1, 2, 3

4 2 0
                                    

"Hei, beneran nih kita masuk?"
.
"Plis, otak gue udah kehilangan hitungan tau nggak sama pertanyaan lu?"
.
"Yeee, lu sih! Pake sok. Udah tau rumah sakit kagak kepake, angker banget, pake nerima tantangan si Oka, mau apa sih lu? Pingin dinotice ya sama dia?"
.
"Diem atau gue bikin lu nggak bisa ngomong?"
.
"Sadis amat dih! PMS lu ya?"
.
"Oh, jadi lu mau gue tusuk "nganu"-lu biar bisa berdarah juga ya?"
.
"Ampun deh, ampun. Gue ngalah. Cewek selalu benar kok."
.
"Yodah, ikut gue masuk! Nggak usah banyak omong."
***
"Ya ampun, Ci! Lu dimana?! Gelap banget! Oy! Oy! Oy!!!"
.
"Heh, nggak usah pegang-pegang! Banci-banci mesum lu."
.
"Nyalain senternya! Nyalain! Nyalain!!!"
.
"Woles, Cuy!"
.
"Cepetan gih!"
.
"Iya! Iya! Noh, makan tuh senter!"
.
"Gak tau balas budi banget sih lu, Ci. Udah baik gue temenin, pake geplak segala, gimana kalau gue gegar otak gara-gara tuh senter?"
.
"Tau nggak lu yang namanya lebay?"
.
"Gue kagak lebay, lu itu yang terlalu woles, Ci."
.
"Cih."
.
"Lihat aja buktinya, lantai nih rumah sakit aja udah hitam-hitam!"
.
"Hm."
.
"Tuh, pavlonnya cuma setengah ada."
.
"Hm."
.
"Trus nih ya, gue nggak tau lu pilek atau apa, tapi masa sih lu dari tadi nggak nyium bau dara--"
.
"Rud?"
.
"..."
.
"Nah loh, mana tuh anak?"
.
"..."
.
"Rudi!"
.
"..."
"Rudi!"
.
"..."
.
"Gue nggak bercanda, Banci! Dimana lu? Woy!"
.
"..."
.
"Oke, oke. Ini bakalan cepet selesai kok."
.
"..."
.
"Oy!"
.
"..."
.
"Rudi Alam Singnarya, cepet kesini nggak lu?!"
.
"Kalau nggak nongol tiga detik lagi gue ting-- AAAAA!"
.
"..."
.
"ANJAY LU!!!"
.
"..."
.
"Darimana sih?! Kelayapan sendiri kayak orang berani aja."
.
"..."
.
"Sial, dikacangin. Tungguin!"
.
"Cepat."
.
"Kenapa? Udah kebelet lu? Ngompol ajalah, nggak ada yang marah ini."
.
"..."
.
"He'eh, he'eh. Cuma ngerekam nih tempat lima belas menit doang buat bukti kok."
.
"..."
***
"Nah, selesai!"
.
"..."
.
"Buset, main tinggal aja nih bocah. Laki kok sering ngambek."
***
"Wih! Beneran cewek berani lu, Ci! Salut gue, saluuuut!"
.
"Hehe, ya iyalah, Cici gitu loh!"
.
"Nah, berhubung tantangannya udah selesai, gue bakal terima lu jadi ketua ekskul pramuka selanjutnya!"
.
"Makasih, Kak Oka! Love you so much pokoknya!"
.
"Waduh, iya iya."
.
"Yaaaaaah, udah bel."
.
"Gih sana masuk!"
.
"Hehe, siap, Kak!"
***
"Eh, Rud, pinjem buku tugas fisika dong."
.
"..."
.
"Cuy!"
.
"..."
.
"Nggak usah pura-pura budek deh ya, sebelum gue tusuk kupinglu pake pensil. Tajem banget loh ini. Tajeeeeem banget."
.
"..."
.
"Hih, senyum lu nyeremin amat dih! Kalau belum ngerjain juga tinggal bilang napa!"
.
"..."
***
"Rud, pulang bareng yok! Biasalah, gue nebeng."
.
"..."
.
"Oh gitu ya sekarang mainnya, tinggal aja terus gue. Tinggalin aja!"
.
"..."
.
"Wah, beneran cari mati nih anak!"
.
"..."
.
"Awas lu ya!"
.
"..."
.
"Rasain lu! Tau rasa gue jegal. Tengkurep aja terus biar nyama-nyamain tembok muka lu!"
.
"..."
.
"Eh, sial! Tetep ditinggal gue."
.
"..."
.
"Okey! Lu bukan BBF gue lagi ya. Inget tuh. LU. BUKAN. BBF. GUE. LAGI."
.
"..."
.
"Cih, nggak usah sok keren deh ya! Pura-pura dingin segala, biasanya juga menye-menye tuh wajah."
.
"..."
***
"Eh, Ci, Dek Rudi mana?"
.
"Tau tuh!"
.
"Cie, berantem. Udah kayak pasangan married aja."
.
"Plis deh, nggak semua orang yang pukul-pukulan di jalan itu udah married."
.
"Iya, deh. Eh, eh, Kakak ada cerita loh!"
.
"Apa nih? Yang seru loh ya."
.
"Dijamin deh. Kemarin kan kakak arisan, nah ternyata salah satu temen Kakak punya suami yang--"
.
"Kak, aku nggak suka gosip murahan loh."
.
"Dengerin dulu makanya!"
.
"..."
.
"Suaminya kan pernah kerja di desa manaaaaa gitu, balik-balik eh jadi suka diem, bisanya cuma angguk, geleng, sama hm hm doang."
.
"Oh."
.
"Ish! Tunggu sampe selesai. Habis itu, katanya beberapa hari kemudian dia maksa temen kakak buat masuk kamar mandi. Dan JDUG! Suaminya ngebenturin kepala dia ke wastafel!!! Trus BRET! Bajunya temen kakak disobek!"
.
"Ish! Aku ingin berkata kasar! Kenapa nggak ngelawan sih?!"
.
"Yah, gimana mau ngelawan kalau kepalanya aja udah berdarah-darah, pusing, nggak bisa fokuslah!"
.
"Trus? Trus?"
.
"Tau nggak habis itu? Dia ngeluarin pisau loh. PISAU!!!"
.
"Psikopat!"
.
"Bener! Untungnya sih, adiknya temen kakak yang laki-laku ternyata dateng mendadak gitu ke rumahnya. Dipukul deh dia! Buk! Buk! Buk!"
.
"Selamet deh. Suaminya pasti dipenjara, kan?"
.
"Hm, nggak sih. Setelah kejadian itu, dia kabur. Lah tiba-tiba polisi dateng ngabarin kalau mereka nemuin mayat suaminya di desa tempat kerjanya dulu."
.
"Kecelakaan? Lebih pantes kalau dia dimutilasi sih sama orang begal di sana!"
.
"Bukan."
.
"Lah terus?"
.
"Penyebab kematiannya masih nggak jelas."
.
"Heh?"
.
"Makanya ceritanya jadi seru gara-gara itu. Temen kakak sih sempet denger waktu polisi dateng ke rumahnya, itu kerjaan kelompok sesat manaaa gitu."
.
"Kok?"
.
"The Soul atau apalah namanya. Jadi mereka secara random masukin roh ke tubuh seseorang, dimainin buat cari tumbal, bunuh-bunuh gitu hi!"
.
"Random?"
.
"Nggak tau juga sih, kan para pengikut setan gituan nggak bagi-bagi rahasia ke kita-kita."
.
"Tiba-tiba jadi pendiem? Kok kayaknya aku inget seseorang ya?"
.
"Hayo, siapa?"
.
"Ih, Kakak! Seriusan nih!"
.
"Eh, ada yang bunyiin bel tuh. Gih bukain."
.
"Iya iya, bentar!"
.
"..."
.
"..."
.
"Siapa, Dek?"
.
"Rudi, Ka--"
.
"..."
.
"..."
.
"Dek?"
.
"..."
.
"Dek?"
.
Tamat.
#Newbie_beraksi #EastStories

Nightmare VirusesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang