Ciuman Pertama

45 12 1
                                    

Tiba-tiba cinta datang kepadaku

Saat ku mulai menjalin cinta

Tiba-tiba cinta datang kepadaku

Ku harap dia rasakan yang sama

Song by: tiba-tiba cinta datang

Ku buka kaca helmku, dan ku lihat malaikat tanpa tali, eh maksudnya tanpa sayap berdiri dengan dua kaki.

Punya dua tangan juga, dua lubang hidung dua mata berwarna coklat, dan punya banyak gigi berwarna putih yang rata. Entah berapa banyak. Yang pasti indah. Sempurna

"Woy" teriaknya sambil mencubit hidungku yang ngga mancung.

"Eh, anu, hay" senyumku membalas sapanya.

"Masih inget aku ga" cowok itu memulai pembicaraan.

"Ma, sih, hehe" jawabku senyum-senyum.

Maklum, baru pernah diajak ngomong sama cogan. Bawaannya grogi mulu.

"Haha ya baguslah, jadi pacarku ya"

Gledeg jeger. Itu bunyi petir loh ya. Bagai disambar petir dipagi bolong, aku terkejut, shock dan mulai menggaruk-garuk telingaku. Berharap ga ada kopok di dalam telingaku hingga aku budeg dan salah denger.

"Hei, kamu ga mau ya, padahal kalo mau aku bakalan- "

"Eh kata siapa? Mau kok, mau banget" jawabku tanpa berpikir panjang.

Benar-benar berfikir sempit, tanpa tau seluk beluknya, asal usulnya, yang ku tau cuma dia anak orang kaya. Dan dia pinter. Udah gitu aja.
Filingku si kalo anak orang kaya dan pinter ya biasanya makhluk baik-baik.

"Baguslah, bye bye sayang, nanti pulang bareng ya. Aku tunggu di depan kelas ku, nanti ke gerbangnya bareng, ok.!" katanya sambil mencium jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ditempelkan ke pipiku. Lalu dia senyum dan pergi.

Wajahku langsung memerah merekah indah kaya delimah, ehhh.

Aku langsung mengarahkan wajahku ke spion, lalu kaca helmku tertutup lagi. Lalu ku buka perlahan dengan denyut jantung yang ga karuan.

Ku lihat wajahku, benar-benar memerah. Jujur saja, itu ciuman pertama dan moment paling indah dan paling manis dalam 15 tahun aku hidup. Ya meskipun aku masih anak-anak yang masih bau kencur, tapi aku juga pengin beranjak dewasa dan pengin merasakan,  semua yang orang rasakan dalam berpacaran.

Akupun mulai turun dari motorku, masih dengan mengenakan helm. Lalu aku beranjak ingin ke kelas.

Kelasku X ADP 2, berada di lantai tiga bersama dengan 2 kelas tetangga, yaitu kelas X ADP 1 dan X ADP 3.

Aku langsung masuk dan duduk di tempat duduk ku, bersama Vela Saputri, teman dudukku yang karena kebetulan bernasib sama denganku.
 
Vela Saputri, selain lebay, dia orangnya cukup PE-A jg. Dalam arti sempit yaitu, Lola kalo diajak ngomong.

Pernah sekali waktu pelajaran kita mbahas masa depan. Kita mbahas mau kuliah dimana dan mau ambil jurusan apa. Eh dia jawab katanya mau ambil jurusan Peternakan. Akupun ngakak so hard.

Lalu aku bertanya cita-citanya apa. Ternyata dia bercita-cita menjadi ibu rumah tangga, makanya dia milih fakultas peternakan. Karena dia gabakal bekerja. Dia ambil fakultas peternakan cuma buat main-main gitu, itupun kalo orang tuanya mau biayain kuliahnya.

Anaknya koplak banget. Sifatnya mirip denganku. Hingga motto hidup kita pun sama. Yaitu "Tiada hari tanpa tertawa"

Karena menurut kami, tertawa adalah salah satu tanda seseorang bahagia. Dan karena "katanya" hidup ini sebentar, jadi kita harus menikmati segala yang ada, dan cara menikmatinya adalah dengan tertawa agar "terlihat" bahagia.

Aku masih tersenyum sambil mengelus-elus pipiku, sesekali aku liat jariku bekas elusan pipi, lalu ku cium dan ku tempelkan pada pipi kiri ku, dan juga jidadku. Biar bekas ciumannya rata gitu.

Aku masih memandangi jariku. Hingga tiba-tiba kaca helmku ditutup oleh seseorang. Aku yang kaget langsung berteriak dan membuka kaca helmku. Dan ku dapati teman senasibku, si Vela telah duduk di sebelahku sambil menyangga pipinya dengan tangan kanannya ke meja.

"Ih apaan si, ganggu aja deh" protesku karena dia telah mengusik mimpi indah di pagi bolongku.

"Ganggu apaan, ganggu lu mimpiin Taishi Nakagawa di Jepang. Udah deh, jangan ketinggalan mimpinya. Ntar jatuhnya atit loh"

Katanya balik menceramahi.

"Plis deh, jaman kapan tuh, Taishi Nakagawa mah udah jadi barisan para mantan tauk" balasku sewot

"Idih sewot, woles mbakyu, abis kesambet Pongky lu ya" jawabnya ngeledek.

"Pongky?" Jawabku balik nanya

"Iya Pongky, pocong pinknya si Juki" jawab Vela menjelaskan dengan singkat padat jelas.

Kadang sok berlagak lu gue, kadang aku kamu, gaje pokoknya.

"Ih gaje deh, Pongky mana ada yang takut." Sahutku BT

"Hehe sorry dorry sorry stroberi yaloww,, maapken"  Vela mulai cerocos ga genah.

"Eh Rin, lu abis-" tanya Vela sambil menunjuk pipiku

Aku sontak langsung menutup wajahku.

"Hah emang kamu liat ya tadi?"  Jawabku malu

"Hah liat apaan, emang abis ada apa" tanya Vela oon.

"Eh anu.. ga. Ada apa" jawabku mulai merubah arah

"Eh kamu abis ngapain kok mukanya ditutup gitu, kaya orang tercyduk maling sandal swalow di mesjid komplek"

"Apaan si, gaje deh"

"Ngaku lah Rin, lu abis jadian ya"

Deg, rasanya kaget banget. Akupun sontak langsung menoleh dan bertanya.

"Eh kok tau-" kataku lalu mulai menurunkan suara.

"What apa?" teriak Vela lebay.

"Apa!" Jawabku menjawab pertanyaan Vela yang bertanya arti dari kata what, yaitu artinya apa.

"Ih kok apa si" jawab Vela BT

"Ya, APA!" Jawabku santai.

"Tauk ah, gelap. Eh tapi serius lu udah jadian, kok gitu sii,, tega bener.. Aku aja masih jomblo fisabilillah (jomblo di jalan Allah, aslinya mah jomblo ngenes, alias Jones)"

"Hehe, hari baik" jawabku sekenanya.

"Kamu jadian kapan, dimana, gimana jadiannya, awal ketemu dia, dan yang paling penting, siapa pacar-" Dia bertanya panjang lebar tanpa jeda.

"Kepo!" Jawabku setengah meledek.

"Oh gitu, yaudah sana." Jawabnya BT

"Yaudah" jawabku singkat.

"Huh, lagian bentar lagi masuk dan ada PR Seni Budaya juga kok. Soal browsing 10 esay. Dan kayaknya kamu belum ngerjain tuh" rayu Vela

Deg, aku mikir sebentar. Lalu aku ingat kalo aku emang belum ngerjain. Dan dari 10 soal itu jawabannya ga ada di buku, alias harus browsing. Ku lihat jam, masih ada 3 menit. Biasanya Bu Tri datang agak telat, jadi bisa diburu.

Aku langsung membuka tas dan mengambil buku Seni Budaya ku. Dan benar saja, aku belum menjawab satupun soal. Bukuku masih mulus tanpa coretan seupil pun.

Lalu aku bergegas menyalakan hpku. Dan mulai browsing. Tapi sialnya, kuota ku habis buat download film Jepang semalam.

Akupun mulai melirik ke Vela berharap dia kasihan.

"Vapet cantik" pujiku mencoba meluluhkan hatinya.

"Telat, tuh bel dah bunyi" jawab Vela sewot

"Kan Bu guru belum ma-"

Jawabku yang tiba-tiba terhenti karena melihat sosok wanita cantik berbaju batik berwarna hijau mulai memasuki kelasku.

Hayyyy lanjut baca yuks.
Dont forget to vomment
Add your reading list too

Lafyu Aryan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang