"Wah, anak itu pasti akan menyatakan perasaannya. Lalisa benar-benar," Taehyung yang duduk bersamanya berkomentar. "Lisa itu populer tahu, aku jadi heran kenapa dia bisa menyukaimu ya?"
Pertanyaan Taehyung malah membuat Minhyun menoleh, bingung. "Dia menyukaiku?"
Taehyung syok hingga sup yang baru saja masuk ke dalam mulutnya keluar begitu saja. "Kau itu bodoh atau tidak peka? Kau pikir kenapa selama beberapa bulan ini dia mendekatimu? Bahkan makan siang denganmu? Bahkan juga rela bangun lebih pagi agar bisa bertemu denganmu?"
"Aku kira hanya kebetulan." Jawaban Minhyun membuat Taehyung menggeleng tak percaya.
"Kau benar-benar menyedihkan. Lalu bagaimana denganmu? Kau suka tidak?"
Minhyun diam. Taehyung menghela napas, frustasi. "Wajahmu itu benar-benar tak berguna."
Minhyun menatap Taehyung kesal. "Apa hubungannya dengan wajah?"
"Ah, kau bahkan tak akan mengerti jika kujelaskan." Taehyung mengambil gelasnya dan minum, rasanya melelahkan sekali berbicara dengan Minhyun. "Sekarang aku akan buat mudah untukmu. Jika Lisa menerima laki-laki tadi kau tidak marah?"
"Tentu sa-"
"Kau sudah tahu jawabannya jadi bangun dan kejar mereka. Aku rasa mereka ada di taman." Minhyun langsung bangun, "Terima kasih Taehyung. Akan kulakukan."
Taehyung mengangkat jempolnya, ia tersenyum bahagia. Bukan karena Minhyun tapi karena makanan Minhyun masih banyak.
••
M
inhyun berlari menuju taman, mencari Lisa dan menemukan gadis itu tengah duduk di bangku taman. "Lisa!" Teriakan Minhyun membuat gadis itu menoleh.
Lisa menatap Minhyun bingung, terlebih karena lelaki itu terlihat kelelahan. "Ada apa sunbae?"
"Apa lelaki tadi menyatakan cintanya padamu?"
Lisa mengangguk.
"Apa kau menerimanya?"
Lisa kembali mengangguk. Kemudian saat sadar ia langsung menggeleng cepat, "Apa? Tentu saja tidak! Aku menunggu orang lain."
"Apa itu aku?"
Lisa memberengut, kesal. "Apa kau perlu bertanya lagi?"
"Aku harus memastikannya. Apa kau menungguku?" Minhyun menatal Lisa, lurus.
Lisa mendongak, matanya melirik ke arah telinga Minhyun yang memerah. Gadis itu tersenyum, "Ya aku menunggumu."
"Kalau begitu kau tak perlu menunggu lagi." Minhyun maju dan Lisa bersumpah jantungnya berdetak lebih kencang.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Kau hanya perlu menjadi kekasihku." Minhyun menyentuh wajah Lisa, semakin dekat hingga keduanya bisa merasakan napas masing-masing.
"Ah! Aku tidak bisa!" Minhyun langsung berjongkok, menutupi wajahnya yang memerah membuat Lisa tertawa.
Gadis itu ikut berjongkok, "Apanya yang tidak bisa?"
Minhyun menutup mulutnya dengan tangan kanan. "Aku ingin menciummu tapi rasanya jantungku mau meledak dan ini memalukan."
"Aigo, manisnyaaa!" Kemudian Lisa menarik wajah Minhyun dan mengecup bibirnya. "Kau senang?"
Minhyun tak menjawab, malah menarik tubuh Lisa dan memeluknya. "Kau tak boleh melihatku sekarang karena aku yakin wajahku pasti sangat merah."
Lisa terkekeh, "Tak masalah. Aku menyukainya."
"Kalau begitu kau hanya boleh menyukaiku. Selamanya. Tidak boleh ada penolakan."
"Aku akan dengan senang hati menerimanya. Tapi, boleh lepaskan pelukannya tidak? Posisi ini tidak nyaman."
Minhyun buru-buru melepaskan pelukan mereka. Setelah itu keduanya tertawa dan tanpa terduga Minhyun maju dan mengecup bibir Lisa. "Aku akan mulai membiasakan diri sekarang."
Minhyunnya akan selalu menggenaskan seperti biasa. Lisa menarik kerah kemeja Minhyun dan kembali mencium bibir lelaki itu, kali ini lebih dalam dan intens. "Ya ampun, aku benar-benar menyukaimu!" Teriak Lisa gemas sambil mencubit pipi Minhyun yang memerah. "Hihi, kupingnya merah."
Minhyun menutup wajahnya, malu bikin Lisa makin gemas. Aduh, pacarnya ini terlalu menggenaskan!
••
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Sunbae! [Selesai]
FanfictionIn which Lalisa want attention from her crush, Minhyun. © 2018