"Jungkook-ah, aku- aku- aku hamil..."
Jungkook terdiam, sekotak susu strawberry yang sedari dipegangnya ikut terdiam. Naluri dan gerakan alam yang Yoora dapatkan begitu mengetahui dirinya hamil terjadi juga pada Jungkook, mata Jungkook yang sedari tadi menatap Yoora tanpa komando langsung turun menatap perut Yoora. Entah apa yang terjadi dada Jungkook ikut bergemuruh kencang.
Lama tak terdengar jawaban dari Jungkook, keduanya mematung setelah mendengar perkataan dari Yoora. Yoora mulai gusar lagi, ketakutannya terbukti, Jungkook sepertinya tidak menginginkan bayi ini, jika Jungkook tidak mau menerimanya, Yoora sudah bertekad akan menghidupi anaknya sendiri. Yoora kembali mengusap perutnya pelan, tangannya masih gemetar diatas perutnya.
Yoora tak berani menatap Jungkook didepannya. Lain hal nya dengan Jungkook, mata Jungkook tak lepas dari perut Yoora, dia terdiam memandangi perut Yoora, entah kenapa hanya melihat seperti ini terbesit rasa bahagia dan sedih yang mendalam di benaknya.
Jungkook tersadar saat melihat tangan Yoora mengusap perutnya.
'bodoh', seperti mengutuki dirinya sendiri Jungkook tersadar bahwa dari tadi dia hanya diam karena menatap perut Yoora, padahal Yoora di hadapannya menunggu jawabannya.
"Yoora-ya,, ayo kita menikah!" ucapan pelan Jungkook terdengar Yoora. Yoora mengangkat kepalanya menatap Jungkook yang ada dihadapannya. Menatap dengan pandangan bertanya apakah Jungkook serius dengan ajakannya. Dan Jungkook mengangguk untuk meyakinkan Yoora bahwa dia serius.
Yoora tersenyum, ketakutannya tidak terbukti. Jungkook bersedia menerima bayi yang dikandungnya, bahkan mengajaknya menikah. Meski Yoora tidak yakin apakah Jungkook mencintainya atau tidak. Dia rasa yang terpenting bayi ini merasakan seperti apa memiliki orang tua yang lengkap. Tanpa sadar tangan Yoora kembali mengusap perutnya dengan senyum bahagia.
'Baby, kau sudah bertemu dengan ayahmu kan?'
"Yoora-ya, tunggulah sebentar, aku akan bersiap. Aku akan membawamu kerumah orangtua ku!" Jungkook pergi ke arah kamarnya meninggalkan Yoora yang tersenyum bahagia sambil mengusap perutnya.
Jungkook masuk ke kamarnya, begitu menutup pintu kamarnya dia terjatuh ke lantai. Tangannya mengepal kuat menahan segala perasaannya. Entah dia harus bahagia atau sedih.
Jungkook bangkit mendekat ke arah ranjangnya, tangannya meraih frame foto kecil yang terpajang di meja kecil sebelah ranjangnya. Ujung jari Jungkook mengusap lembut foto seorang gadis yang tengah duduk tersenyum menemani gambar dirinya disana.
Setetes air mata terjatuh. Ini kedua kalinya Jungkook menangis setelah berita tentang kehamilan Hyejin.
"Hyejin-ah, apa yang harus aku lakukan? Aku- aku- aku-" perkataan Jungkook terputus karena tangisnya.
"maafkan aku, hyejin-ah.."
Yoora menunggu Jungkook yang sedang bersiap, cukup lama Jungkook keluar hingga susu coklat di meja telah habis. Gadis itu merindukan kotak susu coklat disini.
"maaf lama menunggu. Ayo berangkat!" Jungkook tersenyum dan segera mengajak Yoora keluar rumahnya. Sepertinya hari ini akan jadi perjalanan panjang bagi keduanya.
Entah hanya perasaan Yoora atau apa, Jungkook berubah menjadi sangat perhatian padanya. Walau hanya sekedar hal kecil. Seperti saat Yoora hendak menuruni tangga kecil didepan rumah Jungkook, Jungkook begitu memperhatikan langkah Yoora, takut gadis itu akan terjatuh atau apa, Jungkook terlihat begitu memperhatikan Yoora, mungkin karena anak yang dikandungnya. Dan saat masuk ke dalam mobil pun Jungkook membukakan pintu untuk Yoora.
"Yoora-ya, kau sudah makan? Apa baik-baik saja baginya kalo kita melakukan perjalanan panjang hari ini? setelah dari tempat orang tuaku, aku akan kerumah orangtua mu untuk bertanggung jawab." Jungkook berkata sambil menunjuk kearah perut Yoora.
KAMU SEDANG MEMBACA
The RED [M] ✔️
Fanfiction[COMPLETE] Song Yoora, takdirnya telah digaris merah. Merelakan hatinya pada sahabatnya yang dicintai. Dan merelakan hidupnya untuk sahabat yang diharuskan bersamanya. Hingga sebuah kehilangan mengajarkan Yoora pada siapa hatinya berlabuh pada akhir...