U and Me

747 17 6
                                    

Pukul 6.50
Jiyo sudah berada di dapur bersama peralatan masak memasak, rencananya ia ingin memasakan ziya masakan yang ia pelajari saat ziya pergi dulu.

"Aku sudah selesai, hmm aku akan bangunkan ziya." Ucapnya antusias setelah menyelesaikan masakannya.

--

"Ziya." Panggil Jiyo.

"Hm." Respon ziya yang masih belum membuka matanya.

"Ayo bangun, kita sarapan. Apa kau tidak lapar? Kemarin malam kan kau belum makan."

Mendengar hal itu ziya langsung bangun, mengikat rambut panjangnya dan pergi ke dapur bersama Jiyo.

"Kau yang memasak? Atau bibi?." Tanya ziya.

"Aku." Jawab Jiyo yang sedang menyiapkan sarapan untuk ziya.

"Darimana kau belajar berbohong?." Ledek ziya.

"Aku tidak berbohong, aku mulai belajar memasak pada saat kau pergi meninggalkan aku." Jawabnya seraya memberikan mangkoknya ke ziya.

"Tteokboki? Waw! Aku suka ini." Kata ziya setelah melihatnya.

"Kau ingin membuatku sakit perut ya?." Tanya ziya.

"Tidak, tenang saja itu tidak terlalu pedas." Jawabnya.

Sepertinya Jiyo memang benar-benar sudah kembali normal, semua pertanyaan yang ziya lontarkan dijawab sebagaimana mestinya

Ziya senang melihat perubahan sang suami.

"Setelah sarapan kita jalan-jalan, mau gak?." Tanya ziya yang masih menguyah makanannya.

"Ah tentu."

--

"Kita akan pergi naik apa?." Tanya Jiyo.

"Hmm, kita kan ada supir. Kenapa harus bertanya lagi?."

"Tapi supir kita sedang ada urusan keluarga."

"Yaudah, naik taksi." Usul ziya dan di balas anggukan Jiyo.

Setelah mendapatkan taksi, mereka berdua pergi ke salah satu tempat wisata yang cukup ramai di kunjungi orang.

Sesampainya disana.

"Ramai sekali." Kata ziya.

"Kita ke stan es krim yang disana, bagaimana?." Ajak Jiyo sambil menunjuk tempat yang ia maksud.

"Iya, ayo."

Mereka pergi ke stan es krim yang ada di ujung sana.

Bruk!

"Aww!." Ringis ziya setelah bertabrakan dengan seorang lelaki.

"Ah maafkan aku nuna." Ucap lelaki tampan itu.

"Hati-hati kalau jalan! Kau menabrak istriku." Omel Jiyo.

Lelaki itu tak mendengarkan dan terus memperhatikan ziya dari atas sampai bawah.

"Hei! Mengapa kau terus memperhatikan istriku seperti itu?." Tanya Jiyo curiga.

Lelaki itu pun menoleh sambil tersenyum nakal.

"Istrimu? Cantik juga."

"Oh iya, siapa namamu nuna?." Tanya lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.

"Apa-apaan kau?! Pergi!." Bentak Jiyo sambil mendorong lelaki itu menjauh, lalu ia segera membawa ziya pergi ke stan es krim.

"Lain kali jangan pakai pakaian yang terlalu terbuka, itu akan menimbulkan hal seperti tadi." Pinta Jiyo seraya memakaikan jas panjangnya ke ziya.

MY IDIOT HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang