He came (Ghost)

505 32 12
                                    

Seperti diceritakan bahwa para Nabi bertanya kepada Malaikat Maut "Apakah kamu mempunyai utusan yang memberi peringatan kepada manusia agar mereka bersiap-siap menerima kedatangan mu?"

Malaikat Maut menjawab "Aku telah memberi peringatan kepada manusia dengan mengirim utusan yang sangat banyak, diantaranya : Tenaga yang sudah melemah, Penyakit, Uban Yang Mulai Tumbuh, Usia Yang Sudah Tua Dan Berubahnya Pendengaran Dan Penglihatan"

******

Setiap makhluk hidup yang berpijak di muka bumi pasti akan mengalami yang namanya Kematian. Kematian yang tidak tau kapan akan datang tanpa mengenal usia, tanpa mengenal jabatan, tanpa mengenal gelar hingga mampu memporak-porandakan kehidupan makhluk yang masih bernyawa. Menggoreskan kesedihan yang terpendam pada diri. Memuai tangis memilukan.

Bukan maksud ingin menyalahkan takdir melainkan ketidak siapan mental lah yang dipertaruhkan. Namun sebagaimana mestinya kematian juga bagian dari peringatan untuk semua manusia maupun makhluk hidup lainnya.

"Kematian itu dekat dan pasti!" Teriak seorang laki-laki paru baya terhadap Elena istri dari seorang pengusaha besar yang kini sedang terbujur kaku tak berdaya..

"Lalu bagaimana Mas? Aku tak mempunyai cukup uang untuk membayar semua gaji para pegawai dan hutang Bank" tangis nya kini kembali pecah dan terdengar memilukan. Bagaimana tidak saat ini matanya tengah fokus menatap lekat tubuh suaminya yang sudah tak bernyawa.

Lelaki paruh baya itu menghela nafas kasar dan terdengar frustasi yang sangat kentara. "Jalan satu-satunya perusahaan harus kita jual beserta rumah dan aset yang lain untuk melunasi gaji para pegawai dan hutang Bank"

"Lalu bagaimana dengan nasib anak-anak ku Mas. Dimana kami akan tinggal?" ucapnya di sela tangis yang masih tersisa

"Bukankah Ibu mu memberimu warisan sebuah rumah di Jln.Talang Keramat di Desa Siliwangi?"

"Cihhh..tubuh Papa belum masuk ke dalam liang kubur saja Om sudah mempeributkan masalah harta! Tak seharusnya Papa mempercayai orang seperti Om Yuda" katanya penuh dengan amarah

"Diam kau anak ingusan..kau tau apa? Apa kau sanggup membayar semua hutang Papa mu hah?"

Gadis itu diam membisu. Namun sorot matanya masih tetap menunjukkan rasa ketidaksukaanya terhadap pria paruh baya di depannya.

"Tidak bisa bukan? jadi jangan sombong!" ucap Yuda sambil berlalu keluar dengan bantingan pintu yang sangat keras membuat para tamu di rumah duka kini terambil semua perhatian nya..

👹👹👹

 👹👹👹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HE CAME (GHOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang