DARK (6)

1K 103 10
                                    

Pelan - pelan Sehun dan Chanyeol mulai menyiapkan kebutuhan untuk hari pernikahan mereka, mereka memang tidak akan mengundang banyak orang nantinya dan memilih untuk melangsungkan upacara pernikahan dengan sederhana. Meski Sehun berasal dari keluarga yang cukup berada, ia yang sejak dulu memutuskan tinggal jauh dari orang tuanya memang sudah cukup mandiri dan tidak bergantung pada keluarganya. Itu membuatnya cukup matang dalam mengelola kepentingannya sendiri, ia bisa saja membuat pesta yang cukup besar, tapi Chanyeol sendiri tidak menginginkan hal yang berlebihan untuk pernikahannya, jadi mereka pun sepakat untuk membuat upacara pernikahan yang sederhana namun bermakna bagi keduanya.

Seminggu lalu Sehun mengajak Chanyeol menemui kedua orang tuanya beserta noona-nya dikediaman mereka. Chanyeol sempat khawatir akan ditolak mengingat ia tidak memiliki siapapun saat ini dan berasal dari keluarga yang menurutnya tidak jelas, tapi kekhawatirannya sirna begitu mereka menerimanya dengan hangat, Ibu Sehun bahkan berulang kali mengatakan kalau ia bersyukur Sehun menemukan seorang yang tepat, ayah Sehun yang merupakan pensiunan jaksa pun terlihat hangat kepada Chanyeol. Chanyeol jadi mengerti dari mana pribadi Sehun yang baik berasal, dan lagi-lagi ia tidak bisa tidak bersyukur karenanya.

_______________________________________

"Wah sepertinya kalian semakin sibuk saja"

Chanyeol dan Sehun sama - sama menengok saat sebuah sumber suara menginterupsi kegiatan mereka yang tengah menyusun surat undangan. Pekerjaan Chanyeol yang menuntutnya untuk tetap beraktivitas di hari libur jelas berbenturan dengan jadwal Sehun yang justru hanya memiliki waktu sengang dihari sabtu dan minggu, itu sebabnya hari ini Sehun lah yang datang ke cafe untuk mengurus hal - hal yang bisa mereka kerjakan bersama.

"Ohh Kai-ahh,tidak kok.. Ini kami hanya perlu menyelesaikan undangan saja.hehe" Jawab Chanyeol ketika menemukan Kai tengah berdiri di meja mereka.

"Maaf Kai, kuharap kau tidak keberatan kalau aku mengganggu waktu kerja karyawanmu yang satu ini" Sehun menimpali, bagaimanapun ia tetap tidak enak pada bos Chanyeol ini karena mengganggu waktu kerja Chanyeol. Meski terlihat Kai sama sekali tidak keberatan.

"Tidak masalah, cafe juga belum terlalu ramai. Lagipula aku sebenarnya sudah memyuruh Chanyeol mengambil libur jika ia membutuhkannya. Tapi kau tau kan bagaimana dia, ia malah menolaknya mentah - mentah! Kai tidak bisa tidak tersenyum ketika melihat Chanyeol yang cemberut karena kata - katanya.

" Yahh.. Kau memang mengenalnya sama baiknya denganku" Sehun mengangguk setuju sambil memandang Chanyeol dan Kai bergantian.

"Huhh.. Akukan hanya tidak ingin melimpahkan pekerjaanku kepada orang lain" Chanyeol mencoba membela diri dihadapan dua orang yang menurutnya sama - sama mengenalnya dengan baik. Sehun dan Kai hanya bisa terkekeh mendengarnya.

"Bagaimana persiapan lainnya, apa ada yang perlu kubantu?"

"Hmm.. Kami rasa tidak ada Kai, terima kasih! Selain undangan ini kami hanya perlu menunggu pakaian pengantin yang beberapa hari lagi selesai, jadi selebihnya semua sudah oke!" Jawab Sehun.

"Hmm.. Baiklah, kalau begitu. Sebaiknya aku segera menyingkir agar kalian bisa melanjutkannya...... Aku titip Chanyeol padamu Sehun, aku harap kalian bahagia" Kai meletakkan telapak tangannya pada pundak Chanyeol yang tak urung dibalas Chanyeol dengan juga meletakkan tangannya di punggung tangan Kai.

"Terima kasih Kai-ahh, kau juga harus bahagia. Kuharap kau segera menemukan seseorang yang baik dan cepat - cepat menyusul kami" Chanyeol berucap tulus sekali, Kai yang mendengarnya tidak bisa tidak menghangat dibuatnya.

".. Aku berharap juga begitu....Yasudah aku tinggal dulu ya, ada laporan yang perlu kuselesaikan" Chanyeol dan Sehun sama - sama menggangguk. Sehun memandangi punggung Kai yang mulai hilang di balik pintu ruangan, ia cukup memahami bahwa Kai masih memiliki perasaan yang tersisa untuk Chanyeol. Ia memang sudah tahu sejak lama, dan ia rasa Kai pun tahu bahwa ia sudah mengetahuinya. Sehun hanya tidak merasa perlu membahasnya dengan serius karena ia juga tahu bahwa Kai sendiri mengerti bagaimana posisinya bagi hidup Chanyeol saat ini.

Disaat Sehun tenggelam dalam pemikirannya, Chanyeol sendiri malah terpaku dengan satu undangan yang saat ini ada dihadapannya. Disana tertera nama Kris yang membuatnya mengingat kejadian terakhir saat mereka bertemu waktu itu. Itulah yang membuatnya ragu, apakah tidak apa - apa mengundangnya. Tapi ia juga akan merasa tidak enak jika tidak mengabari kabar bahagianya ini kepada orang yang sudah ia anggap sebagai hyung-nya sendiri.

"Tidak apa - apa Chanyeol, Kris hyung pasti akan mengerti dan ikut berbahagia mendengarnya" Ia pun mengangguk - angguk yakin ketika menemukan jawaban atas keraguannya.

"Kenapa mengangguk - angguk begitu yeol?" Sehun bertanya heran saat menemukan Chanyeol yang mengangguk - angguk dalam keterdiamannya.

"Ahh.. Tidak apa - apa! Ayoo kita lanjutkan, sebelum cafe benar - benar ramai" Sehun pun menyetujuinya dan mereka pun kembali berkutat dengan undangan - undangan tersebut hingga setengah jam kemudian Chanyeol harus meninggalan Sehun dan membiarkan Sehun menyelesaikan sisanya seorang diri ketika cafe sudah kedatangan banyak pengunjung.

_____________________________________

Chanyeol merapikan rambutnya yang masing basah sekenanya ketika mendengar bel apartementnya berbunyi. Dan alangkah terkejutnya Chanyeol ketika menemukan wajah ayahnya didepan pintu.

" A.. Appa... Mau apa, appa kesini!" Entah kenapa Chanyeol merasa rentan ketika berhadapan dengan laki - laki itu terlebih terdapat beberapa orang yang terlihat seperti pengawal dibelakangnya.

"Aku akan membawamu menemui calon suamimu yang sudah kukatakan waktu itu. Bersiaplah segera, kita tidak memiliki banyak waktu!!" Ucap laki - laki tersebut dengan kesan memerintah yang kentara sekali.

"A.. Appa.. Appa aku tidak mau.. A- aku sudah bi.. bilang kalau tidak mau!" Chanyeol mulai panik, tangannya yang sedang menggenggam gagang pintu terlihat bergetar. Dan dari semua bahasa tubuhnya yang memancarkan kepanikan,  di mata bulat itulah ketakutan terlihat jelas.

"Apa saat itu aku memberikanmu pilihan untuk menolak? Kau ikut sekarang atau aku akan menggunakan caraku sendiri"

"Appa.. Aku mohon! Aku tidak mau.. Aku tidak mau, kumohon!!"

"Baik, aku rasa aku tidak bisa bersikap lembut kepadamu. Kalian!! Bawa anak ini sekarang juga" Ayah Chanyeol yang mulai geram pun memerintah tiga orang suruhannya untuk menyeret Chanyeol. Chanyeol yang menolak pun berusaha berontak, tetapi usahanya terasa sia - sia ketika tiga orang pengawal itu memiliki badan yang lebih besar dari dirinya.

Selama didalam mobil Chanyeol tidak berhenti sesenggukan, ayahnya yang duduk disebelahnya pun tidak merasa terganggu sedikitpun dengan tangisannya.

"Appa.. Aku mohon.. Aku tidak pernah membencimu, aku juga tidak pernah marah pada Appa.. Aku mohon Appa.. Aku tidak bisa melakukan ini.. Appa.. Aku tidak bisa!"

.......

"Hikss.. Appa..."

"Kau tidak dalam kondisi kau bisa menolaknya Chanyeol" Laki - laki dengan marga Park itu akhirnya bersuara meski tanpa ekspresi sedikitpun.

"Hikss.. Hikss........"

"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah bertemu dengan calon suamimu, dan kurasa saat kau bertemu dengannya nanti kau akan berhenti menolak. Aku jamin itu"

"Aku.. Aku tidak mau appa.. Hiks..Hiks"

......

"Berhenti menangis sekarang, kita sudah sampai. Aku tidak peduli jika harus menarikmu kedalam, tapi apa kau mau mencari perhatian didepan orang banyak dengan meronta dan menangis seperti itu?" Mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah restoran mewah ketika tuan Park memerintahkannya untuk merapikan penampilannya yang kacau setelah menangis, Chanyeol mulai terisak pelan begitu mendengar kata - kata appa-nya yang jelas tahu betul kalau Chanyeol tidak akan mencari perhatian maupun bersikap berontak di tempat umum.

Mereka pun mulai memasuki restoran dengan tangan tuan Park yang mencengkeram lengan Chanyeol, Chanyeol hanya bisa mengikutinya sambil menundukan kepalanya menghindari orang lain melihat wajah sembabnya, mereka diantar oleh pelayan menuju sisi restoran yang sepertinya cukup privasi karena hanya ada seseorang yang menunggu disana.

"Maaf kami terlambat, apakah anda sudah menunggu lama Tuan?"
Ayah Chanyeol menyapa seseorang yang tengah duduk di bangkunya dengan nada yang ramah, berbeda sekali dengan intonasi yang ia gunakan ketika berbicara dengan Chanyeol tadi.

"Tidak masalah..... Saya memang cukup bersemangat bertemu dengan Chanyeol. Hmm.....

" Apa kabar Chanyeol?"

TBC

DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang