He came (Ghost)

210 17 13
                                    

I can't see ghost!! I can't see ghost ...

"Apa listrik mati? Tapi kenapa ruangan atas, lampu pada menyala?" Ucap Elena yang melihat sekeliling rumah saat TV nya tiba-tiba mati.

Tik..Tok..Tik..Tok suara jam yang menunjukkan pukul 01:30 , lewat tengah malam namun mata Elena tak kunjung juga ingin tidur, air bergemericik tanda hujan turun , ia pandang halaman yang terbentang luas yang saat ini di basahi oleh hujan, lewat jendela kaca kini tatapan kosong Elena tertuju pada satu tempat dimana seorang anak kecil sedang berdiri dan sedang melambaikan tangan padanya.

"Itu siapa?" Batin Elena saat ia mendapati Emily yang sedang memandang nya dengan wajah yang pucat. "Anak siapa yang keluyuran jam segini? Apa dia tidak punya rumah?" Lagi-lagi pertanyaan hinggap di kepala Elena..
kini Elena mencoba keluar rumah dengan menggunakan sebuah payung dan sebuah senter, kaki nya menelusuri tempat dimana Emily berdiri, namun tak di temukan nya apa-apa saat ia memutuskan untuk kembali kini kaki nya tersandung sebuah gundukan tanah yang bernisan, namanya samar tak nampak karna di penuhi dengan lumut , tangan Elena kini dengan cepat membersihkan batu nisan itu.

"Emily" ucap Elena saat ia telah membaca nama yang telah di ukir di sebuah batu nisan itu , kini Elena berpikir nama itu seperti tak asing baginya namun ia tak dapat mengingat nya.

Mata Elena kini melotot kaget saat ia lihat Riana yang berdiri di jendela atas dan di belakang nya berdiri seorang perempuan dengan wajah kaku pucat pasi tanpa exspresi , ketakutan yang luar biasa kini menghantam Elena dengan cepat ia kembali masuk , di pikiran nya hanya satu hal keselamatan Riana , saat Elena sudah berada di tempat dimana Riana tadi berdiri namun sayang nya tidak ada siapa pun orang yang berada disana ,

"Lalu tadi itu siapa?" Sebuah pertanyaan yang ditanyakan nya pada diri sendiri apa ini hanya kesalahan akan penglihatan nya saja.
Elena pun kini berjalan menuju kamar Riana , ia lihat putri nya itu sudah tidur dengan pulas nya, ia kecup pucuk kepala Riana seakan ada kesedihan mendalam yang akan terjadi , setelah itu Elena berjalan menuju kamar Alvino , ia mengingat setiap kenangan saat anak-anak serta suami nya bersama , ceria , bahagia hanya itu yang dapat di rasakan nya dulu.

Air mata kini membasahi pipi Elena , saat ia telah tiba di kamar Alvino , ia tatap wajah Alvino yang sedang tertidur pulas ia kecup pucuk kepala Alvino dan segera keluar dari kamarnya.

Riana kini menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat , Elena yang mendapati Riana kini mengikuti putri nya itu yang berjalan menuju gudang
Dan kini Elena telah berada di dalam gudang , tapi sekarang dirinya mulai kehilangan sosok Riana ..

"Ri kamu dimana? Jangan bercanda sayang.." ucap Elena yang mencari Riana  di sekitar gudang.

Pintu berderit tertutup sendiri dan papan berderak seakan ada yang berjalan di atas plafon gudang yang terbuat dari kayu itu. Sekuat tenaga Elena mencoba membuka pintu yang tiba-tiba tertutup , namun tubuh nya terpental ke atas dan ia melihat seorang wanita berwajah kaku dan pucat , rambut panjang melewati mata kaki hingga ke lantai dan mata yang begitu sangat menyeramkan serta berlumuran darah di wajah nya kini menatap tajam pada Elena.
Elena tak kuasa menahan rasa sakit akibat ia yang terpental berulang-ulang kali, dengan darah yang keluar dari mulut nya kini Elena menghembuskan nafas terakhir nya.

Mendengar teriakkan yang berasal dari gudang kini Alvino dan Riana terbangun dan segera menuju gudang betapa hancur nya perasaan kedua saudara itu saat melihat tubuh ibu nya sudah bersimbah darah dan tak berdaya.

"Ma bangun ma..." teriak Alvino dengan di penuhi air mata, Riana yang terduduk lemas tak kalanya banjir akan air mata melihat tubuh mama nya yang Sudah tak bernyawa.

-----

Pemakaman Elena kini telah di laksanakan suasana begitu terasa menyesakkan tanpa ada keluarga yang datang kini hanya Alvino dan Riana yang tertinggal ,
"Mas , lalu apa yang kita harus lakukan setelah mama tidak ada?" Tanya Riana pelan dengan tubuh yang terkulai lemah tak berdaya.

"Mas nggak tau Ri , tapi kamu jangan khawatir mas akan berusaha cari uang untuk menyambung hidup kita."

"Kita belum lulus kuliah Mas , apakah ada yang mau menerima dengan bermodalkan ijazah SMA saja?"

"Entar mas akan coba , yang terpenting kamu harus istirahat , sekarang jangan banyak pikiran , tabungan yang mama tinggalkan masih cukup kok untuk kita bertahan hidup satu sampai dua bulan."

"Mas kita jual saja rumah ini , " ucap Riana yang langsung pergi meninggalkan Alvino .

"Mas udah coba jual , tapi tidak ada yang berminat dengan rumah ini Ri." Teriak Alvino

------

"Ri kamu yang sabar ya , maaf kita berempat belum bisa menjenguk kamu disana , kita turut berduka cita ya apa yang telah menimpa keluarga mu." Air mata kini lolos di pelupuk mata Anggi saat mereka melakukan video call bersama Riana.

"Iya Ri , Maafin kita ya belum bisa datang kesana tapi kamu pasti kuat kok menjalankan semua nya ," timpal Ines yang mencoba menenangkan suasana

"Iya terimakasih ya, gapapa aku juga ngerti keadaan kalian, Yasuda aku tutup dulu ya , mau istirahat " ucap Riana dengan sebuah senyum getir menghiasi wajah nya

"Dia bener-bener kembali , dia kembali, dia kembali" kicau Riana di balik selimut tebal nya.

I can't see Ghost ...
saya dapat melihat apa yang kalian tidak bisa lihat , mereka ada dan mereka nyata...!!!!!

Ini salah satu film favorit saya , film nya keren horor nya dapet dan Agama nya juga dapet , yang udah nonton pasti tau kan judul nya apa.?☺️

-----
29 Januari 2018
Regards 5 tangkai uhuyy

Maafkan aku yang telat update , karna lagi-lagi dia mengganggu dan menghentikan aktivitas saya 😂

HE CAME (GHOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang