Kesempatan

9K 680 42
                                    

Story by Harasu.
Sotus belongs to Bittersweet.




-....................-

Kongpob tak tahu apa ada hal yang lebih menggemaskan ketimbang wajah tidur Arthit. Ia senang takdir mempertemukan kedua nya untuk duduk bersebelahan di bus. Terima kasih P'Bright!!, itulah yang Kongpob teriakkan dalam hati beberapa saat lalu.

Kongpob benar-benar tak ingin bersuara saat ini. Tak ingin mengakhiri sesi memandangi Arthit dari jarak sedekat ini.
Mata Kongpob menelusuri wajah Arthit. Ia suka sekali seniornya ini tak memakai Gel rambut. Mungkin Arthit tak menyadari nya, wajah nya makin mirip anak umur 5 tahun.

Observasi Kongpob beralih pada hidung Arthit. Bentuk yang sempurna menurut Kongpob.
Dan ugh! Wajah Kongpob sontak memanas saat mata nya berhenti pada daging merah kenyal yang berada di atas dagu Arthit.

Kongpob menggigit bibir nya sendiri. Menahan rasa gemas atas bibir pink Arthit.

' Apa rasanya seperti pink milk?'
' Aku ingin menggigitnya'
' Aku ingin mengecup nya setiap hari.'
Oke itu hanya sekelebat fantasi liar Kongpob terhadap Arthit.

Dan Dewa sial pun datang. Arthit terbangun ditengah kegiatan Kongpob -memandangi dan sedikit berpikir kotor-.

Arthit mengucek mata nya sebentar. Tumben Bright diam, pikirnya.

" Kongpob?"
Arthit terkejut melihat Kongpob disebelahnya sedang memamerkan senyum.

" Kenapa kau duduk disini? Mana Bright?"
Ucap Arthit jengah.

" P'Bright pindah kebelakang. Tidak ada kursi lagi yang tersisa P'. "
Jawab Kongpob tak tega. Mata Arthit sedikit memerah.

Arthit menoleh kebelakang. Benar kata Kongpob, si sialan Bright itu sedang asyik-asyikan dibelakang bersama yang lain.

' sialan kau Bright!'
Umpat Arthit dalam hati.

" P'Arthit. Tidurlah lagi kalau masih mengantuk. Aku tidak akan mengganggu"

'Justru kau lah yang mengganggu.'
Arthit geli sendiri. Kongpob bicara padanya sedemikian lembut.

" Tidak. Mana bisa aku tidur di bus yang berjalan."
Arthit mengalihkan pandangan nya ke jendela. Kongpob hanya tersenyum dan teringat sesuatu.

" P'Arthit sudah makan? Aku banyak membeli cemilan"

Kongpob mengambil kantung plastik berisi berbagai makanan ringan. Arthit mengernyit heran untuk apa Kongpob membeli sebanyak itu.

" Aku tidak tahu apa kesukaan P'. Jadi aku membeli banyak. Lihat, ada keripik kentang, keripik durian , wafer strawberry-"

" Tidak perlu Kongpob!"
Potong Arthit cepat. Sedikit banyak ia merasa tak nyaman atas segala perhatian Kongpob.

" Kau makan saja semuanya. Aku tidak lapar."

" Tapi aku membeli semua ini untuk P'Arthit."

Ah. Sialan kau Kongpob.

" P'Arthit pasti belum makan. Aku tidak mau P' sakit lagi seperti kemarin. "

Oh. Sekarang Arthit tak bisa menjawab lagi.

" Kalau P' tidak mau makan, bagaimana kalau minum ini?"
Kongpob menyodorkan sebotol Pink milk. Seketika Arthit merasa darah nya naik ke pipi.

" Sial. Kau mau meledek ku ya?"

" Bukan begitu. Aku yakin P' tidak akan menolak ini kan?"

Skakmat! Arthit memang sulit menolak pesona susu cantik itu.
Kongpob tersenyum sumringah. Arthit mengangguk.
Kongpob membuka tutup botol nya dan memberi sedotan.

Sotus Oneshoot (KongpobxArthit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang