<5>

20 0 0
                                    

MSSGF Updet!!
Happy Reading guys...

😘😘😘

♡♡♡

Bell istirahat telah berbunyi. Akhirnya penderitaan akibat rumus-rumus fisika dari Mrs. Vica yang membuat otak bekerja keras pun usai sudah, namun Aku dan Vanya tetap berada dikelas karena sebelum masuk jam pertama aku dan sahabat imutku tadi sudah sarapan. Ya, walau lebih tepatnya aku sih yang sarapan bukan Vanya. Karena mengembat habis makanan serta minumannya. Dan apesnya aku yang disuruh bayar. Alhasil uang jajanku habis ludes tak bersisa.

Si Vanya lagi asyik baca novel sambil sesekali tersenyum gaje saat membaca novel tersebut. Entah itu novel apaan, yang jelas terlihat dari sampulnya yang berwarna navi muda dan sebuah gambar berbentuk hati menghiasi sampulnya tanpa tulisan sebagai judulnya, menandakan kalau itu novel bergenre romance. Aku yang merasa bosan karena nggak ngapa-ngapain pun akhirnya melontarkan pertanyaan kepadanya.

"Van lo udah nyari tau belom soal yang gue bilang tadi?" Tanyaku.

Dia hanya menggeleng pelan dan menoleh kearahku dengan wajah yang bisa dibilang polos.

"Belom Line. Emang napa?" Jawabnya santai dan kembali fokus pada buku novelnya.

Tiba-tiba seorang lelaki dengan wajah sok kenal datang menghampiri aku dan vanya yang lagi mager nggak pengen keluar kelas.

"Eh busyet dah. Lagi ngapain elo, elo pada? Nggak kekantin?" Ucap seorang lelaki bertubuh tinggi berparas tampan dan sedikit terkenal, namun agak berandal itu sambil menunjuk aku dan Vanya secara bergantian.

Aku mendongakkan kepalaku, mengerutkan dahiku dan memandangnya heran.

"Apa sih Ciko?" Ucapku dengan wajah males.

Lelaki bernama asli Francisco dan biasa dipanggil Ciko teman sekelasku sekaligus salah satu anggota geng 'Cocacola' itu pun hanya berdecak kesal sambil berkacak pinggang.

"Gue tu nanya kalian tuh lagi ngapain.. hadeh." Ucapnya BT.

Aku mengabaikannya dengan hanya ber-oh-ria.

"Oh? Gitu doang? Nggak dijawab lagi." Ucapnya BT parah.

"Trus~ gue harus jawab apa dong? Udah sana gih gue sibuk!" Ucapku sambil mengambil ponsel dan memasang headseat ditelingaku. Namun segera dicegah oleh tangan Ciko yang memegang tanganku yang hendak memasang headset ketelingaku.

"Sibuk ngapain? Sibuk mikirin aku ya?" Ucapnya ngawur. Kayaknya dia lagi konslet. Atau kesambet.

"Anda waras?" Tanyaku dengan wajah BT.

"Saya waras ko, Emang saya orang gila apa?" Ucapnya menimpali.

"Mungkin penyakit lo kambuh tuh. Pasti lupa minum obat deh!" Ucapku sekenanya.

"Gue nggak punya penyakit tuh" Ucapnya mengelak.

"Tau ah gelap!" Ucapku BT.

"Kalo gelap, hidupin aja lampunya" Ucapnya sekali lagi. Emang ya, nggak ada abisnya ngadepin dia yang super nyebelin ini.

"Dih nyebelin banget sih lo!" Ucapku BT parah.

"Aku nggak nyebelin kok" Ia tersenyum geli "Cuma ngegemesin ya kan, udah lah. Lo nggak usah ragu buat bilang kalo gue ngegemesin" Ucapnya dengan PD-nya sambil mengangkat kedua alis tebalnya berkali-kali dan sesekali tersenyum gaje.

Aku hanya memandangnya dengan tatapan ngeri plus eneg. Dan langsung memasang headset-ku lalu memutar musik dengan suara nyaring agar tak mendengar ocehannya yang kelewat GR.

My Sixth Sense GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang