12 RAIN

76 7 1
                                    

Sf9 Hwiyoung x IZ*one Yena

.

.

.

Yena ingin menangis saja sekarang.

Dia masih terjebak di dalam perpustakaan akibat ketiduran setelah mengerjakan tugas. Yena mengecek ponselnya untuk menilik jam yang telah menunjukkan pukul 19.06 dan mendapati beberapa panggilan tidak terjawab dari kakaknya, Jaehyung. Ada juga pesan dari Jaehyung yang menanyakan keberadaannya. Sayang Yena tidak bisa menjawab pesan itu karena tidak punya pulsa. Mau telpon balik apalagi.

Yena diserang panik karena perpustakaan sudah gelap. Maka yang ia lakukan saat itu adalah membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja. Mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Gelap.

Yang terlintas di benaknya saat ini adalah cerita-cerita menyeramkan yang kerap kali diceritakan teman-teman. Tentang hantu perempuan di dekat rak novel fantasi, tentang seorang siswa yang mati kelelahan karena terlalu lama belajar di kubikel paling ujung perpustakaan.

Tak lama kemudian ponsel Yena bergetar. Sebuah panggilan masuk dari Hwiyoung. Terburu Yena mengangkat panggilan itu.

"Yeyen lu dimana? Gue ditelponin Bang Jae nih nanyain lu kemana gak pulang-pulang."

"Gue masih di sekolah ini. Di perpus. Udah gelap banget. Gue takut gak berani keluar."

"Ya udah gue masih di deket sekolah. Jangan kemana-mana sampe gue dateng."

"Iya buruan."

Panggilan telepon berakhir. Karena tidak tahu harus melakujan apa untuk mengikis rasa takut dan sepi, Yena hanya bisa memejamkan mata.

Tapi tak lama kemudian Yena mendengar suara buku yang jatuh. Bulu halus di tubuhnya meremang. Darahnya berdesir. Yena hampir saja menangis.

"Ini Hwiyoung lama banget sih," gerutunya tanpa sadar diiringi airmata.

"Aargh!" pekik Yena ketika terdengar suara kilat. Yena memberanikan diri melirik ke arah jendela. Langit malam diselimuti awan kelabu. Pertanda hujan akan turun malam ini.

Kini Yena menutup mata dan telinga serta terus menggumam; merapalkan doa pada Sang Kuasa. Dia tidak ingin mati konyol karena ketakutan di perpustakaan sekolah. Yena juga tidak ingin bertemu dengan siapapun yang tidak dikenalnya di perpustakaan ini.

"Yena." Bahkan ketika Hwiyoung memanggilnya pun Yena  tidak mendengarnya karena sibuk merapalkan doa.

"Yena!"

"Aaargh, Bang Jae, Bunda, Ayah huhuhu aku belum mau mati!"

Yena memekik sampai menangis. Tidak tahu menahu bahwa yang menepuk pundaknya adalah Hwiyoung.

"Apaan sih, Yen. Ini gue Hwiyoung." Hwiyoung mengguncang bahu Yena. Yena berhenti menangis dan menoleh. Tiba-tiba dia menangis lagi.

"Bohong. Kok rambutnya panjang?"

"Ya kan gue emang lagi gondrong."

NIGHT (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang