Dalam
Karya : Ignatius PratamaTatap penuh ratap menusuk dalam kalbu.
Detik demi detik berlalu,
menyisakan tanda tanya besar di rongga jiwa.
Apa mau dia?
Kembali mengharap ilusi yang telah dibuatnya.
Beralasan terbutakan siluet hitam tak berujung.
Sunyi dan gelap ruang gelisah hatinya. Ah! Itu aku!(Untuk Kamu, Raina Silvey)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Sendu Malam Hari
PoesíaHighest 17 in #move (13-5-2018) Lalu aku, Tertupi sendu, Kala tiada mampu, Miliki senyum indahmu itu, Hai kamu milikku.