04

2.2K 123 2
                                    

***

Beberapa jam setelahnya, Khafif telah selesai dengan sesi pemotretannya. Ia keluar studio dengan tampang yang kusut, ia merasa sangat lelah dan ingin cepat istirahat. Kemudian ia menuju ke mobil Inez yang terparkir, dari beberapa langkah, ia melihat tampang aneh Inez. Tampang khawatir juga gugup, begitu prediksinya. Dan ia pun mempercepat langkahnya dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Ada apa Nez? Gelisah sekali kau kelihatannya?" Tanyanya.

"Baca ini!" Inez menyodorkan HP nya pada Khafif, ia menunjukkan artikel yang memuat tentang gossip yang membicarakan Khafif. Khafif sontak terkejut melihat beritanya yang telah ramai diperbincangkan di berbagai media itu.

"Apa ini?" Tanya Khafif bingung menanggapi berita tentangnya.

"Gosip tentu saja. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa membuat hal seperti ini." Ujar Inez. Khafif mengembalikan HP Inez.

"Hanya karena aku foto dengan laki-laki, bukan berarti aku...ckck, mereka benar-benar tidak waras!" Umpat Khafif menggelengkan kepala, heran dengan tingkah para pewarta berita itu.

"Aku kan hanya foto dengan seorang teman, bagaimana mereka bisa berspekulasi seperti ini?" Tambahnya.

"Entah, yang jelas kita sekarang harus ke airport dan kembali. Kau harus mengklarifikasi hal ini, tidak enak juga bukan untuk laki-laki itu." Khafif mengangguk menanggapi anjuran Inez.

"Tapi barang-barangku kan masih di hotel."

"Sudah aku bereskan," Inez menengokkan kepala sebentar ke belakang dan Khafif paham maksudnya. Merekapun langsung melesat ke bandara, bermaksud untuk segera kembali.

"Ngomong-ngomong kapan kau foto itu? Bagaimana bisa para wartawan itu mendapatkannya?" Tanya Inez disela-sela menyetir.

"Dua atau tiga hari yang lalu, aku lupa. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan foto itu. Itu fans yang mengambil gambarnya," Ujar Khafif, Inez menghela napas.

"Sepertinya kau punya beberapa fans jahil." Inez berkelakar.

"So, who is he?"

"Dia temanku, dan diapun seorang wartawan." Jawab Khafif sejujurnya, Inez mengangguk.

"Lalu, bagaimana kalian bisa bersama saat itu?" Tanya Inez lagi.

"Kami janjian makan bersama. Dia mengajakku, katanya dia tidak punya teman untuk makan siang. Jadi, ya aku mau saja diajaknya." Ungkap Khafif.

"Lalu saat kalian sedang makan siang, beberapa fans memintamu untuk berfoto begitu?" Khafif menjawab pertanyaan Inez dengan mengangguk.

"Haaiissh, mulai sekarang kau harus lebih berhati-hati! Jangan terlalu baik pada fans! Kau tidak tau kan, mereka itu orang baik atau sebaliknya? Jadi, tahan dirimu!" Anjur Inez, dan Khafif hanya menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi mobil.

Inez mempercepat laju mobilnya.

***

Di sebuah kantor redaksi di sebuah channel televisi ternama, Wahyu tampak santai bekerja. Tampaknya ia tidak merasa terganggu dengan gossip yang melibatkannya dengan seorang model androgini terkenal di negaranya itu.

"Lu beneran makan siang ama Khafif, Yu?" Tanya salah seorang temannya. Wahyu masih fokus pada computer di depannya.

"Hemm..." Wahyu menggumam.

"Jadi gossip itu benar? Lu deket ama dia?" Lanjut temannya ingin tau.

"Namanya temen dimanapun juga ya deketlah Fir!" Kata Wahyu pada temannya yang bernama Firma, tanpa menoleh padanya.

DIVINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang