009. Bye

23.2K 2.3K 132
                                    

Pagi itu Yoora kembali kerja di proyek. Badannya telah kembali sehat dan tenaganya telah pulih. Sepertinya sakitnya kemarin hanya karena kelelahan.

Sesampainya dikantor, Yoora segera mencari Jungkook. Karena semenjak kemarin Yoora belum sempat mengucapkan terimakasih pada Jungkook sama sekali, dan saat berangkat baru saja dia dijemput Taehyung tanpa bertemu Jungkook.

"Taehyung-ah, kau tahu dimana Jungkook? Kenapa dia tak masuk hari ini?" Yoora mendekati Taehyung disaat lelaki itu mulai membereskan meja kerjanya. Jam pulang telah hampir tiba, tanpa kehadiran Jungkook, sepanjang hari dikantor itu terasa sepi.

"Dia sedang ada urusan di keluarganya! Dia sudah meminta ijin pada bos untuk pulang ke rumahnya!" jawaban Taehyung membuat Yoora terkejut, kenapa Jungkook tak bercerita apapun kemarin saat menunggunya.

"Tae, kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?" Yoora berharap jawaban tidak dari Taehyung, namun raut wajah Taehyung mengisyaratkan lain. Taehyung tahu sesuatu hal, Yoora menatap Taehyung dengan pandangan menuntut penjelasan.

"Hyejin... hyejin hamil..."

Yoora sukses membulatkan mata begitu mendengar jawaban Taehyung. Hyejin hamil,, tidak mungkin itu anak Jungkook. hampir setengah tahun Jungkook tak pulang, mana bisa Hyejin hamil anak Jungkook, berarti selama ini-

Pikiran buruk melintas dikepala Yoora, yoora tersadar begitu melihat ponsel Taehyung bergetar di meja dekatnya.

Youngi call~~

Yoora tak tahu bagaimana harus mengatasi sebuah kejutan, untuk kedua kalinya mata Yoora kembali membulat, melihat Taehyung berjalan menjauh dan menjawab panggilan dari Nayoug.

'Dia adalah satu-satunya perempuan yang bisa meruntuhkan hatiku, entah kenapa hanya pada dia aku bisa memberikan segala yang ada padaku'

Seperti tertampar oleh sebuah kenyataan, dada Yoora begitu sesak. Seperti oksigen hilang dari sekelilingnya. Tangan Yoora bergetar dan tubuhnya menegang seketika melihat Taehyung yang mulai menjauh. Dengan perlahan Yoora berdiri dan lari ke luar dari tempat kerjanya.

☘️☘️☘️

Disinilah Yoora berdiri, ditepi sungai Han. Langit sudah mulai menggelap dan sepanjang jalan dari kantornya tadi Yoora berlari. Entah berapa kali dia menabrak pejalan kaki yang lain. Tangan Yoora terulur memeluk tubuhnya sendiri.

Sisa-sisa pelukan dan ciuman Taehyung semalam masih bisa dirasakannya. Seketika jantungnya berdenyut ngilu, jantungnya berdetak menyakitkan. Mata Yoora memerah karena begitu banyak air mata yang telah dikeluarkannya.

Ponsel dari saku Yoora bergetar terus menerus. Tanpa dilihat Yoora tahu itu panggilan dari Taehyung. Entah apa yang ada di pikira Yoora yang membuatnya berlari meninggalkan Taehyung. Yoora mengambil ponsel dari sakunya. Telah ada 13 panggilan tak terjawab dan 5 pesan masuk. Semuanya dari Taehyung.

'Yoora, kau dimana? Biarkan aku menjelaskannya!'

Taehyung call~~

Ponsel yang dipegang Yoora kembali bergetar. Taehyung kembali menghubunginya. Yoora tahu dia tak mungkin bisa menghindari Taehyung terus menerus. Dia bukan anak kecil lagi yang harus lari dari kenyataan.

"Yoora-yaa, Yoora-ya, kau dimana? Maafkan aku.." suara Taehyung terdengar begitu khawatir dan bersalah sesaat setelah Yoora menerima panggilannya.

"Aku baik-baik saja Tae.." demi apa yang ada didepan Yoora, gadis itu benar-benar sedang menahan sesak di dadanya. Air matanya keluar tanpa suara, dan tanpa diketahui Taehyung.

"Maafkan aku Yoora-ya, kau dimana? Aku akan menyusulmu.."

"Tidak, tidak perlu Tae.."

"Yoora-ya, aku mencintaimu. Kumohon katakan kau ada dimana.." suara Taehyung berubah sendu. Namja itu benar-benar ingin menemui Yoora saat ini.

"Tidak..." terdengar Yoora menarik dan membuang napas berat. Diujung sambungan Taehyung terdiam menunggu Yoora mengatakan sesuatu.

"jangan katakan hal itu padaku Tae. Aku tahu kau sangat mencintai Nayoung. Tidak ada perempuan lain yang bisa menggantikan Nayoung dihatimu Tae, termasuk aku. Bukankah kau sendiri yang berkata bahwa hanya dia yang bisa meruntuhkan hatimu? Dan hanya pada dia kau memberikan segalanya yang ada padamu. Ku mohon Tae! Berhenti melakukan ini padaku! Jangan melihatku lagi, kumohon! Tetaplah menuju ke arahnya dan biarkan saja aku melihatmu dari belakang!!" Yoora berhenti sejenak untuk mengambil oksigen disekitarnya.

"Berhenti meyakinkanku atau dirimu sendiri bahwa kau mencintaiku. Kau hanya mencintai Nayoung Tae. Kumohon setelah ini jangan perlakukanku seperti kemarin, karena itu akan lebih membuatku sakit Tae. Dan-" Yoora menjeda perkataannya sebelum menghembuskan nafas beratnya. "Terima kasih untuk kemarin. Selamat malam Tae."

Tuutt~~ Tuutt~~

Sambungan telepon diputuskan Yoora tanpa mendengar jawaban Taehyung. Tangan Yoora bergerak mengusap air mata di wajahnya. Dia hanya akan menyakiti dirinya terus jika seperti ini.

Ponsel yang digenggam Yoora kembali bergetar, Yoora sudah hendak menolak panggilan itu namun dibatalkannya saat dia tahu siapa yang menghubunginya.

"Yoora-ya, temani aku!" Yoora tercekat mendengar suara Jungkook, ternyata selain dia, Jungkook pun sedang sakit. Tanpa berpikir panjang, begitu Jungkook menyebutkan dia berada dimana, Yoora langsung menyusul Jungkook saat itu juga.

Suara dengungan musik terdengar begitu kencang di café itu, yoora berada di sebuah hall club. Kepalanya memutar-mutar mencari sosok Jungkook. Kepalanya berhenti disudut café, menatap lelaki yang tengah dikerubungi 2 wanita berpakaian seksi. Dari jauh pun Yoora tahu itu Jungkook.

Yoora berjalan mendekati Jungkook, terlihat Jungkook memutar-mutar sebuah botol yang diyakini itu wine.

Oh, begitukah cara menghilangkan sakit hati?

Dengan desakan kuat Yoora langsung merebut botol wine dan meminum sisa setengah botol hingga habis. Jungkook sudah hampir meneriaki orang yang mengambil wine nya dengan tidak sopan, namun mulutnya terdiam saaat melihat Yoora tengah menahan pahit rasa wine dengan wajah yang memerah.

"Yayyyy! Kau kenapa meminumnya??" Jungkook membentak pelan Yoora, mendudukkan Yoora disampingnya setelah menyuruh dua wanita yang menemaninya tadi pergi dengan pandangan tidak sukanya ke Yoora.

"kenapa kau tak bilang minuman ini bisa menghilangkan sesak disini! Harusnya kau mengajakku terus supaya disini tak sakit lagi!" Yoora berkata sambil menunjuk botol dan dadanya bergantian. Sepertinya Yoora mulai terpengaruh wine.

"Paman!! Beri kami satu botol lagi!" teriak Yoora pada bartender bar yang jelas mendapat lirikan tajam karena dipanggil paman.

Dan malam itu, kedua sahabat itu menghabiskan sebotol wine hingga membuat keduanya mabuk.

~~

Sinar matahari masuk melalui kaca jendela dari kamar Yoora. Mata Yoora mengerjap merasakan sinar matahari yang masuk. Kepalanya kembali terasa sakit, sepertinya karena pengaruh wine semalam karena diingatnya sakit darah rendahnya kemarin telah pulih.

Dengan mata yang setengah terbuka Yoora menarik selimut untuk menutupi bahunya. Yoora terkejut saat melihat bahunya terekspos tanpa tertutup apapun, pantas saja dia merasa begitu kedinginan karena bahunya terkena ac langsung tanpa tertutup apapun.

Yoora masih belum tersadar penuh kenapa tubuhnya bisa tak mengenakan apapun. Kesadarannya kembali disertai mata yang membulat sempurna begitu tahu bahwa dibelakang tubuhnya dan masih diranjang bersamanya, ada sosok manusia lain yang masih tertidur sempurna. Seketika tangannya meraba seluruh tubuhnya dan jantungnya tercekat saat menyadari dirinya tak mengenakan pakaian apapun begitu juga dengan namja disampingnya.

"Jungkook-ah..." Yoora terdiam, tangannya menutup mulutnya yang setengah terbuka karena terkejut. Jantungnya berhenti berdetak seperti hidupnya berhenti saat itu juga.

- rewritten on Jan 02, 2018

Nah guys, Jungkook sama Yoora ngapain nih??

The RED [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang