Lisa duduk bersimpuh di atas kasur, di hadapannya ponselnya berada di atas bantal. Gadis itu menyatukan tangannya, berdoa agar pesannya dibalas oleh Minhyun. Lucas membuka pintu kamar Lisa, menatap kakaknya bingung. Bahkan snack yang ia bawa sampai jatuh, kedua alis lelaki yang berumur dua tahun lebih muda dari Lisa itu menyatu.
"Kakak ngapain?" Tanyanya sembari mengambil snacknya yang jatuh.
Lisa tak menjawab, tetapi tangan gadis itu bergerak seakan mengusir adiknya. Dibalas seperti itu malah membuat Lucas penasaran. Iseng lelaki itu duduk di pinggir kasur Lisa dan mengambil ponselnya. Lisa melirik, kemudian duduk bersila sementara tangannya menyilang di depan dada. "Kenapa dia tak membalas pesanku ya?"
"Siapa?" Lucas bertanya, tangannya membuka percakapan antara Minhyun dan Lisa. "Kakak kau stalker atau psiko?" Lucas tak percaya dengan seratus pesan yang dikirim oleh Lisa.
Lisa langsung memukul kepala Lucas ketika mendengar pertanyaan adiknya itu. "Aku bukan dua-duanya!"
Lucas mengaduh, mengusap kepalanya berkali-kali. "Ah! Sakit!" Lelaki itu melempar ponsel Lisa, "Kalau bukan stalker berhenti mengirim ratusan pesan seperti itu. Kau hanya membuat si Minhyun itu ketakutan tahu! Inilah kenapa kau tidak akan pernah punya pacar. Kau psiko, stalker, menakutkan." Setelah mengatakan hal itu Lucas berlari keluar dari kamar Lisa sebelum kakaknya marah dan melemparkan barang-barang yang kemungkinan akan melukai wajah tampannya.
Lisa menarik napasnya, mencoba mengatur emosinya. "Jangan marah. Jangan marah." Gadis itu meraih ponselnya kemudian merebahkan dirinya. Ah, kalau dilihat lagi bagaimana bisa Lisa mengirim pesan sebanyak ini ya? Lisa menaruh ponselnya di dekat bibir, berpikir sebentar sebelum kembali mengirim pesan untuk Minhyun. Ini yang terakhir untuk hari ini, janji Lisa pada dirinya sendiri.
Lalisa
Sunbae apa pun yang kau lakukan, semangat ya! Aku akan selalu mendukungmu, hehe
Jangan lupa makan dan istirahat!Lisa kembali melihat pesan yang dikirimnya pada Minhyun. Ada beberapa kata yang berputar di kepalanya untuk dikirim para Minhyun tetapi Lisa menahan diri. "Ah, masa bodo!" Pekiknya tak peduli kemudian mengirim pesan pada Minhyun.
Lalisa
Saranghae 💕💕Lisa langsung melempar ponselnya, berguling di atas kasur sambil menutupi wajahnya yang memerah karena malu. Gadis itu kemudian bangkit dari posisinya dan berjalan keluar kamar sambil mengipasi wajahnya. "Mama! Lisa lapaarrr!"
••
Di sisu lain, Minhyun yang baru selesai mengerjakan soal di tempat lesnya melirik ke ponselnya yang menyala. Di layarnya terdapat pop up message dari Lisa.
Lalisa
Saranghae 💕💕Membaca itu langsung membuat Minhyun tersedak hingga beberapa temannya menoleh dan Minhyun hanya bisa menunduk, meminta maaf. Lelaki itu menyentuh telinganya yang terasa panas dan bahkan meski Minhyun tidak melihatnya ia yakin telinganya memerah. Lisa, Minhyun menggeleng pelan ketika menyebut nama gadis yang baru saja mengirim pesan padanya itu. Gadis itu benar-benar tak tahu apa seberapa besar pengaruh pesan yang dikirimnya tadi. Minhyun menyentuh dadanya, merasakan jantungnya berdegup cepat. Tunggu, Minhyun tidak terkena penyakit jantungkan?
••
hehehe iya iya
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Sunbae! [Selesai]
FanfictionIn which Lalisa want attention from her crush, Minhyun. © 2018