Peka (30)

1.6K 69 7
                                    

Jawaban :
Sebenernya jawabannya bisa cek di kalender 2003.
Jadi, ceritanya itu pesan dari masa depan. Kan tanggal kematian siibu itu tuh 29 oktober 2003, Itu bertepatan saat acara itu berlangsung. Sementara si "Aku" membaca pesan itu dihari sebelumnya yaitu hari sumpah pemuda 28 oktober 2003. Nah otomatis si "Aku" itu secara gak sadar sedang menyaksikan detik-detik kematian siibu.

Terus pesan itu dari siapa? Kok seolah kayak mamahnya si "Aku" ?

Nah, kan udah dibilangin kartu mamahnya rusak, terus kenapa kalo udah beli kartu masih aja nyuruh anaknya buat kabarin ayahnya? Padahal hp anaknya sama mamahnya sebelahan? , lebih anehnya lagi mamahnya si "Aku" gak membahas kematian seorang ibu tua itu lagi setelah si "Aku" dirumah kan ? Bisanya ibu-ibu tuh kalau udah sekali ngebahas tuh disuatu waktu pasti bahas lagi iya gak? Gitu lah pokoknya hehe...

[]

Suasana cafe sekaligus tempat hiburan malam, hari ini terlihat begitu ramai oleh para wartawan, petugas rumah sakit dan polisi-polisi yang berkunjung kesana. Pasalnya, beberapa hari lalu banyak sekali kabar orang hilang setelah pulang dari cafe tersebut. Ternyata memang benar sekitar sepuluh korban berada diruang bawah tanah cafe tersebut. Dengan sigap para petugas rumah sakit segera membawa jenazah korban-korban tersebut kedalam ambulan untuk di otopsi. Tak lama datanglah kedua detektif terkenal dikota tersebut panggil saja mereka Zul dan Marcha. Mereka turut membantu menyelidiki kasus kematian korban-korban yang malang itu. Mereka berpendapat bahwa korban-korban itu bukan dibunuh dengan cara yang biasa, melainkan dengan cara dimakan untuk kebutuhan makan pembunuhnya meski tidak sampai habis dan hanya beberapa bagian daging ditubuh para korban.

"Karena kami tidak menemukan benda tajam atau semacamnya ditemukan disini, yang ada hanya bekas telapak tangan berdarah dan sisa-sisa cabikan di TKP tersebut" jelas Zul ketika ditanya oleh para wartawan.

Beberapa hari ini mereka-- para polisi dan detektif muda terus saja mencari-cari siapa pelaku pembunuhan dari kejadian mengenaskan ini. Sebelum kasus ditutup mereka tidak akan pernah menyerah.

Kasus belum ditutup namun cafe ini tetap buka. Bukannya kekurangan pengunjung, malah semakin hari semakin banyak pengunjung yang datang. Tidak sedikit juga pengunjung yang penasaran memaksakan diri turun kebawah tanah untuk melihat para detektif dan para polisi yang sibuk mengamati. Hingga malam hari pun tetap saja tidak sepi pengunjung bahkan lampu-lampu warna-warni remang-remang memantulkan cahayanya hingga ke ruang bawah tanah.

Kedua detektif muda tersebut dengan tekun mencari siapa pelakunya mereka berdua dengan para polisi sempat mencurigai beberapa orang tersebut sebagai berikut :

1. Barista cantik (Elvina Ariskia)
Dia tidak pernah terlihat makan dihadapan semua orang, dia juga tidak banyak bicara. Selain itu dia selalu pulang hingga pagi hari. Pada malam hari terlihat ia sering membuang sampah mencurigakan berupa daging bekas.

2. Kepala Barista (Pak Darma Satiawan)
Dia seseorang yang paling dekat dengan Elvina. Mungkin saja dia juga bersekongkol dengan Elvina.

3. Pengunjung setia ( Gani Darmawan Guntur)
Dia adalah pengunjung yang langganan selalu duduk dekat pemusik dan pengunjung yang selalu datang hanya untuk meminum lima gelas kopi hitam, vodka dan kentang rebus mozarella menu kesukaannya. Tidak jarang ia terlihat selalu saja pulang dalam keadaan mabuk di pagi hari. Ia tersangka karena ia juga tak jarang bersikap kasar pada pengunjung yang lain.

4. Pelayan (Konzi Rahmawan)
Dia terkenal sebagai lelaki yang sangat pendiam dan misterius. Ia tak ingin membuka maskernya sekalipun. Sesekali ia terlihat seperti orang gila saat malam hari dilorong menuju cafe ini. Diduga ia psikopat dan schizofrenia.

5. Pemusik (Aldi Rahwandi)
Pemusik ini sering kali terlihat gugup setiao bertemu orang kecuali saat memainkan musik. Ia juga sering kali tercyduk seperti habis dari bawah tanah.

Kedua detektif dan para polisi kembali naik keatas dimana cafe tersebut masih saja ramai padahal waktu sudah menunjukan pukul 23.00

Semua pelaku tersangka semua lengkap ada didalam cafe ini. Zul, Marcha dan para polisi menatap mereka satu persatu. Namun hanya Aldi yang terlihat gugup seraya memainkan gitarnya.

"Sepertinya Aldi lah pelakunya" bisik Marcha tepat ditelinga Zul.

Zul cepat mengambil tindakan karena kasihan melihat Aldi si pemusik gitar itu begitu ketakutan dan terlibat berkeringat dingin.

"Aldi... Boleh kita berbicara sebentar?" tanya Zul seraya medekat pada Aldi.

Aldi yang menatap Zul gugup, berusaha bersikap tenang seraya melanjutkan mengiringi lagu dengan gitar dengan merdu nya.

"Darling... You... Look... Perfect... Tonight"

"Hmmm kau tau kan? Disini ada banyak sekali korban pembunuhan? Maaf... Kami mencurigai mu. Apa kamu ini menyukai daging manusia?" Bisik Zul lembut agar tidak menyakiti hati Aldi namun tetap saja pertanyaannya terlalu to the point.

Diulangnya kembali lirik tersebut berkali-kali dengan iringan gitarnya demi mengindahkan suasana.

Namun Aldi tetap saja terlihat gugup.

Ditengah suasana ramai sekaligus mendebarkan ini benar-benar terbawa hanyut kedalam indahnya lagu yang dinyanyikan Aldi dengan merdu.

Haii haii haii
Siapa coba pembunuhnya?
Hayo tebak yaa besok aku kasih jawabannya. Doain aku ada ide buat cerita terus yaaa amiin jangan lupa

VOMMENT nya yaaa makasih temen-temen :)

Salam,

Tiaafatho 😊

RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang