#Wish17: Mengetahui kabar (Aldo)
#Wish18: Sehat (Olivia)
**
“Kemarin sore lo pulang jam berapa, Do?” tanya Tristan. Kini mereka—Aldo, Tristan, Ricky, Galih, dan Adit—sedang berada di salah satu meja kantin sambil memakan baso tahu masing-masing.
“Nyampe rumah jam 6, kenapa?” ujar Aldo.
“Buset, ngapan dulu lo di sekolah? Gerbang aja ditutup jam 5” komentar Galih.
Sekilas Aldo mengingat kejadian kemarin. “Olive masuk rumah sakit”
“Hah? Gimana bisa?” tanya Adit.
“Lo yang bawa apa gimana?” kini Ricky yang mengeluarkan suara.
Aldo masih menikmati baso tahu-nya dengan santai. “Iya”
Keempat cowok dihadapannya melotot berbarengan. “Hah?! Gimana ceritanya?” tanya Tristan dengan suara agak keras sehingga mengundang perhatian anak-anak yang tengah makan di kantin juga.
Yang ditanya mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru kantin dan meminta maaf atas kelakuan salah satu sahabatnya ini yang kadang toa abis. Selanjutnya ia memutar mata malas, “Woles bos, kaya lo gak pernah gendong Molly ke UKS aja waktu dia pingsan pas upacara aja” (TTS [1] – Nerdstar – Empat Belas)
“Eh, sialan” rutuk Tristan. “Emang si Olive pingsan kemarin?”
“Iya lah, bego! Kalo nggak pingsan mana mau gue bawa dia ke RS”
“Dia kenapa bisa sampe pingsan gitu?”
“Lo liat gak, sih sebelum kita pulang tuh dia emang udah kayak kecapean gitu. Tapi tetep maksain main” kini Ricky yang menjawab.
Aldo ingat jelas bagaimana Olive lari dari lapangan menuju lab biologi lalu duduk memojok dan meminum beberapa pil obat. Semua terekam jelas. Bahkan saat Olive dengan keras kepala-nya berteriak menyuruh Aldo untuk menjauh, sampai akhirnya dia pingsan. Berbagai petanyaan kembali berunculan. Shit, umpatnya.
Tapi Aldo lebih memilih untuk tidak menceritakan kejadian itu. Siapa tahu Olive juga tidak mau ada yang tahu tentang penyakitnya yang sampai sekarang pun tidak diketahui oleh cowok itu. “Ng.. Olive kayaknya emang kecapean gitu. Terus pingsan, gue bawa ke RS”
Untungnya empat orang itu hanya manggut-manggut. Tidak bertanya lebih jauh lagi.
Diam-diam Aldo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Mencari cewek itu. Dan ia tidak menemukannya. Hanya menemukan Rara dengan Naura, anak kelas IPS – 1. Dan dengan cepat ia dapat menyimpulkan kalau Olive memang tidak masuk sekolah. Ya, iyalah, bego! Pulang dari rumah sakit aja belum tentu. Apalagi masuk sekolah. Batinnya.
**
“Ra, Olive gak masuk?” dengan nekatnya Aldo menanyakan hal tersebut kepada Rara yang sedang berjalan di koridor menuju parkiran. Waktu sudah menunjukan angka 2 lebih 10 menit. Waktunya para siswa JB pulang ke rumah masing-masing.
Rara mengangguk. “Kenapa? Nyariin ya, lo?”
Aldo buru-buru menggeleng, “Enggak, lah. Hari ini ada latian basket abisnya” dusta Aldo.
Dahi Rara berkerut bingung, “Loh? Bukannya kalian latian setiap senin-kamis?”
Cowok itu merutuki dirinya karena memberikan alasan yang sama sekali tidak masuk akal. “Eh, i—itu, kan ada tambahan”
“Tadi perasaan gue liat Ricky pulang duluan, deh?”
Aldo berdecak kesal, “ah, udahlah. Gak penting juga. Yaudah gue duluan deh” lalu ia buru-buru mempercepat langkah menuju parkiran.
Tetap dengan cepat Rara memanggil namanya, membuat ia mau tidak mau menghentikan langkahnya.
“Apa?” Aldo berbalik.
“Hari ini gue mau jenguk Olive. Mau ikut? Berhubung gue juga gak tau kamarnya Olive dimana” tawarnya.
Aldo tampak menimbang-nimbang. Tapi akhirnya ia menggeleng. “Enggak, ah. Lantai 4 kamar 405”
Rara manggut-manggut, “yaudah deh. Mau nitip salam?” kini ia tersenyum jahil.
“Gausah, elah. Ngapain”
“Beneran nih?” tanya Rara masih dengan senyum jahilnya yang tentu membuat Aldo risih.
Aldo hanya berdecak.
**
“Hai, Liv” sapa Rara begitu ia masuk ke kamar pasien bernonor 405 itu. Terlihat Olive yang terbaring lemas sambil menonton TV. Piring makanan yang berada di nakasnya masih tersisa setengah porsi.
Olive menengok, “Eh, elo Ra”
Rara tersenyum lalu menaruh buah-buahan di meja dekat sofa. Lalu menarik kursi kecil dan duduk di samping ranjang.
“Kenapa, lo? Kecapean?” tangan Rara menyentuh dahi Olive, memang agak lebih tinggi dari suhu orang normal.
Olive buru-buru menepis tangan Rara. “Apaan sih, ah. Gue gak kenapa-napa”
“Gak kenapa-kenapa dari hongkong! Kalo nggak kenapa-kenapa harusnya tadi lo masuk sekolah dan duduk bareng gue. Bukannya Darrel. Males banget gue sama dia.” cibir Rara.
Detik selanjutnya tawa Olive pecah. “HAHAHA. Jadi lo tadi duduk sama Darrel? Gila, ya, tuh anak HAHAHA”
Cewek dihadapannya hanya memutar mata, “Udah gue usir berkali-kali tetep aja ngotot pengen duduk sebelah gue. Ya tuhan, gue salah apa sih sebenernya sampe bisa dikejar-kejar Darrel parah banget?”
“Tapi masih untung kan, daripada nggak ada yang mau? HAHAHA” tawanya memenuhi kamar pasien. “Gue bisa bayangin ekspresi lo yang ilfeel-ilfeel gitu HAHA”
“Udah ah gausah bahas Darrel si kutu kupret.” Ujar Rara. “Eh, iya. Tadi Aldo nanyain lo, loh”
Tawa Olive mereda, ia menautkan alisnya, “nanyain?”
Yang ditanya mengangguk yakin, “hmm-mm. Tadi dia nanyain lo masuk apa engga”
“Kapan?”
“Pas pulang.”
Olive mendengus, “Yah, itu sih bego namanya. Masa nanyain gue masuk apa engga pas pulang. Kalo mau nanyain dari pagi kek. Aneh banget tuh anak”
Rara tersenyum jahil, “Tapi kayaknya sebenernya dia itu care, Liv”
“Lah, care darimana nya coba. Cuma nanyain gitu doang, siapa tau emang ada urusan, gitu”
“Ya, tapi kan—“
“Gausah bahas Aldo deh, Leora” Olive sengaja menekan kata ‘Leora’.
Rara mendengus, “Gausah ngikutin Darrel segala pake manggil gue Leora”
“Lah, Leora kan masih nama lo juga, Leora Callista”
“Ish. Udah ah. Eh iya, jadi lo kapan pulang?”
“Ah, paling besok juga udah pulang.” Ujar Olive meyakinkan. Padahal jelas-jelas tadi dokter bilang bahwa dirinya baru boleh pulang lusa. Kesehatannya benar-benar menurun.
Tetapi untungnya Rara hanya manggut-manggut.
Kamis, 29 Mei 2014
Maaf yang udah di php-in kalo gue bakal update kemarin. HAHA. Dan makasih juga yang udah ngeask gue di ask.fm jadi akhirnya gue ada motivasi buat ngetik cepet. Tapi buat anon yang nge-ask tentang gue ke adik kelas gue ber-username @amalrizkyy plis itu apa banget:( kenapa harus nanya ke dia?:( untungnya gue lumayan deket sama dia, huft. Oke ini jadi curcol.
Btw cerita Leora - Darrel bakal diceritain di TTS [5] yeay! Doain semoga jadi HAHA. Makasih buat 1.2k votes-nyaa! Loveyou muah.
P.S : Cast-nya Olive ada di mulmed! Abaikan pakaiannya yang seksi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldolivia [ DISCONTINUED ]
Teen FictionRivaldo Bagaskara yang notabene merupakan ketua klub basket putra SMA Jaya Bangsa awalnya merasa risih dengan tergantinya ketua klub basket putri. Olivia Geraldine, murid baru yang belum apa-apa sudah diangkat menjadi ketua klub basket putri SMA Jay...