Me : Ma, Aku mau ngomong sesuatu..
Kaka menghela nafas setelah mengirimkan pesan singkat itu pada Ama. Sebentar lagi ia akan menyakiti gadis yang selama satu bulan belakangan telah mengisi hari-hari nya. Sekarang ia hanya berharap, semoga keputusan nya tidak salah.
Setelah dua puluh menit menunggu akhirnya benda pipi yang masih di genggamnya berdering, menampilkan notif dari Ama.
Ama 👻 : Iya Ka, ada apa?
Setelah membaca balasan Ama, Kaka kembali membalas,
Me : Aku mau minta maaf sebelumnya, maaf jika selama kita pacaran, aku belum bisa kasi yang terbaik buat kamu, belum bisa bahagiain kamu 🙏. Tapi aku bersyukur pernah kenal dan pernah merasakan kasih sayang kamu, terima kasih untuk semuanya 😊
Setelah berulang kali membaca pesan yang di ketiknya, akhirnya Kaka mengirim 'kan nya pada Ama.
Tak cukup semenit Ama kembali membalas,
Ama 👻 : Maksud kamu apa? Kok ngomong nya gitu? 😕
Me : Aku mau kita putus 🙏
Ama 👻 : Ka, bercandaan kamu nggak lucu 😒
Me : Aku serius, aku mau kita putus. Maaf kalau aku memutuskan secara sepihak tanpa persetujuan dari kamu.
Ama 👻 : Tapi kenapa? Perasaan hubungan kita baik-baik aja. Aku ada salah yah sama kamu? Atau ada sifat aku yang ngak kamu suka? Maaf Ka 🙏
Me : nggak kok kamu udah sempurna..
Ama 👻 : Terus kenapa kamu mutusin aku?
Me : Aku mau fokus belajar dulu sekarang, soalnya kamu tau 'kan kondisi kehidupan aku gimana, jadi aku harap kamu bisa ngerti, maaf sekali lagi 🙏
Setelah mengirimkan balasan pesan untuk Ama, Kaka melangkah menghampiri ranjang lalu menghempaskan tubuhnya disana, mengabaikan benda pipi yang masih di genggamnya terus berdering menandakan adanya panggilan masuk.
Tanpa melihat siapa si penelpon pun, Kaka sudah bisa menebak kalau itu pasti telpon dari Ama yang meminta penjelasan atas hubungannya.
Dering ketiga, Kaka tidak juga mengangkatnya. Mungkin lebih baik tidak menjawab dari pada ia harus mendengar suara Ama yang pastinya di iringi isak tangis. Ia tidak ingin merasa bersalah lebih dari ini.
Dua menit berselang, telpon genggamnya tak lagi berdering, akhirnya ia memutuskan untuk memeriksa nya.
Tiga panggilan tak terjawab dari orang yang sama 'Ama 👻' Kaka menghela nafas lalu menyimpan benda persegi itu di nakas ranjang, ia memutuskan untuk mengabaikan nya saja, setelah itu memejamkan mata lalu terlelap.
***
Ama baru saja menyelesaikan makan malam nya bersama Ayah, Ibu dan juga Adiknya saat ia memasuki kamar dan meraih benda pipi yang ditinggalnya hampir sejam.
Setelah membuka kunci layar ia disuguhkan oleh beberapa notif, mulai dari grub takrow nya, grub kelas, sampai notif pribadi. Tapi diantara keseluruhan Ama selalu memprioritaskan membuka notif dari Kaka terlebih dahulu selaku pacarnya.
Ama menekan notif dari cowok berhidung mancung itu lalu membaca isi pesannya.
Kaka 💕 : Ma, Aku mau ngomong sesuatu..
Gadis berhidung mancung itu mengeryitkan dahi heran, tidak biasanya Kaka meminta izin saat ingin mengatakan sesuatu.
Me : Iya Ka, ada apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
Teen Fiction"Saat masa remajaku harus menjadi korban, atas kerasnya hidup yang tak main-main." - Kaka Maulanaskara . . . . . . . Bismillah, Ini Cerita pertama jadi mohon maaf jika masih banyak kesalahan dan typo, soalnya baru belajar.