<13>

14 0 0
                                    

"Sebenernya gue.." Ucapku menggantung.

"Sebenernya gue emang punya kemampuan ini sejak kecil. Entah ini emang takdir, ato ada keturunan dari keluarga gue yang terdahulu. Dan itu belum gue ketahui sampai sekarang" Jelasku panjang kali lebar. Namun aku nggak mau bilang ke Louis kalau cuma dia yang bisa jadi penangkal kalo aku liat makhluk halus. Aku pengen fia tau sendiri. Ya setidaknya peka dikit gitu. Ngarepnya gitu.

Ia hanya menggangguk tanda mengerti.

"Trus kenapa lo mau bantuin gue buat ketemu sama Sia?" Tanyanya.

"Hah maksud lo? Sorry gue lupa soal itu. Bisa lo jelasin nggak?" Jelasku lagi.

"Kok lo lupa sih? Apa jangan-jangan gara-gara lo pingsan ya?" Ucapnya.

"Lo kemarin bantuin gue buat ketemu sia. Pacar gue, eh mantan maksudnya. Buat ngejelasin kenapa dia pergi ninggalin gue" Jelasnya.

Aku looding bentar.

"Oh itu." Ucapku yang sudah mengingat kembali kejadian kemaren. Walau nggak semua sih.

"Eh btw, selama ini lo gak jadi gila gitu, soalnya lo selalu ngelihat hal-hal yang bahkan nggak gue percaya sama sekali sejak kecil. Dan sampe-sampe lo bisa kerasukan jin gitu" Ucapnya yang membuatku langsung ngeflat.

"Ya gak gila juga kali. Tapi rada stres sedikit sih.." Jawabku oon.

Ia hanya mengatubkan bibirnya menahan tawa. Dan sepersekian detik tawanya pecah membuatku bingung.

"Hahaha.... gila sama stres itu apa bedanya coba. Lo oon banget sih. Hahaha!!!" Ucapnya disela tawanya yang nyaring kayak towa itu. Namun aku hanya tersenyum kecil.

Wah beda banget ama Louis yang biasanya galak. Coba aja lo peka dikit ke ke perasaan gue sama lo' Gumamku tanpa sadar.

"Ah..apaan sih gue nggak mungkin bisa dapetin dia" Ucapku keceplosan.

Ia segera menghentikan tawanya. Dan aku langsung membungkam bibirku rapat dengan bantuan kedua tanganku.

"Heh? Maksud lo?" Tanyanya membuatku langsung kikuk.

"Eh. Itu, gak, gak mungkin gue bisa dapetin mangga mentah buat kucing yang lagi ngidam" Jawabku ngawur.

Sumpah oon banget gue elah' Gumamku kesal.

"Apah?! Serius?! Ahahahaha!!" Ucapnya dan kembali tertawa lepas.

"Lo ternyata beneran bloon!" Ucapnya lagi disela tawa lepasnya.

Aku hanya manyun. Entah kenapa rasanya BT banget sama dia. Rasanya pengen nabok muka tampannya itu, tapi aku cinta sama dia. Ya walaupun dianya gak cinta aku. Ish nyebelin.

"Sorry gue kelepasan" Ucapnya dan lagi membuatku bingung.

"Apanya yang lepas?" Jawabku oon.

Ia bukannya ngejawab eh malah ketawa lagi. Apes gila aku hari ini. Dibilang oon mulu. Huft.

"Oon!" Ucapnya sambil mencoba menghentikan tawanya. Namun mungkin nggak bisa.

"Tau deh! Dari tadi gue dibilang oon mulu" Ucapku BT.

"Eh.. iya-iya sorry deh. Mau gue beliin eskrim?" Ucapnya membuatku seketika berasa berbunga-bunga.

"Tapi pake uang lo dulu ya. Gue gak bawa uang soalnya." Ucapnya lagi dan seketika aku langsung geflat.

"Php banget!" Ucapku BT.

"Ya udah kalo gitu gue aja yang beli" Ucapku sambil berdiri dan berjalan menuju tukang eskrim.

My Sixth Sense GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang