Kesedihan

82 1 0
                                    

Sorry sahabat Rsand lama updatenya soalnya lagi sibuk kerja.
Di like ya jika suka dan di komentar ya jika ada kesalahan dalan kata2 dan penulisannya.

Jaka melantunkan ayat AL QUR'AN. Diruang persalinan Santy berjuang untuk melahirkan calon anaknya. "Aiiiiihh sakit Dok, auhauhauh" santy merasa kesakitan.

"Dok, pasien tersebut mengeluarkan darah banyak" suster.

"Dokter aku ingin melahirkan secara normal, ya allah bantu hambamu.." menarik napas.

"Gimana buk, kondisi bu santy" tanya pak adi.

"Belum tau pak". Bu waty

Terdengar suara bayi, mendengar suara bayi tersebut pak adi segera memanggil jaka. "istri bapak sudah melahirkan" jawab pak adi dengan suara yang sesak napas karena berlari.

"Alhamdulillah ya, bentar pak" jawab bahagia jaka segera bangkit dan pergi menuju tempat bersalin.

Bu waty mendengar suara kelahiran kedua kali "wah pasti anaknya kembar" menebak-nebak bu waty.

"Dok, anaknya kembar" jawab suter tersebut.

"Suster bisa bawa surat yang saya buat" pinta santy.

"Bentar ya bu" jawab suster.

Dr. Irina melihat dua sosok bayi tersebut mengingat 10 tahun yang masa lalu pernikahan dengan suaminya (Dr wahyu sukmana). Dr irina senyum-senyum sendiri mengingat masa lalunya.

Suster melihat 1 bayi tidak ada respon untuk bergerak dan tangisan bayi tersebut "Dok bayi yang 1 lagi tidak bergerak dan tidak bernapas" jawab suster.

"Sus, siapkan oksigen" membantu keselamatan bayi yang meninggal tersebut akan tetapi tidak ada hasilnya.

Dr. Irina menangis karena gagal menyelamatkan bayi tersebut. Dr. Irina teringat lagi pada saat mau melahirkan bayinya meninggal.

"Suster tolong bersihkan bayi yang sudah meninggal" sedih Dr. Irina.

"Bu gimana sudah keluar Dr. Irina" tanya jaka.

"Belum pak, selamat ya pak ditunggu pak sabar" jawab senyum bu waty.

Keluar Dr. Irina dengan muka murung "selamat Pak jaka anak anda kembar" salaman.

Jaka kegirangan lompat lompat di koridor rumah sakit "tenang pak nanti mengganggu pasien lain" jawab pak adi.

"Ini karunia Allah yang diberikan kepada saya Pak adi"jawab jaka.

"Maaf pak, tapi..." jawab Dr. Irina

"Kenapa Dok?" Tanya jaka penuh tanda tanya keadaan istri dan anaknya.

"Sekali lagi maaf, kami pihak rumah sakit sudah berupaya untuk semaksimal mungkin menyelamatkan istri dan anak bapak" nada sedih Dr. Irina

"Kenapa Dok dengan Istri dan anak saya selamatkan Dok" tanya paksa jaka.

"Sabar pak jaka" pak adi menenangkan jaka.

"Istri bapak meninggal dan bayi kembar laki-laki bapak hanya 1 bayi laki-laki yang bisa selamat" jawab Dr. Irina.

Jaka tersungkur berlutut kaget dan sedih mendengar berita tersebut. "Ya Allah, engkau memberi kebahagianku dengan secepat ini. Apa salah hambamu ini ya Allah".

"Sabar pak jaka, sudah takdirnya seperti ini ikhlaskan saja" nasehat pak adi.

"Jangan ditangisi terus pak kasihan istri bapak seperti ini sedih terus" jawab bu waty.

Dr irina terus lemas dan tidak percaya tidak bisa menyelamatkan pasiennya. Termenung sendiri. "Sayang kenapa sedih" Dr. Wahyu mencium pipi Dr. Irina.

"Aku sedih tidak bisa menyelamatkan salah satu bayi kembar tersebut, karena itu amanah seorang ibu merelakan nyawanya untuk menyelamatkan anaknya" Dr. Irina mengeluarkan air matanya.

"Yank kamu sudah berusaha, jika takdir dan kehendak Allah lain apa yang mau dikata" menenangkan Istrinya.

"Aku tidak percaya, sayang bisa bantu saya" pinta Dr Irina

"Ok.." Dr Wahyu.

"Saya ingin mengurus adm untuk biaya pengurusan bayi dan istriku, pak adi dan bu waty bisa gendong anak saya" jawab jaka.

Dr. Wahyu dan Dr. Irina masuk ke ruang jenazah tempat bayi itu mati. Dr. Irina tidak tahan dengan melihat kondisi tersebut memeluk suaminya "aku bersalah dan tidak tega melihat semua ini".

Dr. Wahyu hanya tersenyum dan menghibur hati istrinya "bentar saya liat kondisi bayi tersebut, sayang tenang ya" mencium kening istrinya.

Dr wahyu memeriksa tidak ada tanda kehidupan bayi tersebut. Dr. Irina menangis histeris mendengar tersebut dan mengampiri bayi yang tidak bisa diselamatkan.

Dr. Irina memegang badan bayi tersebut dengan mukzizat tuhan tiba-tiba tangan bayi tersebut bergerak dan mengeluarkan tangisan bayi yang lembut.  Dr. Irina terkejut dan menghapus air mata dan memanggil suaminya "sayang liat bayi mungil itu masih hidup" Dr. Irina yang sangat bahagia.

"Bagus sayang kita kembalikan kepada orang tua bayi tersebut" permintaan Dr. Wahyu.

"Boleh kita rawat bayi ini dan tidak memberitahukan kepada orang tuanya" pinta Dr. Irina yang sudah menikah 10 tahun belum dikaruniai anak atas pernikahannya dengan Dr. Wahyu.

"Kita tidak boleh memisahkan orang tua dan anak tersebut sayang" menasehati istrinya.

"Saya belum menjadi wanita yang sempurna karena tidak bisa memberikanmu anak karena keteledoran anak kita meninggal karena proses persalinan dan kondisiku sayang" jawab Dr. Irina.

"Aku tetap mencintaimu hingga akhir hidupku akan bersamamu walapun kamu tidak bisa punya anak sayang" Dr. Wahyu

"Karena kondisi yang lemah bayi kita tidak selamat sayang dan rahimku harus diangkat sekarang aku tidak bisa hamil" jeritan tangis Dr. Irina.

"Ayo kita beritahu dan bawa bayi itu kepada orang tuanya" membawa keluar dari ruang mayat.

Thanks
Rsand
Selamat membaca

PERBEDAAN "Cinta SAUDARAKU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang