My Thoughts ✅

° Meurtre °

Bersembunyi didalam lemari tua.

Peluh mengucur pada pelipis wajahku.
Menahan nafas.
Sedikit mengintip dibalik lubang kecil pintu lemari tua.
Jantung berdetak dengan kencang.
Mendengar orang itu berteriak dengan kencang menahan sakit.
Benda tajam ia layangkan pada tubuh yang terkulas tidak berdaya.
Menusuk tubuh itu berulang-ulang tanpa ada belas rasa kasihan.
Tanganku bergetar ketika ia memukul kepala itu menggunakan palu dengan keras.
Lalu...

Kepalanya..

Hancur.

Membuatku ingin menjerit ketakutan.
Darah bercucuran dimana-mana.
Bahkan darah itu mengenai wajahnya.
Perutku bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu.
Pria itu membuang asal benda tajam yang telah bersimbuh darah.
Mengusap tangannya pada kepala yang sudah hancur itu.
Kemudian,
mencelup tangannya pada perut yang sudah robek.
Menarik jantung yang berada di tubuh itu dengan kasar.
Tertawa keras membuat siapa saja yang mendengarnya akan takut kepadanya.
Airmata tidak berhenti keluar dari pelupuk mataku.

Bunyi derap langkah sepatu mendekat membuatku ingin berlari dengan kencang.
Tapi aku tidak bisa.
Aku terlalu takut untuk berlari sekarang.
Pupil mataku membesar ketika tangan besar dan kekar bersimbuh darah membuka pelan pintu lemari tempat aku bersembunyi sekarang.
Jantung berdetak kencang.
Tubuhku bergetar dengan hebat.
Tak dapat menahan semua yang aku rasakan.

"Hai........."

Tubuhku melemas melihat dirinya tersenyum lebar dengan wajahnya yang terkena cipratan darah.
Tangan besar dan kekar bersimbuh darah itu mengelus pelan surai rambutku.
Aku menangis dengan kencang.
Ia tertawa dengan pelan.

"Sudah melihat aksi ku?"

Aku berteriak.
Menyingkirkan tangannya dengan kasar.
Ia berdecih.
Menarik diriku keluar dari dalam lemari kemudian mendorongku kasar hingga terjatuh kebawah.
Merasakan sakitnya tubuhku sekarang.
Merasakan lantai yang lengket.
Juga..

Bau aroma

Darah..

Yang anyir.

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

Aku menggeleng kepalaku.
Ia memegang rahang bawahku dengan keras.
Menatap mataku dengan pandangan terbakar.