09. VLOG

228 13 8
                                    

Golcha Bomin x LOONA Heejin
au; school-life; teenager crush; creepy
S

pesial request from MinJungHee

.

.

.

Bagi Heejin, senyuman Bomin yang hanya bisa terlihat tak genap hitungan jumlah jari tangan setiap tiga ratus enam puluh lima hari itu adalah vitamin yang mampu mempertahankan jiwa raganya untuk tiga ratus enam puluh lima hari selanjutnya.

Bomin punya Gummy Smile, sama seperti Suga BTS, bias Heejin.

Makanya bagi Heejin, ia tidak perlu susah-susah mengejar Suga oppa sampai harus ikut fansign. Cukup melihat senyum Bomin baginya sudah mengalahkan segalanya.

Sayang.

Bomin kan jarang sekali senyum.

Tapi Heejin tidak menyerah begitu saja. Terlebih setelah kalah ToD dengan teman-temannya, Heejin mau tidak mau dipaksa keluar dari zona nyamannya sebagai penggemar-rahasia-kadang-gak-tahu-diri-di-barisan-pertama-Choi-Bomin.

"ToD?"

"Dare deh. Males kalau harus jujur-jujuran."

"Assa!"

"Ajak Bomin nge-Vlog. Temanya harus horor."

"Iih ogah. Kalian kan tau kalau aku penakut."

"Kan ada Bomin."

Mau tidak mau, suka tidak suka, Heejin memberanikan diri mendekati Bomin yang sedang duduk di bawah pohon belakang sekolah. Di pangkuannya ada buku yang terbuka, sementara Bomin sendiri memejamkan matanya menikmati semilir angin.

Heejin berdehem.

"Choi Bomin?" Bomin membuka matanya. Menoleh sejenak ke arah Heejin yang tersenyum padanya.

Bukannya balik menyapa, Bomin malah menutup buku dan siap beranjak. Tangan Heejin lebih cepat menahan pergelangan tangan Bomin.

Terdengar dengusan kesal dari Bomin. "Wae?" Bomin melepas kuasa Heejin pada pergelangannya untuk berbalik menatap gadis beriris cokelat itu tepat di matanya.

Tolong, Heejin ingin tenggelam ke laut sekarang juga!

"Ahh.. itu.. euhm.. begini.. jadi itu aku main ToD sama teman-teman dan.. dan aku.. uhmm.. aku memilih Dare," Heejin sengaja menghentikan kalimatnya. Kalau-kalau Bomin ingin merespon.

Hanya ada semilir angin mengiringi tatapan Bomin pada Heejin yang makin membuat gadis itu merinding. Bahkan menelan saliva pun rasanya sulit sekali dengan tatapan Bomin yang seperti itu.

"Uhmm jadi aku disuruh bikin Vlog. Kontennya horor. Bareng Bomin. Nanti malam. Di sekolah. Di perpus."

"Gak." Bomin langsung berjalan meninggalkan Heejin.

Gadis bersurai sepunggung itu tidak lantas menyerah begitu saja. Ia bergegas menyusul Bomin, mengiringi langkah kaki Bomin.

"Please bantu aku, Bomin-ah. Kalau aku tidak bisa mengajakmu, mereka akan~"

"Aku tidak peduli."

Heejin menghentikan langkahnya tapi tidak dengan Bomin. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menatap punggung tegap Bomin yang berjalan semakin menjauh darinya.

Kesal.

Tapi kok dia Bomin.

>•<

Kelas sudah berakhir dua jam yang lalu. Heejin masih duduk di bangkunya. Sesuai instruksi untuk dare yang akan dilakukan oleh Heejin malam ini, ia memutuskan untuk menjalankannya sendiri. Teman-temannya pun memilih untuk menunggu gadis itu di halaman.

NIGHT (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang