***
Malam harinya sesuai jadwal, Khafif dan Inez bertemu dengan Taehyung yang merupakan salah seorang artis terkenal. Mereka tampak ngobrol asyik, dan Inez tampak begitu ceria dan lincah bercanda dengan Taehyung. Bahkan ia sempat senggol-senggolan dengan Taehyung.
“Well guys, I’ve to go! I’ve to meet a friend.” Pamit Khafif sambil berkedip sekali pada Inez, memberi kode.
“Ah really?” Taehyung bertanya.
“Ya, and I’d like to find some Sojus. Hehe…” Taehyung mengangguk.
“You both can continue and enjoy together!” Khafif beranjak.
“Take care Khafif, and thank you!” Inez cekikik an sambil melambaikan tangan dengan lebaynya ala miss miss kecantikan di tivi.
Khafif keluar dari kafe itu dan berjalan-jalan. Ia melirik jamnya, sudah pukul sepuluh. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari kedai soju terdekat. Dan ia melihat satu. Ia pun mendekat ke kedai itu dan masuk.
“Eomonim, Soju juseyo!” (Bibi, pesan soju!)
“Ah nde,” (Baiklah) Jawab wanita penjual soju itu. Saat mencari bangku kosong yang sekiranya nyaman, ia melihat seseorang yang sepertinya dikenalnya. Ia berjalan mendekati orang itu dan ternyata ia tidak salah orang.
“Wahyu?” Panggil Khafif kalem.
Orang itu mendongak, dan ternyata itu memang Wahyu. Wahyu sendiri tampak surprise dengan kehadiran Khafif.
“Khafif? Sedang apa disini?” Tanya Wahyu masih setengah kaget.
“Aku? Sedang cari soju.” Jawabnya yang kemudian duduk di depan Wahyu. Wahyu tersenyum.
“Maksudku, kau di Korea? Sedang ada acara apa?” Wahyu kembali bertanya.
“Tidak ada. Hanya sekedar liburan.” Wahyu mengangguk mendengar jawaban Khafif. Dan bibi penjual soju pun mengantarkan pesanan Khafif.
“Gamsahamnida.” Bibi penjual itu tersenyum sambil mengangguk, kelihatannya paham betul bahwa sosok indah itu bukanlah orang peribumi sepertinya. Aksennya saja sudah terdengar berbeda.
“Lalu kau? Sedang apa di Korea? Liburan juga?” Giliran Khafif yang bertanya. Wahyu menggeleng.
“Tidak, aku ada kerjaan disini. Meliput, seperti biasa.” Jawab Wahyu.
“Sendirian saja?” Khafif kembali bertanya. Wahyu menggeleng lalu meminum segelas soju.
“Tidak, aku bersama dua orang teman.”
“Mana mereka?” Tanya Khafif lagi.
“Mereka sudah pulang duluan, ngantuk katanya.” Jawab Wahyu, Khafif mengangguk. Khafif pun menuang soju kedalam gelas dan meminumnya.
“Bagaimana denganmu? Sendirian saja?” Wahyu yang ganti bertanya.
“Aku bersama Inez. Aku meninggalkannya bersama seorang teman di café di ujung sana!” Jawab Khafif.
Keduanya kemudian minum soju lagi sambil berbincang, bahkan sesekali melempar candaan. Mereka terus minum sampai terlihat mabuk.
Mereka berjalan keluar kedai dengan tubuh terhuyung huyung, sambil sesekali berkelakar tidak jelas. Yahh, namanya juga orang mabuk. Bahkan sempat beberapa kali tubuh mereka bertabrakan hingga hampir terjungkal. Untung trotoar pada saat itu sedang sepi.***
“Ahh…ahh…”
“Ahh, tenang sayaang. Aku akan pelan-pelan.”