Empat

575 23 1
                                    

"Kau datang memberiku kenyamanan, dan aku mau itu SELAMANYA"
-Vanessa Syavilla
***

Dengan cepat Alfi mencari kunci toilet itu. "Yang didalam tenang! Gue lagi nyari kunci!" teriak Alfi seolah olah dia tak tau siapa yang didalam toilet itu. "Lo harus tenang Vanessa" ujarnya dalam hati.

Alfi berlari ke pos satpam. "Pp-pak minn-nta kk-unci toilet dongg" kata Alfi terbata karena ngos-ngosan. Pak satpam hanya menatap Alfi dengan bingung namun tetap memberikan kunci itu kepada Alfi.

"Makasih pak!" teriak Alfi yang sudah seperti orang habis mandi keringat.

Saat sampai di toilet sudah tak terdengar suara Vanessa yang keras. Kini hanya ada suaranya minta tolong dengan sangat pelan. Mungkin ia lemas. Dengan cepat Alfi membuka pintunya dan langsung menemukan Vanessa yang sudah lemas akibat toiletnya yang kecil dan dari tadi ia berteriak. Refleks Alfi langsung memeluk Vanessa untuk menenangkan.

"Lo gak papa?" Alfi cemas masih memeluk Vanessa.

"Gak papa, makasih ya kak, bisa antarin aku ke kelas? Udah lama banget aku disini." pinta Vanessa. Alfi mengangguk dan dengan cepat menyangkutkan tangan Vanessa ke lehernya.

"Lain kali ke toilet gausah sendiri, minta temenin adik gue aja, pasti dia mau." ujar Alfi. Vanessa membalasnya dengan anggukan lemah.

Sesampainya dikelas, semua orang terkejut melihat keaadan Vanessa, kecuali Tasya. Tasya tersenyum licik melihat keadaan Vanessa yang menyedihkan itu.

"Kak Alfii! Vanessa kenapa?!" teriak Maura yang tak peduli ada guru yang menatapnya.

"Dia lemas abis terkunci di toilet" kata Alfi sambil mendudukkan Vanessa ke kursinya.

"Lo yakin kuat?" tanya Alfi. "Gue gak mau lo kenapa kenapa" sambung Alfi dalam hati.

"Yakin kak, makasih ya kak." ujar Vanessa sambil melengkungkan ujung bibirnya untuk menenangkan Alfi dan berharap Alfi tidak khawatir kepadanya.

"Yaudah gue balik dulu" kata Alfi. Lalu Alfi mendekatkan wajahnya ke telinga Vanessa. "Lo boleh cerita apapun sama gue kalau lo ada masalah" bisik Alfi. Melihat kejadian itu, satu kelas sepuluh lima terkejut, mereka ribut dengan kejadian barusan, ada yang teriak kaget, ada juga yang menatap iri Vanessa karena dapat perhatian dari kakak kelas ganteng kayak Alfi, salah satunya Tasya. Alfi langsung pamit dengan guru yang sedang mengajar dan setengah berlari keluar kelas karena tak ingin melihat kehebohan adik kelasnya itu.

"Lo gak papa Sa? Ada yang sakit? Siapa sih yang tega giniin lo?" tanya Bima yang ikut khawatir.

"Gue juga gak tau Bim" jawab Vanessa sambil menyandarkan kepalanya ke meja.

"Tadi pas lo permisi, Tasya juga ikut permisi, apa mungkin dia?" dugaan Maura sambil menatap Tasya yang sedang fokus pada cerminnya.

"Gak boleh berprasangka buruk. Lagian gue cuma lemes dan butuh traktiran kalian" canda Vanessa sambil cengengesan.

"Anjir lo" kata Bima dan Maura serentak.

***

Setelah bel pulang berbunyi, Maura dan Vanessa berjalan ke parkiran sedangkan Bima sudah pulang duluan.

"Kakkk!" teriak Maura.

"Eh dek lo pulang sendiri aja gih. Gue mau nganter Vanessa. Dia kan sakit tadi" kata Alfi to the point. Maura hanya mengangguk dan meminta kunci motor kakaknya itu.

"Eh aku bisa balik sendiri kok kak, santai aja" kata Vanessa.

"Gue anter, lo diem aja. Gue gabakal apa apain lo kok" kata Alfi menarik tangan Vanessa dan menyuruhnya duduk di kursi penumpang.

"Hati hati lo dek, jangan ngebut ngebut" kata Alfi sambil menepuk helm yang sudah di pakai Maura.

"Sakit anjir" sinis Maura sambil mengerucutkan bibirnya dan bergegas pergi dari hadapan kakaknya itu.

Alfi langsung masuk ke mobil Vanessa dan mengemudikan mobilnya. "Rumah lo dimana? tanya Alfi.

"Jangan anter kerumah kak, ke rumah pohon dekat pinggir kota aja." jawab Vanessa.

"Lo gabisa nai- eh itu dimana ya?" kata Alfi berbohong karena tak mau Vanessa tau dia sering mengunjungi rumah pohon milik Vanessa.

"Ikutin jalan aja, ntar aku tunjukin." kata Vanessa.

"Kenapa lo gak pulang kerumah?" tanya Alfi walaupun ia sudah tau jawabannya. Vanessa hanya tersenyun dan mengalihkan pandangannya ke jalanan.

"Anggap gue kakak kandung lo aja, kakak yang bisa nerima apapun cerita lo. Lo tau? Gue bosen dengarin cerita Maura yang panjang" curhat Alfi yang masih fokus mengendarai mobil milik Vanessa.

Vanessa tertawa mendengar kalimat itu. "Jadi sekarang aku punya kakak?" tanya Vanessa. Alfi hanya mengangguk dan tersenyum manis kepada Vanessa.

"Itu dia kak, kakak langsung pulang aja. Makasih ya kak, bawa aja mobil aku dulu." kata Vanessa sambil membuka pintu.

"Kayaknya lo belum mau cerita sama gue,Sa. Tapi gak papa, seenggaknya lo udah nganggap gue kakak lo. Jadi lo bisa cerita apapun masalah lo. Asal lo jangan nanggung masalah sendiri. Gue gak mau liat muka ceria lo berubah jadi muka artis artis yang suka main drama nangis. Gak cocok buat muka cantik lo" Alfi bermonolog dan tersenyum melihat adik barunya menaiki tangga. Ia langsung bergegas meninggalkan tempat itu dan dia pasti akan kembali kesini lagi nanti.

***

Sorry kalo ada typo hehe

-achryni

VanessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang