Hari ini sang mentari tak menampakkan sinarnya. Mendung, itulah kata yang cocok untuk cuaca pagi ini. Aku sedang berdiri dijendela kamarku yang terbuka, angin pun menghembus masuk kedalam kamarku. Rasa sejuk segera datang menghampiriku, kulihat samar-samar rintikkan hujan sedikit demi sedikit mulai membasahi seluruh permukaan tanah beserta tumbuhan yang ada disekitarnya. Dengan malas aku menutup jendela kamarku dan berjalan menuju kamar mandi. Kuhidupkan keran air panas kedalam bathup hingga penuh, lalu aku pun berendam dengan santai. Hangat. Itulah yang kurasakan saat ini. waktu masih menunjukan pukul 5:00 tepat sehingga aku tak perlu takut terlambat kesekolah.
Setelah setengah jam berendam aku pun menghentikan aktivitas ritualku, kuraih handuk yang tergantung di samping cermin lalu aku keluar dari kamar mandi.
Segera aku membuka lemari untuk mengambil seragam olahragaku dan memakainya. Setelah itu aku beralih ke meja rias mengambil bedak dan mengoles tipis ke wajahku. Tak lupa kusisir rambut tebalku yang lurus nan hitam dan kubiarkan tergerai indah. Setelah selesai kuambil tas ranselku lalu keluar kamar menuju meja makan.
Kulihat mamah sedang memasak makanan didapur. Aku pun berinisiatif untuk menghampirinya.
"Mah mau aku bantu?" Tawarku sambil memberikan senyum termanisku.
"Kau kesambet ya? Adeline." Ucap mama yang seketika membuatku nge flat. Parah si mamah pagi-pagi udah bikin BT.
"Ditanya malah bengong" Ucap Mamah.
"Tau ah. Bukannya seneng anaknya mau ngebantuin eh malah dibilang kesambet. Huft" Ucapku BT.
Mamah terkekeh pelan.
Aku tak memperdulikan ejekan mamah dan langsung melengos kemeja makan.
"Oh iya Vanya berangkat sendiri gak ya?" Tanyaku pada diriku sendiri. Kuambil handpone lalu kukirimkan pesan ke Vanya.
[ Aku
Van lo berangkat sendiri atau enggak?]
[Vanya
Iya mulai hari ini gue berangkat sendiri soalnya mamah keluar kota sama papah. Jadi gue hanya berdua sama mba Nia.]
[Aku
Oh gitu. Lo udah berangkat apa belum?]
[Vanya
Ni lagi otw kerumahmu.]
[ Aku
Ok ]
"Nih uang jajan buat satu bulan!" Ucap mamah.
"Wahhh Ok deh!" Ucapku semangat.
"Hmm giliran duit aja cemberutnya ilang bagai ketiup angin. Oh iya Line, akhir-akhir ini kamu sering liat makhluk halus Gak?" Ucap mamah sambil menggoyang-goyangkan dua jarinya saat menyebut kata makhluk halus.
Aku tersentak kaget.
"Iya mah tapi jarang, nggak sering" Ucapku mencoba tenang.
"Oh ya udah" Ucap mamah.
Tiitt...titiittt
Suara klakson mobil menggema keras didalam rumahku yang rada luas ini. Aku segera berpamitan dengan mamah lalu melengos pergi dengan wajah ceria.
"Pagi Van!" Sapaku pada Vanya.
Vanya hanya menatap tak percaya. Ia menepuk pelan keningku dan menepuk keningnya secara bersamaan.
"Suhu badan lo normal. Tapi lo nggak kesambet kan?" Ucap Vanya hingga membuatku nge flat. Lagi.
"Apaan sih Van lo sama aja kayak mamahku deh. Sama-sama nyebelin." Ucapku BT.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sixth Sense Girlfriend
Fantastique#Slow Updet... Louis Gilbert adalah lelaki yang sangat tampan dan dingin. Ia adalah siswa di sekolah elit bernama Wellington High School. Dan ia adalah anak dari keluraga konglomerat dan disegani oleh seluruh siswa-siswi disekolah elit itu. Dia bert...