TUJUH

571 52 7
                                    

Aku harap hari ini hari minggu. Aku harap aku tidak perlu ke sekolah. Aku harap aku berada di atas kasurku, berselimut dan menonton drama korea kesukaanku, membiarkan diriku menangis, tertawa dan tersipu sendiri seperti Jones - Jomblo Ngenes. Terlebih lagi aku berharap, hari ini bukan jadwal untuk kumpul di basecamp Pecinta Alam.

Kenapa harus kumpul sih?

Aku menatap layar ponselku sekali lagi.

Dari : Gian
Kepada seluruh anggota PA diharap kumpul di basecamp mengingat ada acara serah terima jabatan pengurus baru.

Kubenturkan dahiku ke meja terlalu keras hingga menarik perhatian seisi kelas.

"Jihan? Lo gak papa?" Aku bisa mengenali itu suara Riri. Aku hanya menggeleng pelan.

"Jihan, lo akhir-akhir ini agak aneh deh. Ada apa sih? Cerita dong." Itu suara Milly. Aku menggeleng sekali lagi.

"Lo sakit, Han? Perlu gue ijinin buat istirahat ke UKS?" Kali ini Laila yang mulai khawatir. Aku menggeleng lagi, lalu kuangkat kepalaku.

"Gue cuma gak mood masuk sekolah hari ini." Aku melirik sekilas kearah Grace. Aku bisa melihat tatapannya yg khawatir.

"Kenapa? Lo sakit?" Tanya Laila.
"Pusing?" Tanya Riri.
"Mual?" Tanya Milly.
"Lo hamil?" Celetuk Molly.

Segera saja kulempari Molly dengan penghapus, "Yang bener aja lo."
Molly segera mengangkat dua jarinya keatas meminta berdamai ketika aku memberinya tatapan membunuh.

"Palingan PMS nya belom kelar." Jelmaan raja kera mengintrupsi. Aku bisa melihatnya sok-sokan duduk di sebelah Riri. Huh, modus.

"Nyamber aja lo, raja kera!" celetukku.

"Tuh kan," singkat Dilan.

"Udah ah. Gue mau tidur aja." Ucapku lemas. Aku melingkarkan lenganku, memberikan kenyamanan sendiri untuk kepalaku dan mulai memejamkan mata. Baru berapa detik aku menutup mata, sebuah suara lagi-lagi mengintrupsi.

"Jihan, jangan pura-pura tidur. Ayo ke basecamp."

Aku mendongak dan mendapati Rey sudah berdiri disebelah mejaku dan siap menarik bajuku. Dia bahkan sudah rapi lengkap dengan atribut PA dan lencana.

"Ngapain lo kesini?" Tanyaku. Aku cukup terkejut Rey sudah berani sok kenal sok deket denganku. Bukankah terakhir kali kami bertemu, kami bertengkar?

"Jemput lo lah. Sekarang acara serah terima jabatan di PA. Lo kan wakil ketua. Kehadiran lo penting. Sama sekalian..." bola mata Rey mengarah pada Grace. Aku mengikuti kemana arah matanya dan melihat Grace salah tingkah.

God, kenapa gue harus lihat pemandangan seperti ini?

"Minggir," ucapku ketus seraya berdiri dari tempat dudukku yang nyaman. Rey yang masih sok kenal sok deket padaku, menaruh tangannya dipundakku. Aku mencoba menyingkirkan tangannya, tapi tangan itu kembali bertengger dipundakku setiap kali berhasil terlepas. Kini justru kedua tangannya bertengger di kedua pundakku, dan mencoba mendorongku lebih cepat.

"Buruan ditunggu Pak Wahyu." Ucap Rey dari belakang. Aku menoleh, mencoba memberinya tatapan membunuh, tapi dia justru tersenyum sok manis padaku.

*****

I'm back.
Sebel gak sih sama Rey, playboy jaman now. Kedoknya "temen" taunya "modus".

Jangan lupa vote dan komen ya. Tengkyuu~

17012018

Pretty UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang