11. Mayonaise

214 21 13
                                    


Lovelyz Sujeong X U-Kiss Jun
AU|Marriage-life|PG-15

Special request from kakak MechanMel

.

.

.

“Aku akan pergi sebentar ke Daejeon. Eonni melahirkan.” Malam itu sebelum tidur, Sujeong pamit pada suaminya. Ia baru saja mendapat panggilan sore tadi bahwa kakaknya baru saja melahirkan.

“Kalau begitu aku ikut.”

Usia pernikahan Sujeong dan juga Jun belum ada seratus hari. Jun masih bersikap kekanakan cenderung manja pada Sujeong hingga membuat wanita itu kadang gemas sendiri.

Seperti saat ini. Ia memohon agar bisa ikut dengan Sujeong. Sujeong sudah menerka sebelumnya sampai-sampai menyiapkan sebuah dalih yang kuat agar suaminya kalah.

“Jangan. Kamu tidak bisa begitu saja meninggalkan pekerjaanmu. Akan kusampaikan saja salam darimu untuk eonni, hmm? Sayang?”

“Tapi..”

“Sayang...”

“Baiklah.”

Iya, mau tidak mau, suka tidak suka, Jun harus mengalah untuk istrinya. Ia sadar harus memberikan kepercayaan pada sang istri kalau akan pergi jauh sendiri. Tidak mungkin juga Jun harus ikut kemnaapun istrinya pergi apalagi menyangkut urusan pekerjaan atau hal-hal mendadak lainnya. Ia sendiri juga ingin Sujeong mandiri dan tidak bergantung padanya kedati kenyataannya justru Jun lah yang lebih banyak bergantung pada Sujeong.

Keesokan paginya, Jun terlambat bangun dan mendapati sisi ranjangnya sudah kosong tak berpenghuni. Masih dengan mata yang mengerjap, Jun berusaha mengumpulkan kesadarannya.

“Ahh, Sujeongi sudah berangkat, ya?”

Melirik jam digital yang bersemayam di atas nakas, Jun bergegas bangkit mendapati jam yang menunjukkan angka 06.47. Ia harus segera membersihkan diri agar bisa segera tiba di kantor. Buru-buru ia melepas kaus oblongnya untuk kemudian masuk dalam kamar mandi.

Selesai mandi dan memakai pakaian, Jun segera turun ke dapur. Ia mendaati sebuah sticky note warna merah muda yang ia yakini ditulis oleh istrinya.

Maaf sayang, aku bangun terlambat. Kamu sarapan roti panggang tak apa ya? –Sujeongi

Jun menghela nafas. Ia sih tidak masalah alau harus sarapan hanya dengan roti panggang. Masalahnya adalah ia harus sarapan sendiri. Tanpa istrinya. Itulah masalah. Sebab tidak ada pemandangan indah dan menyegarkan sebelum berangat ke kantor.

Dibukalah kulkas di hadapannya hingga netranya mendapati presensi sebuah kantung kertas yang biasanya digunakan untuk membungkus Burger.

“Ahh masih ada burger. Daripada bikin roti panggang mending panasin ini.” Jun bermonolog seiring tangannya yang cekatan mengambil si burger untuk menghangatkannya sejenak dalam microwave.
Tak perlu waktu lama hingga burger itu siap disantap.

“Akan lebih enak kalau Sujeong juga disini.” Tanpa ragu  Jun menghabiskan burger itu sebelum ia berangkat ke kantor.

NIGHT (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang