10

2.4K 544 7
                                    

"Selamat pagi sunbae!" Sapa Lisa ketika ia melihat Minhyun berjalan menuju sekolah.

Minhyun menoleh, "Ah, pagi juga."

Lisa tersenyum simpul, disapa balik saja dia sudah sesenang ini. Hwang Minhyun memang terbaik. Padahal kemarin dia masih bingung dengan sikap Minhyun.

"Yya! Minhyunnie! Tunggu!" Lisa menoleh mendapati seniornya berlari ke arah mereka. Refleks gadis itu membungkuk untuk menyapa. Kalau Lisa tidak salah ingat itu Nayeon sunbae. Lisa memberengut, kesal apalagi ketika Nayeon merangkul Minhyun dengan akrab dan lelaki itu tidak menghindar? Wah, menyebalkan sekali. Gadis itu menghentakkan kakinya kemudian berjalan mendahului keduanya. Ah, pagi-pagi mata Lisa sudah terkontaminasi begini.

"Yya, itu anak yang membuatmu jatuh di lapangan 'kan?" Pertanyaan Nayeon membuat Minhyun menoleh sebal. "Juga membuatmu jatuh cinta! Ahahah, uri Minhyunnie sudah besar. Aku terharu." Nayeon menepuk pundak Minhyin seperti seorang ayah yang bangga pada anaknya.

"Aku tidak!" Balas Minhyun cepat.

Nayeon mengibaskan tangannya, "Eiy, jangan mengelak! Mataku ini tajam. Kalau tidak jatuh cinta lalu kenapa kau membiarkan dia ada di dekatmu? Eiy, kau bahkan tak berbicara pada anak perempuan di kelas."

Minhyun diam. Nayeon benar, tapi bukankah terlalu cepat untuk jatuh cinta? Tunggu, memangnya dia jatuh cinta? Tidak, tidak. Minhyun menggeleng cepat.

"Kau terlalu lama berpikir. Hh kadang aku bingung, apa gunanya wajah tampanmu jika kau tak bisa memiliki kekasih. Tsk, tsk. Aku turut berduka atas tak bergunanya wajahmu itu." Setelah mengatakan hal itu Nayeon berjalan mendahului Minhyun yang masih diam di tempat.

Kalau tidak suka pun harusnya jantung Minhyun tak berdetak lebih cepat dari biasanya bukan? Kalau tidak pun harusnya Minhyun menjauh. Kalau tidak suka pun harusnya ia tak merasa nyaman.

Ah! Ini semua menyulitkan!

••

Saat istirahat Lisa tak duduk bersama Minhyun, tetapi duduk bersama teman sekelasnya. Jiho yang tahu jika Lisa menyukai Minhyun menyenggol tangannya. "Kau tak duduk dengan sunbae itu?"

Lisa menggeleng tanpa menoleh. "Aku sedang tidak mood."

Jiho menaikkan satu alisnya, bingung. "Kau sakit ya? Tak biasanya kau seperti ini."

"Iya aku sakit." Lisa menghela napas, "Sakit hati karena melihatnya bersama yang lain."

Pada titik ini Jiho bertanya pada dirinya sendiri, kenapa dia bisa berteman dengan Lisa ya?

"Kau menjijikkan."

Kalau Lisa dalam keadaan normal gadis itu pasti akan membalasnya, tetapi Lisa sedang tidak normal. "Yah, mungkin itu alasan dia tak menyukaiku."

"Ah, jinjja!" Kesal Jiho tak tahan. "Memang kau sudah menyatakan perasaanmu?"

"Apa gunanya jika dia sudah bersama yang lain?"

Gadis ini benar-benar tak tertolong, Jiho menggeleng frustasi. Gadis itu menarik napas kemudian membuangnya pelan, "Bagaimana kau tahu dia menyukaimu atau tidak jika kau tak mengatakannya? Lalu bukankah kau sendiri yang bilang bahwa dia masih single?"

Lisa baru mau menjawab tapi seseorang sudah mengintrupsi. "Permisi, Lalisa boleh tidak kita berbicara? Berdua."

Lisa mendongak, menatap sosok di hadapannya kemudian mengangguk. Keduanya kemudian berjalan bersama keluar dari kantin sementara Minhyun penasaran siapa lelaki itu.

Lisa dan anak bernama Yugyeom itu berdiri berhadapan di taman belakang. "Lisa, aku menyukaimu sejak lama. Mau tidak jadi kekasihku?"

••

Hi, Sunbae! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang