwa semakin lama kami saling mengenal, semakin aku paham bahwa ada persaingan terselubung di antara kami untuk menjadi gadis terpopuler di sekolah.

Alasannya simpel. Karena menjadi gadis terpopuler di sekolah secara otomatis akan membuat seseorang menjadi legenda selama-lamamya. Siapa yang ingat anak pendiam di sudut ruangan yang hanya duduk dengan tempat pensil yang dijajarkan dengan rapi. Lalu, bandingkan, siapa yang bisa melupakan gadis paling menawan di sekolah yang ketika ia melewatimu, kau akan terkesima hingga menggetarkan seluruh tulang-tulangmu?

Aku.

Aku mau menjadi gadis penggetar tulang-tulang itu. Aku mau seperti Blair di Gossip Girl atau Cher Horowitz di Clueless! Saat aku menyadari persaingan terselubung di antara teman-temanku, aku langsung berjanji dalam hati bahwa, akulah yang akan duduk sebagai ratunya.

Melissa mungkin sangat cantik, Nanda modis dan uptodate, Leah pintar dan sayang binatang, sementara Utari tajir, seksi dan digilai semua cowok. Supaya menang dari gadis-gadis itu, akhirnya aku membuat kesimpulan: bahwa aku harus menjadi mereka semua. Aku hanya harus cantik, modis, pintar, penyayang binatang, dan memesona dalam satu waktu ... dengan kata lain menjadi sempurna. Sungguh, hanya itu, kok.

Oke, sebelum kubawa kalian masuk ke dalam hidupku yang penuh drama dan intrik, aku peringatkan kalian dulu bahwa aku bukan remaja yang layak dijadikan panutan. Aku mungkin terlihat begituuuu mengesankan untuk ukuran seorang murid kelas sepuluh yang akan naik kelas sebelas. Tapi, banyak hal yang harus kalian tahu tentangku sebelum kalian memutuskan untuk menyukai atau membenciku.

Dan sedikit tambahan, tokoh idolaku adalah Anna Wintour (chef editor Vogue Magazine US), Margaret Thatcher (perdana mentri wanita pertama di Inggris) dan Katniss Everdeen (tokoh utama dalam kisah trilogi The Hunger Games kalau kau betul-betul belum tahu). So, melihat idolaku, kau bisa simpulkan sendiri bahwa aku ini orang seperti apa. Ngomong-ngomong, aku tidak bisa memanah, ya.

Miss Always RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang