Dedicated for MechanMel
aku suka kamu
___ ____ _____Hujan.
Jarum pendek pada jam di dinding menunjuk angka 7. Langit sejak sore mendung hingga memasuki waktu malam pun semakin pekat. Pada akhirnya hujan turun.
Aku masih terjebak di sekolah. Seperti biasanya setelah latihan bersama klub basket, aku kembali ke kelas di lantai tiga dan gadis itu masih duduk disana. Ia duduk di bangkunya dengan buku-buku yang terbuka di atas meja, namun sendirinya menatap jauh keluar jendela.
Dia gadis yang cerdas, tapi pendiam. Tidak banyak teman yang ia punya. Maksudku teman disini adalah seseorang yang benar-benar dekat dengannya, yang selalu bersamanya setiap saat atau minimal ya waktu istirahat dihabiskan bersama lah. Nah, yang begitu tidak ada.
Tapi jika ada teman sekelas yang mengajaknya berbicara, ia pasti menanggapi. Atau jika ada yang meminta bantuan, ia juga tak ragu.
“Kau belum pulang?” Suaranya menyadarkanku yang masih berdiri mematung di depan pintu.
Aku mengulas senyum lantas masuk kelas dan berjalan ke arah lokerku di bagian belakang ruang kelas.“Baru selesai latihan dengan klub?” Selesai mengambil beberapa buku tugas akhir pekan, aku duduk di bangku depan bangkunya. “Kau sendiri? Belum pulang?”
Ia menjawab dengan gelengan kepala. “Aku masih mengerjakan tugas akhir pekan.”
“O, sudah selesai?” Dia mengangguk.
Tangannya kini sudah bergerak membereskan buku-buku yang tadinya berantakan di atas mejanya lantas dimasukkan ke dalam tas.
“Mau pulang bersama? Aku bawa payung omong-omong.” Tawarku.
Ia menghentikan aktifitasnya memasukkan buku hanya untuk menatapku sedangkan tanpa ia tahu kondisi terkini jantungku yang ketar ketir ditatap begitu olehnya. Ia tersenyum lantas mengangguk.
“Aku ikut sampai halte.”
Oke, setidaknya aku punya beberapa menit q-time bersamanya.
<00000>
Sudah kukatakan tadi bahwa dia adalah gadis yang pendiam. Tertutup. Seratus delapan puluh derajat kebalikannya dariku.
Tapi dia menarik asal kau tahu. Bagiku. Aku punya segunung rasa penasaran dan satu gunung lagi pertanyaan untuk gadis ini.
“Bahumu basah, Seongwoo-ssi. Kau bisa bergeser. Payung ini milikmu.”
“Tidak masalah. Ah, maksudku iya tidak apa-apa. Yang penting Myungeun tidak basah.”
“Aku jadi merasa bersalah padamu.”
“Tidak! Itu tidak perlu!” Aku dapat menangkap keterkejutan Myungeun karena mungkin aku agak sedikit menaikkan suaraku.
Bodoh sekali penyakit panikku kumat di saat yang tidak tepat begini.
Selalu, setiap kali berbicara dengannya aku jadi lebih gugup.
“Seongwoo-ssi kenapa sering mengajakku ngobrol? Seongwoo-ssi juga sering membantuku piket. Sekarang Seongwoo-ssi juga berbagi payung denganku. Tidak merasa malu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT (series)
FanfictionMalam adalah kegelapan antara matahari terbenam dan matahari terbit. Tapi dibalik kegelapannya, ada pahit manis hidup yang menghiasinya. Mixed Length (drable, ficlet, oneshot etc) Mixed Genre Random ship