Kenangan

6.2K 538 16
                                    

Story by Harasu.
Sotus belongs to Bittersweet.

Inspired by Sotus S Special scene Ep.7.

-........................-

Jika ditanya mengenai tempat yang memiliki banyak kenangan, tentu saja Arthit dengan yakin akan menjawab Kampusnya.
Tempat yang sudah menjadi rumahnya selama kurang lebih 4 tahun itu tak bisa Arthit pungkiri memiliki segudang Kenangan.
Bukan sedikit, tapi banyak sekali.
Mulai dari hal-hal kecil yang sepele sampai hal-hal besar yang sampai membuatnya menangis.

Arthit senang akhirnya ia bisa lulus. Terlebih lagi, 2 hari lalu ia secara resmi diterima bekerja pada sebuah perusahaan Elektronik besar. Siapa yang tidak senang?
Tapi lagi-lagi disudut hati nya ia merasa sedih.

Disinilah Arthit, berdiri disalah satu tempat yang juga memiliki banyak kenangan.
Apalagi kalau bukan, lapangan besar dekat ruang pertemuan.

Seketika ia banyak memutar ulang kejadian.
Ia ingat, pohon besar yang sedang memayungi nya dari sinar matahari itu juga memiliki sebuah cerita.

' Sekarang pergi keluar dan berilah penghormatan pada pohon diluar sana! '

Suara teriakan P'Tum mendadak seperti kaset rusak. Terngiang berkali-kali diotak Arthit.
Jika diingat sekarang, rasanya ia ingin tertawa. Tak menyangka dirinya dulu kuat memberi wai pada sebuah pohon selama 3 jam lebih.
P'Tum dulu benar-benar menyusahkan nya.

' Aku akan menjadikan mu istriku! Mereka bilang apa yang menjadi milik pasanganmu akan menjadi milikmu juga.'

' Teman-teman ku tidak kemana-mana. Hati dan pikiran mereka masih disini.'

' Tidak P'Arthit. Mereka menitipkan hatinya padaku untuk menggantikan hatiku yang sudah kuberikan padamu'

' Sudah cukup P'Arthit! Kau sudah berlari seharian! Izinkan aku berlari bersama mu'

' Apa junior tidak boleh mengkhawatirkan senior nya!? '

Dari sekian banyak kenangan Arthit tentang kampusnya, ia harus akui setengah nya dihiasi oleh Kongpob.
Ia ingin tersenyum tapi sangat menyebalkan mengakui Kongpob lah sang dominan dari sekian banyak kenangan Arthit selama 4 tahun ini.
Terlebih banyak kejadian yang terjadi di lapangan ini.

Saat ini Arthit hanya ingin mengenang kembali. Menyimpan semua nya dihati, karena ia yakin dimasa depan, kenangan seperti ini tak akan ia dapat lagi.

" P'Arthit "

Sebuah suara memecahkan lamunan nya, ia menoleh kebelakang mendapati laki-laki dengan pakaian yang sama seperti dirinya melangkah dengan pink milk digenggaman.
Arthit tersenyum kecil. Tak menyangka objek yang beberapa saat lalu ia pikirkan mendadak datang.

" Selamat. Kau sudah lulus sekarang"

Arthit hanya menggumam sebagai jawaban. Takut-takut air mata nya mendadak turun. Pasalnya orang dihadapan nya ini bicara dengan mata yang sedemikian sedih.

" Kau tahu? Aku masih ingat semuanya. Terutama saat aku masih menjadi mahasiswa baru dan kau Head Hazer nya. "

Arthit hanya menggumam lagi sebagai jawaban.

" Waktu berlalu sangat cepat"
Tambah Kongpob lagi.
Arthit memilih tak menjawab. Entah kenapa ia merasa ini seperti perpisahan.

" P'Arthit sudah mendapat pekerjaan kan?

"Benar"

" Kita mungkin akan jarang bertemu."

Kongpob sadar, hal ini cepat atau lambat akan terjadi.
Hari dimana tak lagi ada Arthit diseberang kamarnya. Tak ada lagi Arthit dikampusnya, tak ada lagi Arthit yang menemani makan siangnya dikantin, dan tak ada lagi Arthit yang tangan nya selalu ia genggam saat perjalanan pulang kuliah.

Kongpob berusaha tegar. Arthitku tidak kemana-mana, Arthitku tidak pergi. Kau hanya akan jarang melihatnya saja.
Ia akan tetap bertemu Arthit dan mencintai pemuda itu seperti biasa.

"Ketika kau bekerja. Tolong jaga dirimu baik-baik."

"Tentu saja"

Hening seketika. Arthit menatap Kongpob. Jelas sekali guratan kesedihan di mata kekasihnya itu.

" Rasanya menyedihkan ya?"
Arthit bersuara setelah semenit hanya diam memandangi Kongpob.

" Seperti Tadi pagi saat aku berkemas merapikan kamarku. Sebenarnya aku tahu kalau aku hanya pergi bekerja. Bukan nya berperang. Tapi rasanya berat sekali."
Arthit sedikit tertawa mengingat kejadian pagi tadi dikamarnya.

"Rasanya seperti aku seorang laki-laki yang sedang berjalan ke dunia luar dengan perasaan cemas."
Kongpob berusaha tersenyum mendengar cerita Arthit. Ia ingin meyakinkan kekasihnya jika dirinya baik-baik saja.

" Mungkin karena ikatan yang kupunya.
Dengan tempat ini"

Arthit menatap Kongpob dalam. Berusaha mengunci pemuda dihadapan nya. Dengan harapan Kongpob menangkap maksud hatinya bicara.

"Dan juga ikatan denganmu"
Kongpob hanya tersenyum getir. Belum apa-apa hatinya sudah berontak merindukan Arthit.

" P'Arthit akan menghadapi banyak hal yang lebih berat daripada belajar dikampus. Aku mengerti hal itu P'. Tapi boleh aku minta satu hal? "
Kongpob mendekat ke telinga Arthit.

" Tolong rindukan aku sesekali"
Arthit bergidik merasa nafas hangat Kongpob menyapu telinga sensitifnya. Setelah itu apa yang Arthit dapatkan adalah sepasang mata yang menatapnya penuh rindu.

" Aku tahu. Kau juga. Rindukan aku "
Arthit membalas dengan rona merah nya. Kongpob gemas. Tapi tak lucu jika ia mendadak mencium Arthit ditempat umum seperti ini.

" Selalu "
Balas Kongpob menyunggingkan senyumnya. Ia sodorkan pink milk yang sedari tadi ia pegang.
Arthit berbinar dan membungkuk mecoba meraih sedotan dengan mulutnya.
Tapi Kongpob memang iseng. Ia tarik lagi Pink milk itu.

"Hei. Biar kuminum sedikit! Belum apa-apa kau sudah menggodaku. "
Kongpob gemas sekali.
Ia sodorkan lagi minuman itu. Bagaimana kedepan nya jika ia jauh dari Arthit? Rasanya kini ia ingin mengurung Arthit di kamarnya agar pemuda itu tak perlu kemana-mana.

Kedamaian Arthit menyesap Pink Milk terusik saat ia merasakan benda kenyal dan basah mampir didahi nya. Sebuah kecupan ringan didahi. Siapa lagi kalau bukan Kongpob pelakunya.

"Kongpob!"
Dengan cepat ia lepaskan tautan itu.
Dan Kongpob hanya tertawa seraya meminum Pink milk dari sedotan yang sama dengan Arthit.

-.....................-

Makasih sudah membaca.
Special scene ep.7 menurut saya paling sweet diantara semua special scene yg udah tayang. Sedih sedih gimana gitu 😍😱
Vomment 🙇

Sotus Oneshoot (KongpobxArthit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang