Susu

1.9K 342 44
                                    


Secangkir susu terhidang di atas meja. Berwarna putih dan berbentuk silinder mengikuti wadah kacanya; tinggi dan langsing. Uap-uap halus transparan masih berhembus di atasnya. Menandakan minuman tersebut nyaman diminum.

Tapi, tidak untuk Andi. Benda putih yang sedang diteguk teman-temannya itu tak membangkitkan sedikit pun seleranya. Ia mual. Ingin muntah saat melihat seorang anak gendut menegak minuman tersebut dengan rakusnya.

Baginya, putih dari susu itu memuakkan. Aroma amis bercampur rumput di dalamnya pun tak mengenakkan apalagi mengundang haus. Menjijikkan.

"Andi, ayo minum susumu!" perintah seorang wanita paruh baya bertubuh kurus. Ia menatap Andi saat bocah tersebut tertegun menekuk wajah di depan susu jatahnya.

Susu itu masih mengepul. Putih mulus dan bersih tak bernoda. Tapi Andi tidak menginginkannya. Serta merta ia menggelengkan kepala kepada wanita yang berdiri di belakangnya tersebut.

"Minum!"

"Gak mau," rajuk Andi.

"Minumlah! Sudah seminggu ini kau terus membiarkan gelas susumu penuh. Habiskan!"

"Nora!" teriak sebuah suara ringkih di tengah ruangan semi-ramai tersebut. Seorang wanita tua bertubuh bungkuk dengan syal hijau lumut di punggungnya muncul di ambang pintu. Temaram lampu kuning memantulkan sendu dan lelah dari wajahnya yang sudah hidup lebih dari setengah abad tersebut.

Sontak. Wanita paruh baya yang memaksa Andi minum menghentikan aksinya. Nenek-nenek itu maju dan entah bagaimana, telah berada di belakang Andi sambil menyandarkan kedua tangan keriputnya di bahu Andi.

"Minum anakku. Tubuhmu kurus sekali."

"Gak mau." Andi tetap bersikeras.

"Kenapa sayang?" Suara parau itu ajaibnya terdengar lembut.

"Aku takut ..."

"Taku apa?"

"Menghilang."

****

Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau setiap pertengahan bulan selalu saja ada satu atau dua anak yang menghilang secara mendadak. Misterius. Dan tidak diketahui rimbanya kemana. Banyak pengasuh yang bilang kalau mereka telah dibawa pagi-pagi sekali ke kota untuk diadopsi oleh orang tua yang menginginkan keberadaan mereka.

Tapi Andi tak percaya hal itu sama sekali.

Setiap hari, selepas bangun pagi dan membereskan kamar-yang diisi oleh puluhan anak lainnya-Andi selalu duduk termenung di depan teras panti asuhan. Melamun dan berpikir. Kemana Rio-teman baiknya-berada sekarang?

Andi dan Rio dulu dibawa ke panti asuhan ini enam bulan yang lalu. Akibat masalah ekonomi, kedua orang tua mereka-yang satu bekerja sebagai buruh roti dan pengemis-menelantarkan kedua bocah awam tersebut ke tengah kehidupan jalanan yang keras.

Mereka berdua hampir saja mati kelaparan karena tak tahu caranya mencari makan atau pun kehidupan. Sampai seorang wanita bertubuh kurus dan nenek bungkuk memungut mereka ke dalam kereta kudanya bersama belasan anak lusuh lainnya.

Kehidupan mereka berubah 180 derajat sejak saat itu.

Di panti asuhan ini. Mereka hidup berkecukupan. Makanan terhidang setiap tiga kali sehari. Kue-kue diberikan setiap sela jam makan. Susu tak lupa diberi sebelum tidur. Pokoknya enak dan serba mengenyangkan.

Andi dan Rio paling menyukai susu. Mereka senang minta tambah segelas atau dua gelas lagi kepada para pengasuh. Menghabiskannya dengan terburu-buru sampai perut mereka kembung kepenuhan.

Boneka Kayu untuk Cinderella [Kumcer] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang