4 lagi lagi

3.1K 154 3
                                    

Wake up! Wake up! Baby!

Alarm yang berbunyi dari handphone ziya, itu adalah suara dari mantan kekasihnya, padahal ia sangat membenci lelaki hidung belang itu.

Tapi, ia sangat suka suara lelaki itu. Suara yang begitu serius, lembut namun terdengar sexy di telinganya.

Ia terbangun, lalu mematikan alarm yang berbunyi dan terus mengatakan hal yang sama berulang kali.

--

"Pagi." Sapa ziya yang menuruni anak tangga sambil mengancingkan kemeja putih polos yang ia pakai.

"Mari sarapan." Ajak ayahnya.

Ziya dengan cepat menghampiri dan duduk di kursi yang berhadapan dengan orangtuanya.

Ia melahap makanan itu dengan cepat.

"Kamu libur dulu ya." Pinta ibunya.

"Kenapa?."

"Hari ini keluarga Jiyo datang, untuk membicarakan soal perjodohan."

Ziya cuma ngangguk-ngangguk dan mengambil handphonenya disaku celana jeans hitamnya.

Ia mencari kontak sekretaris pribadinya.

"Iya ada apa, Noona?"

"Hmm hari ini saya mau cuti, kamu bisa kan gantiin saya?"

"Iya Noona, bisa"

"Saya yakin kamu bisa diandalkan, jadilah dokter yang baik untuk pasien"

"Siap, Noona"

"Terimakasih"

Lalu ia menutup telponnya.

"Kapan mereka akan datang?." Tanya ziya.

"Permisi maaf, tuan nyonya. Ada tamu."
Kata bibi yang tiba-tiba datang ke dapur.

"Suruh duduk dulu bi, tolong buatkan minuman dan ambil cemilan."

"Baik nyonya."

"Kayaknya itu mereka deh, mas." Kata ibunya ziya ke ayahnya.

"Yasudah, ayo kita temui mereka. Hmm ziya buruan abisin."

Ziya cuma mengangguk malas.

--

"Bagaimana zi ..."

"Maaf, nyonya. To the point saja, saya setuju dengan perjodohan ini, kalau bisa dilaksanakan pernikahannya secepatnya." Potong ziya.

Mereka semua terkejut, dan berterimakasih kepada ziya.

"Bahagia rasanya liat mereka bahagia, hmm terkadang kita harus merelakan kebahagiaan kita demi melihat seseorang di sekeliling kita bahagia. Benar begitu?." Batin ziya

MY IDIOT HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang