Kalau Ditanya ya Dijawab

1K 95 31
                                        

"hubungan aku sama pak Kim itu.. kayak.." gue nahan nangis

Muka Jihoon be like, 'ya??? Ya??? Lalu??? Lalu???'

Cie nungguin jawaban gue.

"Majikan... sama pembantu" gue mencoba mengelap air mata gue yang tak berwujud ini.

"...apa?" Jihoon merasa dia salah denger

Ya elah masa iya gue ngulang kalimat itu dua kali sih. Tega bener.

Gue menghela nafas dan memasang wajah gue-kuat-kok "majikan. Sama. Pembantu."

Gue lanjutin nyuci piring biar cepet kelar.

Kayaknya nih, si Jihoon bingung mau respon apa.

Bingung kan lu? Gue juga.

"Kurang lebih sih kayak gitu. Cuma ya.. mau gimana? dia minta bantuin, ya gue bantu lah." Gue ketawa

Dia ikut ketawa "ooh.. maksud kamu begitu.. aku kira apa"

Apa? Lo kira hubungan Nina sama pak Kim apa hah?? :((

.
.
.

Setelah selesai beres-beres, Jihoon pamit untuk pulang.

Gue? Ya tetep tinggal di sini sama pak Kim.

Pak Kim masih sibuk nonton.

Gue duduk disebelahnya terus buka laptop, mau ngerjain laporan.

"Ada tugas?" Pak Kim tanya

"Iya pak. Minggu depan sih dikumpulinnya. Mumpung ada waktu ya saya kerjain aja sekarang."

"Hmm.." dia ngangguk dan lanjut nonton.

Keadaannya begitu aja terus sampe gue merasa berat di pundak gue yang sebelah kanan.

Duh jangan setan setanan dulu dong gue takut. Laporan Nina juga belum kelar nih... Gue pikir, gue dibebanin ama setan kayak cerita-cerita temen gue yang ketindihan makhluk gaib.

Pas gue mendengar suara ngigo. Gue mendadak lega dan nengok ke kanan.

Pak Kim sudah tertidur pulas. Mulutnya mangap gitu. Gue coba untuk mendorong dagunya ke atas supaya mulutnya ke tutup, tapi gagal. Mulutnya kembali mangap.

Gue mencoba menutupnya berkali-kali dan hasilnya tetap saja itu mulut kembali mangap.

Ya udah lah.

Gue matiin tv pake remot dan lanjut ngetik lagi karena gue sudah 2/3 jalan menuju selesai.

.
.
.

"Huft. Akhirnya kelar juga." Gue save data gue setelah itu matiin laptop gue.

Pas gue liat jam dinding, ternyata udah jam 8 yang artinya gue sudah mengerjakan tugas selama 4 jam dari pak Kim tidur. Dua per tiga jalan my ass.

"Pak, bangun pak." Gue toyor-toyor mukanya.

Dia cuma bergumam ga jelas.

Karena besok libur, jadi Nina ga terlalu kebelet pengen pulang kayak kemaren.

Akhirnya Nina nyalain tipi dan membiarkan pak kim tidur di pundaknya.

1 jam kemudian..

"Wih gila udah jam 9 aja. Pak Kim, bangun pak. Udah jam 9. Pindah ke kasur pak kalo mau lanjut."

Pak Kim malah mengerutkan dahinya. Merasa terganggu.

Oh, ga mau bangun? Oke.

Gue langsung berdiri dari sofa, membiarkan pak Kim terjatuh demeg dari pundak gue.

"AAAHHH!!" Dia bangun dengan muka terkejut

"Pak, mau makan malem apa langsung tidur aja?"

Mukanya masih muka bego gitu. Tetep ganteng sih.

"Hah?"

Kenapa dengan semua orang? Kenapa mereka mendadak budeg semua sampe-sampe gue harus mengulang perkataan gue dua kali. Boros tau.

"Mau makan malem atau tidur aja?"

Pak Kim diem aja. Memproses otaknya yang masih beku.

"Tidur aja deh. Saya masih kenyang."

Dari tadi kek.

Sudah 10 menit lebih gue menunggu jawabannya.

Akhirnya gue mangantarkan pak Kim ke kamarnya.

"Bapak udah ga mau kemana-mana lagi kan?" Gue memberi tatapan intens, berharap dia bilang iya.

"S-saya.." dia merasa tertekan. Mukanya langsung melas.

Ih kesian bener ini orang. Gue langsung merilekskan muka gue.

"Saya mau kamar mandi.." katanya pelan

Sudah ku duga.

Setelah selesai urusan kamar mandi, gue langsung pamit pulang.

Trouble Trouble k.thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang