ke malu an pertama

43 11 0
                                    

Ruangan ini terasa hampa

Dada ini terasa sesak

Dunia ini terasa berhenti berputar

Ok itu lebay, intinya aku kaget.

Aku telah duduk di kursi ku yang entah kenapa rasanya seperti duduk di atas tumpukan paku. Meja yang biasanya menjadi bantal kedua yang selalu mengantarkanku pada mimpi indah bertemu Taishi Nakagawa pun rasanya tak nyaman. Dan di keadaan yang tak nyaman ini aku masih duduk sambil memandang bukuku yang entah apa faedahnya.

Tulisan yang tanpa sadar aku tulis yang telah mengantarkanku menjadi tranding topik karena berhasil laku, alias punya pacar.

Saat aku masih berdiri di depan Bu Tri yang kukira sedang tersenyum karena puas dengan hasil pekerjaanku, tapi ternyata tersenyum karena tulisan tanganku yang bertuliskan "Aryan pacar baruku yang paling ganteng" menjadi garnish tugasku di buku Seni Budaya.

Dan saat itu tanpa peri ke maluan, Bu Tri membacakan tulisanku itu dengan suara yang keras yang memekakan telinga para makhluk X ADP 2.

Mereka yang awalnya cuek bebek langsung mulai mendengarkan woro-woro Bu Tri dengan khidmat.

Dan ya, endingnya kelasku tau kalo aku punya pacar ganteng, yaitu Aryan.

Meskipun awalnya mereka menertawakanku dan saling berbisik-bisik entah apa. Tapi sekarang keadaan mereka sudah cukup tenang. Mungkin

Apalagi Vapet, setelah tersenyum puas mendapatkan informasi gratis tentang pacarku dari Bu Tri, dia tertawa jahat padaku. Bukanya membantuku mengatasi ke maluan ku, dia malah menjadi penertawa terkeras di kelasku. Dan sekarang dia masih terus menggoda ku.

"Kemarin kamu mimpi apa Ay?" Tanyanya

"Mimpi apa ya, aku lupa" kataku setengah berfikir.

"Kamu mimpi telanjang?"

"Eh kok kamu jadi mesum si, tapi bener juga si, kok tau?" Kataku yang mulai exited karena tebakannya benar.

"Pantesan!" Katanya lalu tertawa garing, entah apa maksudnya.

"Pantesan apa ih!" Tanyaku kepo

"Pantesan tadi kamu dipermalukan di depan umum" jelasnya

" Tafsir mimpi macam apa itu?" Kataku sambil tertawa tak percaya.

"Itu kata Mbah ku tauk!" Jawabnya mulai sewot.

"Emang apa hubungannya?" Tanyaku masih kepo

"Ih ko kamu ga mudeng si. Coba deh kamu telanjang di depan umum, kamu malu ga? Nah kata Mbah ku, mimpi telanjang di depan umum itu artinya kamu bakalan dipermalukan di depan umum. Lah kemarin kamu mimpi kaya gitu kan? Pantesan sekarang kamu jadi dipermalukan kaya gini." Jelasnya panjang-lebar

"Ohh" kataku ber oh ria

"Mudeng?" Tanya Vapet yang mulai meragukan otakku

"Ga, hehe" kataku jujur

"Tauk ah, gelap" kata Vapet nyerah.

***

Bel istirahat telah berbunyi, dan aku masih menatap bukuku sambil memikirkan Aryan.

"Dia emang ganteng pake banget. Tapi harusnya aku ga selebay itu nulis kalo Aryan ganteng." Gerutu ku ngomong dalam hati sambil sesekali tersenyum.

Aku udah move on dari kejadian memalukan tadi, dan sekarang aku lagi falling in love dengan pacarku yang sudah 3 jam aku pacari.

Saat aku melamun memikirkan Aryan, Vapet menepuk pundakku. Aku langsung menengok dengan mata malas karena Vapet menggangguku yang sedang memikirkan masa depan.

Namun Vapet hanya memberi bahasa isyarat lewat matanya agar aku melihat ke depan. Aku langsung mengikuti arah mata Vapet. Dan ku lihat pangeran tamvan sudah duduk di bangku depanku.

"Hay Ay, ga jajan? Udah bel loh!" Sapanya sambil tersenyum

Tanpa menjawabnya, aku malah mencubit tanganku sendiri. Aku hanya takut kalo ini cuma mimpi.

"Loh ko diem, lagi baca apa si?" Tanyanya lalu merebut buku Seni Budayaku yang memang dari tadi sedang aku pandangi.

''Oh ini, kamu pasti malu gara-gara ini ya. Lagian kamu juga si, udah dibilangin malah kamunya kabur"  katanya lalu mengembalikan buku itu ke tanganku

"Loh jadi kamu tau tulisan itu?" Kataku makin struk

"Ya iyalah, kan aku juga udah bilang waktu kita bahas 'yang lain', malah kamu langsung lari, cepet banget pula" terangnya

"Hehe, maaf ya" kataku mulai kehabisan kata-kata.

Aku yang asalnya udah move on dari kejadian memalukan tadi pun mulai inget lagi. Dan rasa malu itu mulai hadir lagi. Intinya aku gagal move on.

"Udahlah lupakan, jajan yuk" katanya yang mungkin mulai tau isi hatiku kalo aku mulai malu.

Akupun hanya mengangguk.

Sesampainya di sana kami mulai duduk di warung Bu Yani dan Aryan memesankan ku mi rebus. Dan Aryan yang membayarnya. Setelah selesai makan, kami kembali ke kelas, dan Aryan tanpa malu tanpa segan dia mengandeng tanganku.

"Udah sana ke kelas, bentar lagi masuk tuh" katanya saat kami telah sampai di depan pintu kelasku

"Jangan lupa ya, nanti kamu ke kelasku, kita pulang bareng, ok" imbuhnya mengingatkan

Aku hanya mengangguk tanda iya.

Dia lalu tersenyum dan mencubit hidungku gemas lalu berlalu pergi.

Aku hanya diam sebentar lalu duduk di bangkuku yang sekarang sudah lebih nyaman

"Ciee, yang abis makan bareng pacar!"

Kata Vapet yang lagi-lagi menggodaku

"Ya lah, jomblo jangan iri ya!" Kataku mulai mengejeknya

"Eh kok malah bahas itu si, jangan sampe aku doain kamu jadi jomblo loh"

"Kamu doain juga kayanya ga bakal dikabulin tuh"

"Eh jangan salah, doa orang teraniaya itu mabrur loh"

"Iya deh iya, maaf. Dan jangan doain aku putus ya Pet. Emang ga kasian apa, aku kan baru 3 setengah jam jadian, masa putus. Kan ngenes banget." Kataku mulai mengiba

"Panggil aku cantik dulu!" Katanya

" Aku gabisa Pet!"

"Kenapa?" Katanya bingung

" Boong dosa pet"

"Emang siapa yang nyuruh kamu boong?" Kata Vapet makin bingung

"Lah tadi kamu nyuruh aku bilang kamu cantik, kan dosa soalnya kamu ga cantik." Kataku jujur

Namun kayanya kali ini jujurku salah. Vapet malah ngambek.

"Fix lah, aku doain kamu putus" katanya sewot

"Ehh jangan donk. Ya deh Vapet cantik, jangan doain aku putus ya" kataku mulai merayunya

"Ok, ga aku doain" katanya yang luluh hanya karena dibilang cantik.

***

Bel pulang berbunyi, aku langsung bergegas keluar kelasku menuju kelas Aryan dengan wajah yang berbinar-binar.

Karena ini adalah pertama kalinya aku pulang bareng cowok, dan itu pacarku.

Setelah berjalan beberapa detik, aku langsung tersadar, kalo aku ga tau kelasnya.

Hayy lanjut baca yuks. Maaf kalo sedikit gaje, soalnya aku bikinnya sambil jadi baby sister. Jadinya nulis sambil mainin boneka.

Dan jadi begitulah ceritanya, gaje.

Lafyu Aryan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang