Aku menatap sendu benda berbentuk persegi panjang yang menyiarkan sebuah berita yang membuat hatiku ingin meledak.
Seperti ingin meledakan sebuah meriam kesakitan.
Aku meremas kedua tanganku pelan sambil menatap dirinya yang sedang berbincang-bincang dengan sahabat se-grup kami.
Jangan lupakan dengan senyumannya yang bahagia itu.
Semuanya memberikan selamat padanya dan sesekali memeluknya.
Aku hanya menatap dirinya dengan pandangan sendu dan tersenyum pahit.
Air mataku rasanya ingin tumpah.
Aku ingin mengeluarkan airmataku layaknya air terjun yang jatuh dengan deras.
Tapi.. Aku harus menahannya.
Aku bangkit dari dudukku dan berjalan mendekatinya.
Memberikan tanganku untuk mengajaknya berjabat tangan.
Dan dengan senang hati ia menerima jabatan tanganku.
Aku tersenyum manis. Terkesan terpaksa tapi ia tidak menyadarinya.
Mengucapkan kata 'selamat' saja sungguh susah untukku ucapkan.
Aku harus merelakannya.
Ia telah bahagia dengan pilihannya.
Bahkan dirinya tak tahu perasaanku.
Hanya aku dan Tuhan yang tahu.
"SㅡSelamat, Seungcheol."
"Terima kasih, Hanie! Setelah pertunangan ini pasti kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama, ya bukan? Aku pasti akan merindukanmu!"
Rasanya ingin sekali aku berlari dari tempat ini.
Ucapannya membuat hatiku sesak.
Sangat sesak.
Benarkah ia akan merindukanku?
Benarkah?
.
Aku menatap cangkir kopiku dengan lesu.
Mengusap bibir cangkir ini dengan pelan.
Warna cairan kopi ini berwarna hitam.
Seperti warna hatiku yang sekarang berwarna hitam.
Seperti lampu yang mati karena tidak mendapatkan sumber energi listrik kembali.
Hitam dan gelap.
Sudah dua hari telah berlalu dan aku tidak bertemu dengannya.
Mungkin ia sedang sibuk menyiapkan pesta pertunangannya itu.
Aku menghela nafas pelan.
Menatap keluar kaca etalase besar gedung agensiku.
Menatap langit mendung yang sebentar lagi akan mengeluarkan airmatanya.
Mengetuk pelan kaca etalase besar itu.
Menutup mataku dan bernyanyi pelan.
Air mataku jatuh bersama dengan jatuhnya airmata langit..
Aku menatap buku lirikku tidak bersemangat dan juga lesu.
Mengetuk-ngetuk pensil pada meja dengan pelan.
Studio rekaman yang biasanya ramai menjadi sangat sunyi.
Hanya aku dan sahabatku.Jihoon.
Aku menatap dirinya yang sedang fokus dalam membuat lirik lagu.
Entah kenapa dirinya tidak pergi membantu pesta pertunangan itu dengan anggota yang lain."Hyung."
"Ya, Jihoon-ah?"
"Kau kenapa? Kenapa kau terlihat lesu?"
"Ah~ Mungkin aku kurang istirahat."
"Kita akan melanjutkan ini nanti. Ayo kita ke lobby, akan aku buatkan teh madu untuk Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Thoughts ✅
FanficIt's all about JEONGCHEOL SHORT FICTIONS. Next work: ⚫SELENE 6.23 ⚫House Of The Beast [The Man With Mask] ⚫Thank You × Jeongcheol. [TY - ver1] ⚫Always In My Heart × Jeongcheol. [TY- ver2] ⚫I Can't × Jeongcheol. [TY- ver3] ⚫HYDRANGEA - Abo...