Mungkin ini jalan yang terbaik untukku.
- Aisyah Az-Zahra Loey -
🍃🍃🍃🍃🍃
Kicau burung yang bernyanyi bergantian menandakan hari tidak akan hujan. Menari kesana kemari diatas awan, ada yang mengatakan itu pertanda hari tidak akan hujan. Itulah yang beredar dikalangan masyarakat. Sorak ramai disebelah kaca jendela mobil terdengar samar. Sangatlah wajar ketika lalu lintas macet banyak orang yang sedang mencari nafkah. Suara klakson yang terdengar beriringan. Maklum hari senin wajar saja jika kota ini aktivitasnya ramai.Drrttt...Drrrt......
Terdengar getar handphone terus menerus, memecah konsentrasi seorang wanita yang sedang memacu mobilnya ditengah kemacetan. Terlihat wajahnya yang kesal karna sangat mengganggu.
Dipasangnya earphone ke telinganya, terdengar suara perempuan paruh baya diseberang sana.
"Assalamu'alaikum Aisyah sayang",
"waalaikumsalam, ma. Ada apa ma? Aisyah lagi dijalan. Ini lagi macet parah nih ma. ", kata Aisyah nyerocos tiada henti.
Diseberang sana, Zulaikha, mama Aisyah hanya menggeleng. Mamanya sudah hafal jika anak bungsunya ini marah ketika ditelfon saat nyetir mobil.
"Iya sayang, mama cuman pengen tanya nanti abis kuliah langsung pulang ya. Nanti antar mama jemput abangmu di pesantren."
Dahi Aisyah mengernyit, Dia heran kalau diinget - inget abangnya itu baru setaun belajar disana. Tiba tiba hari ini suruh jemput. -batin Aisyah.
"Loh ma, bukannya abang baru setaun kemaren masuk pesantren kok tiba-tiba minta jemput ? Heran ya sama tuh anak. ", protes Aisyah.
"Nanti mama ceritain kalo udah pulang, yasudah hati hati ya nak. Assalamualaikum."
"waalaikumsalam. " tutup Aisyah.
Aisyah dibuat penasaran, tidak ada angin, badai, topan tiba tiba abangnya itu ingin pulang ke rumah. Meskipun setaun lalu Aisyah anak bandel suka dunia gelap, tapi tidak terlewat sedetikpun untuk berdebat dengan abangnya itu.
🍃🍃🍃
Mobil putihnya sudah terparkir dihalaman kampusnya. Aisyah masih berkutat dengan pikirannya, memikirkan alasan mengapa abangnya ingin pulang sekarang. Eladalahhhh, perang dunia kesepuluh gw akan dimulai nih, batin Aisyah.
Aisyah menghentakan kakinya kesal, karena sebentar lagi hari harinya akan ada yang ngeganggu. Ketika dihadapannya ada sebuah kaleng, kakinya gatal ingin menendangnya kini Aisyah sangat kesal. Dalam hitungan detik, kaleng itu melayang.
Pletakkk...
Aisyah kaget, ternyata kaleng yang ditendang tadi mengenai orang. Orang itu ternyata jatuh tersungkur, dahinya memerah. Wah gawat...
Aisyah berlari menghampiri orang itu, "Astaghfirullah, maaf ya. Gw nggak sengaja. Lo nggak papa kan?" tanya Aisyah khawatir.
Orang itu mendongak hanya tersenyum melihat kekhawatiran Aisyah.
"Syah" teriak Maira. Maira berlari menghampiri Aisyah.
Sontak Aisyah menengok bingung, entah mengapa dia berlari seperti itu.
"Maafkan teman saya ya pak, kita mau ke kelas dulu. Sekali lagi saya minta maaf pak.", kata Maira sambil menarik lengan Aisyah dan melangkah pergi meninggalkan orang itu.
Aisyah hanya bengong dan bingung, kenapa orang tadi dipanggil bapak. Orang tadi masih muda sepertinya sekitar 25 tahunan meskipun penampilannya sangat kuno tapi Aisyah bisa mengamatinya.
"Apaan sih Ra?", tanya Aisyah heran.
"Diem deh lo! Ntar gw critain", jawab Maira sewot.
Aisyah melangkahkan kakinya mengikuti Maira. Sesampainya di kelas, Maira menatap lekat mata Aisyah tampak serius.
"Aisyah, sahabat gw yang cantik. Dengerin gw, lo tau siapa yang lo timpuk tadi?" tanya Maira serius.
Aisyah menggeleng,
"Itu dosen matkul agama kita, bego." kata Maira.
Aisyah hanya mengangguk saja, dia hafal sahabatnya itu. Dia sering ngomongin berita hoax.
"Hahahhaa, jangan ngaco ah. Gw nggak percaya sama lo. Dia itu masih muda nggak mungkin dosen lah, dilogika bisa kali.", jawab Aisyah sambil membaca novelnya.
"Terserah lo." celetuk Maira.
🍃🍃🍃🍃🍃
Alhamdulillah, part 1 selese. Happy reading guys 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbinglah Aku ke Jalan Allah
EspiritualHijrah itu mudah, tapi istiqomah yang sulit. Aku tidak yakin apakah kamu benar sosok imam yang dikirimkan Allah untukku? Dan apakah kamu adalah jodohku yang tertulis di lauful mahfudz? Tapi, hanyalah Allah yang tahu. Karena Allahlah Dzat yang memb...