Petir
Karya : Ignatius Pratama
Angin yang egois mengarak awan untuk memanggil ratap.
Tiada lengkap tangis awan tanpa disertai ratap.
Tiap lima puluh tetes air mata awan, rintihan ratap itu menggelegar. Memecah keheningan malam yang amat sunyi.
Dengan sombongnya menakuti anak anak kecil.
Menunjukkan sambaran-sambaran cahaya yang tak berujung.
Kita lihat sekarang,
siapa yang menghancurkan dahan tua.
Ya!
Itu petir!
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Sendu Malam Hari
PoetryHighest 17 in #move (13-5-2018) Lalu aku, Tertupi sendu, Kala tiada mampu, Miliki senyum indahmu itu, Hai kamu milikku.