Maafkeun, update nya ngareett banget. Akika sibuk kerja shhaayy, *ngeles 😂😂😂
Happy reading!
***
Marvin bersiul-siul di dalam mobil mewah mamanya, dan tak perlu menunggu lama, mamanya sudah terlihat keluar dari rumah menuju ke mobil. Begitu sampai di dalam mobil,
“Mana? Kembalikan handphone mama!” Khafif menengadahkan tangan kirinya ke Marvin.
“Nanti dulu! Kalau sudah sampai di depan rumah papa, baru Marvin berikan ke mama!” Ucap Marvin sambil terkikik, menjengkelkan.
“Ck, menyebalkan!” Gerutu Khafif dan itu semakin membuat Marvin terkikik. Dan Khafif menyalakan mobilnya dan mobil mewah itupun melaju mulus membelah jalanan yang tidak terlalu ramai sore itu, menuju kediaman Wahyu.
Ditengah perjalanan, Khafif hanya diam, tak mengeluarkan barang sedikit kata-kata pun. Marvin pun mengambil inisiatif untuk memecah keheningan.
“Ma?” Panggilnya.
“Hemm?” Jawab Khafif. Kenapa Khafif selalu menggunakan kata ‘hemm?’ saat dipanggil anaknya itu ya? Entahlah, tidak penting lagipula. Lol.
“Marvin ingin tau, bagaimana mama dan papa dulu berhubungan?” Tanya Marvin kepo.
“Hubungan apa maksudmu?” Khafif malah ganti bertanya.
“Hadduh mama, hubungan ya hubungan. Hubungan special gitu loh!” Ujar Marvin menjelaskan maksudnya.
“Tidak ada.” Jawab Khafif pendek.
“Hah?” Marvin cengo.
“Tidak ada. Mama tidak ada hubungan apa-apa dengan papamu. Kami dulu hanya berteman biasa.” Khafif memperjelas jawabannya.
“Mana mungkin? Marvin nggak percaya.” Marvin melipat tangan tangan di depan dadanya.
“Kau ini kalau dikasih tau, ngeyel. Nggak percaya,” Khafif menelonyor kepala anaknya.
“Ya nggak percayalah ma, kalau mama nggak ada hubungan apa-apa ama papa, mana mungkin bisa ada Marvin?” Marvin berkelakar. Sedangkan Khafif hanya geleng-geleng kepala.
“It was an accident. Itu kecelakaan Marvin.” Kata Khafif.
“Kecelakaan yang enak ya ma? Hahaha!” Marvin kembali mengusili mamanya.
“Yakk!” Khafif bersiap mengangkat tangannya untuk memukul Marvin.
“Hehehe, bercanda mama. Tapi ma, gimana ceritanya bisa kecelakaan?” Khafif menoleh sebentar ke puteranya lalu fokus nyetir lagi.
“Kau ini kepo sekali, tumben-tumbenan.” Respon Khafif.
“Ayolah ma ceritakan, buat referensiku kelak jika aku ingin membuat kecelakaan dengan pacarku.” Marvin memang hobi sekali menjahili mamanya. Dan Khafif tanpa basa basi langsung memukul bahu anaknya.
“Kau ini! Sejak kapan kau jadi mesum seperti ini? Awas kalau kau berani melakukannya!” Ancam Khafif pada Marvin. Sedangkan Marvin hanya tertawa sambil mengelus bahunya yang baru saja dipukul mamanya. Yahh walaupun pukulan Khafif tidak begitu terasa.
“Ayo ma! Ceritakan pada Marvin!” Desak Marvin.
Khafif menghela nafas sejenak sambil mengingat kejadian yang terjadi kurang lebih tujuh belas tahun yang lalu itu. Begitu berhasil mengingatnya, Khafif menceritakan pada Marvin apa yang sudah terjadi antara ia dan Wahyu di salah satu penginapan di Korea itu.
Mulai dari mengapa ia ke Korea. Lalu bagaimana bisa ia bertemu dengan Wahyu di kedai soju. Bagaimana terkejutnya mereka begitu bangun dengan tanpa sehelai benangpun ketika di penginapan. Dan sebagainya. Ia ceritakan semuanya pada Marvin yang entah mengapa jadi manusia super kepo hari ini.