Masa Depan

6K 529 42
                                    

Story by Harasu.
Sotus belongs to Bittersweet.

○○○

Arthit akhirnya mengerti mengapa saat itu Kongpob dengan mudahnya memberikan jalan keluar untuk permasalahan yang terjadi di Departemen Pembelian.
Saat itu suasana sedang kacau. Produk baru yang belum lama diproduksi ternyata cacat dan harus dikembalikan ke perusahaan. Departemen Pembelian terkena imbas yang cukup serius. Apalagi banyak supplier yang mendadak memutus kontrak kerja sama.

P'Danai selaku pimpinan harus memutar otak agar permasalahan tidak makin melebar.
Sampai pada Kongpob yang datang memberikan bantuan.
Pemuda tampan itu bilang bahwa Siam Polimer Group bersedia menjalin kerjasama untuk membantu Ocean Electrics bangkit dari permasalahan.

P'Danai dan yang lain tentu senang bisa mendapat pencerahan.
Tapi berbeda dengan Arthit. Ia sepenuhnya bingung mengapa Kongpob bisa memiliki akses semudah itu dalam mengontak perusahaan besar macam SPG.
Bahkan hanya dengan menelpon, perusahaan itu dengan mudah setuju menjadi supplier baru bagi perusahaan nya.
Awalnya Arthit enggan berpikir terlalu jauh.

Sampai pada ia menemukan fakta bahwa pemilik perusahaan itu adalah Khun Klerkai, orang yang membantunya dulu saat berkunjung ke SPG.
Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat hatinya mencelos seketika.
Fakta kedua yang ia temukan. Khun Klerkai adalah ayah Kongpob.

Seperti saat ini, setelah berbincang tentang pekerjaan  dengan Khun Klerkai, ia menatap sekali lagi sebuah pigura yang menampilkan keharmonisan keluarga.
Disana ada Khun Klerkai, istrinya, Kongpob dan kedua kakak perempuan Kongpob.
Ia hanya bisa tersenyum getir.

" Khun Arthit."
Arthit tersadar dari lamunan nya. Berusaha tersenyum ramah pada pria paruh baya dihadapan nya.

" Sudah, tak usah khawatir. Permasalahan nya akan cepat selesai. Itu sangat lumrah bagi perusahaan manufaktur macam Ocean Electrics"
Khun Klerkai berusaha menenangkan. Arthit sedikit paham darimana asal sifat lembut Kongpob, ternyata dari ayahnya.

"Khun Arthit lulusan dari mana?"
Tanya Khun Klerkai sambil menyesap tehnya.

Arthit berkeringat dingin, entah mengapa ia jadi gugup sekali.
"Um. Saya dari SSU. Lulusan Fakultas Teknik."

Khun Klerkai melebarkan matanya.
" Benarkah? Anak bungsuku juga kuliah disana. Kau kenal? Namanya Kongpob. Sekarang sudah tahun ketiga"

Topik pembicaraan yang berusaha Arthit hindari akhirnya keluar juga. Berusaha tersenyum saat hatinya galau ternyata sulit juga.
" Khap. Dia junior saya."

Khun Klerkai terkekeh. Mengambil sebuah bingkai dari meja nakasnya. Sebuah foto Kongpob.
" Bagaimana kelakuan nya selama dikampus? Kalau dirumah anak ini penurut. Tapi aku ragu kalau diluar"

'Dia kadang menyebalkan, dulu suka sekali membangkang, gila karena dulu nekat terjun kelaut , monster mesum!'
Tidak mungkin Arthit mengutarakan semua sifat Kongpob yang ia tahu.

Arthit terseyum kecil.
" Dia anak yang baik. Saya tidak terlalu dekat dengan nya saat dikampus. "
Jawab Arthit mencari aman.

" Hm. Anak bungsuku ini bisa dibilang anak kesayanganku. "
Arthit merasa Khun Klerkai sedang menyiksanya.

" Dia dan kedua kakak perempuan nya memiliki beda usia 10 tahun lebih. Dulu aku ingin sekali punya anak laki-laki. Dia harapanku satu-satunya untuk meneruskan perusahaanku. Tapi kadang aku tak bisa memaksa juga"
Lanjutnya.

Sotus Oneshoot (KongpobxArthit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang