07

2.9K 130 2
                                    

***

Pagi-pagi dikantornya, Khafif tampak begitu sibuk. Banyak berkas laporan yang harus dicheck dan dikerjakannya satu persatu. Banyak telpon dari client yang harus pula dijawabnya.

“Iya baik, terima kasih. Iya baiklah, saya tunggu laporannya dari bapak!” Dan Khafif mengakhiri telponnya.

Kemudian ia menghempaskan tubuhnya pada kursi kebesarannya, ia bersandar dengan wajah yang lesu dan lemas. Ia lalu mengambil remote TV dan menyalakannya. Ia mengganti ganti channelnya, dan ia berhenti saat ia menemukan channel tv yang menayangkan program infotainmentnya.
Khafif terpaku! Yang membuatnya terpaku bukan acaranya apalagi hostnya, tapi mengenai headlinenya. Ia segera mencari kacamatanya dan memakainya. Dia terbelalak besar membaca headline infotainment itu.

‘Afif Sastro, hamil!’ Begitu yang tertulis disana.

“Apa-apaan ini!” Teriaknya pada ruang kerja kosong miliknya. Hening sesaat.

“Iya, jadi kemarin itu, ada yang menghubungi dan memberi tahu redaksi kita kalau Khafif ini sedang hamil 9 minggu.” Ucap salah satu host.

“Aneh ya, padahal kita tahu kalau Khafif itu kan laki-laki, tapi kenapa bisa hamil.” Host satunya menimpali.

“Jadi fenomena ini pernah terjadi beberapa kali di dunia. Dan kita akan simak pendapat para ahli tentang ini, berikut liputannya!”

Dan gambar pun berganti dengan gambar-gambar orang-orang tua, laki-laki dan perempuan yang tengah mengeluarkan suara mereka tentang fenomena yang sebelumnya telah disebutkan oleh host infotainment itu.

“Bagaimana bisa?” Khafif langsung melempar remot tv itu sembarangan. Ia kemudian mengacak-acak rambutnya, frustasi. Lalu tiba-tiba Ferry masuk ruangannya tanpa permisi.

“Fif! Baca ini!” Khafif membaca Koran yang disodorkan Ferry padanya. Dan ia mendapati berita yang sama seperti yang dilihatnya di infotainment yang sebelumnya ia lihat, di headline surat kabar tersebut. Bahkan disana memampang fotonya sangat besar, separuh dari halaman pertama surat kabar tersebut.

#NB: Kenapa sih segala sesuatu yang berhubungan dengan Sastro itu beritanya selalu gempar dan terkesan berlebihan? Kalian pasti bertanya? Kalau nggak tanya aku kasih tahu aja deh ya. Jadi seperti yang pernah ku katakan bahwa Sastro itu sangat terkenal di berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Mereka pamornya mampu mengalahkan selebriti papan atas sekalipun. Dan selain itu, hal itu juga merupakan kebijakanku selaku author. Aku memang sengaja membuat Sastro terkenal. Hahaa lol.#

Khafif langsung meremat surat kabar itu begitu selesai membacanya, kemudian membantingnya ke atas mejanya.

“Apa-apaan ini?” Suara Khafif melengking.

“Aku juga tidak tahu, aku juga shock membacanya.” Ferry geleng-geleng kepala.

“Cepat suruh seluruh media ini untuk mencabut berita tentangku! Berani sekali mereka!” Khafif masih berkata dengan keras. Ferry yang takut pun langsung bergegas keluar, karena ia sendiri juga belum pernah melihat Khafif sebegitu marahnya.

Khafif langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Nez! Artismu yang jadi host di infotainment tadi apa-apaan dia?” Semprot Khafif pada Inez.

“(……)”

“Aku tidak peduli! Cepat urus berita ini, atau akan ku hancurkan bisnis tv itu dan akan ku cabut sahamku dari bisnis mu!” Ancam Khafif.

“Iya iya, sabar bro! Gampang, biar aku bereskan! Sabar ya?” Kata Inez mencoba menenangkan Khafif, dia sendiri juga ketar ketir jika Khafif benar-benar mencabut sahamnya dari perusahaannya. Bisa bangkrut dia. Karena memang dari seluruh keluarga Sastro, keluarga Tyan dan Khafif lah yang paling kaya raya.
Khafif langsung memutus sambungan telponnya. Dan ponselnya pun tak luput dari sasaran emosinya. Khafif meremat ponselnya kuat-kuat, hanya saja kekuatan Khafif tidak lah cukup jika ingin meremat dan menghancurkan ponsel yang kata-kata orang ‘pintar’ itu.

DIVINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang