02

1.7K 129 23
                                    

"Lo bener-bener yah Ka, baru dua hari gue jadi temen lo, lo udah bikin gue dihukum kayak gini." Jedanya sebentar sambil terus berlari. "Kita tuh baru masuk SMK, tiga hari dan lo udah bikin predikat buruk ke wali kelas kita. Lo tau kan, Pak Burhan itu salah satu guru yang menakutkan, gue gak mau cari masalah sama dia. Bisa-bisa nilai matematika gue nol satu semester, cuman gara-gara masalah ini." Dante mendongak menatap langit sambil terus berlari.

Satu menit berlalu. Merasa tak ada respon dari Kaka, Dante pun menoleh dan seketika memberhentikan langkahnya. Orang yang sedari tadi diajaknya berbicara tak ada di sampingnya. "Kemana anak itu?" Gumangnya, sambil mengedarkan mata keseluruh penjuru lapangan.

Tak cukup semenit, Dante menemukan sosok Kaka yang sedang berdiri di bawah pohon ketapang pinggir lapangan dengan seorang gadis disampingnya, sambil sesekali gadis itu tertawa saat Kaka berbicara.

Tiba-tiba saja dirinya merasa kesal pada Kaka.

***

Sambil berlari, mata Kaka tak hentinya-hentinya mengitari setiap sudut lapangan, tanpa menghiraukan Dante yang sedari tadi komat-kamit di sampingnya, entah apa yang dikatakannya, Kaka tak peduli. Tiba-tiba fokusnya tertuju pada gadis yang duduk di bawah pohon ketapang sambil membenamkan kepala dibalik lipatan tangannya. Kaka memelankan langkah kaki, melihat Dante terus berlari di depannya semakin menjauh.

Tak ingin membuang-buang kesempatan, Kaka berlari keluar lapangan menghampiri gadis pohon ketapang, itu menurutnya.

"Hi ... Boleh gabung gak?" Kaka berdiri di samping sosok gadis yang masih setia pada posisinya.

Tak ada respon, Kaka membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah gadis berambut ekor kuda tersebut, lalu mengarah ke telinga si pemilik rambut ekor kuda itu dan "Fuhhh ..." gadis itu terkesiap, menatap Kaka yang cengengesan karena iseng meniup telinganya.

"Sorry ... Sorry, gak maksud kok," senyumnya sambil mengacungkan tangan membentuk V. "Kamu ngapain tidur disini?" Tanya Kaka semanis mungkin.

"Terlambat, terus gak di izinin masuk jadi kesini aja." Jelasnya sambil mendongakkan kepala menatap kaka yang masih berdiri di sampingnya. "Kamu sendiri ngapain disini?" Tanyanya balik.

"Oh ... gak ngapa-ngapain sih, cuman mau mastiin apakah yang tidur di bawah pohon ketapang itu manusia atau kuntilanak."

"Mana ada kuntilanak pakai seragam SMA." Gadis itu tersenyum melihat Kaka tertawa mendengar jawabannya.

"Iya juga sih ... kamu ternyata lucu yah, kayaknya kita cocok. Jadian yukk?" gadis berambut ekor kuda itu melotot mendengar perkataan cowok berkumis tipis yang masih berada di sampingnya. menurutnya, cowok ini sedikit gila, mungkin?

"Apaan sih ... kenalan juga belum."

"Wah ... kamu ngajak kenalan?" Sambil mengulurkan tangan kanannya Kaka berucap, "kenalin namaku Kaka Maulanaskara, bisa dipanggil Kaka, aku anak XManajemen1, berstatus jomblo tapi sebentar lagi taken sama kamu."

Gadis itu ingin tertawa sekeras mungkin, sungguh. Menurutnya, cowok yang ada di hadapannya ini benar-benar sudah tidak waras. Tapi tak urung gadis itupun membalas uluran tangan Kaka.

"Kenalin ... nama aku Ama, anak XManajemen3, salam kenal."

"Wah ... anak manajemen juga yah? Berart--" belum sempat Kaka melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Dante muncul dari belakang menepuk pundaknya sebentar, lalu terduduk lemas di hadapan Ama, sambil mengibas-ngibaskan seragamnya.

"Anjir lo Ka, ninggalin gue sendirian di lapangan kaya orang gila ngomong sendiri," Tatapnya kesal ke arah Kaka.

"Sorry ... sorry, habisnya liat bidadari di bawah pohon sendiri itu gak boleh di anggurin makanya gue temenin," ucapnya menatap Ama. Namun Ama tak merespon, gadis itu sepertinya tak mendengar ucapannya barusan. Buktinya gadis itu masih fokus menatap Dante. Kaka pun menghela nafas.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang