KYU - FEVER

54.7K 2.1K 75
                                    

Happy reading! 💋💋💋

"Apa?"

Laki-laki itu meringis kecil menatap sikap gadis polos di hadapannya. Gadis ini! Apa dia tidak sadar bahwa kini tengah memperlihatkan bagian perutnya pada Radega. Laki-laki normal yang bisa saja berbuat lebih padanya setelah ini.

"Pakein," Gadis polos itu mendekatkan perutnya kepada Radega.

Selanjutnya, Radega melumuri minyak tersebut di perut Vreletta melingkari pusarnya. Perlahan hingga merata. Setelahnya, menarik lagi kaus putih gadis cantik itu.

"Lain kali, jangan terlalu banyak makan pake sambal ya ..." Radega mengusap lengan gadis itu penuh hangat. Meminta gadis itu berbaring dengan kepala di atas pahanya.

"Tiduran aja," Ujar Radega sembari mengelus rambut terurai Vreletta, "Nanti gue gendong lo ke kamar."

Gadis polos itu hanya mengangguk singkat. Di hadapkannya wajah cantiknya itu pada perut Radega. Melingkarkan lengannya di sana lalu memejam perlahan.

"Gaga ... perut Letta masih sakit," Vreletta mengadu singkat dengan mendekatkan lagi wajahnya pada tubuh laki-laki berkaus abu-abu itu.

"Iya, belum meresap sayang ..."

Radega mengusap pelan rambut gadis cantik itu. Tatapannya beralih pada tugas powerpoint-nya. Setelah merasa selesai, diliriknya gadis yang memeluknya begitu erat. Masih dengan posisi duduk dengan kepala gadis itu di atas pahanya

"Rambut lo semakin panjang ya?" Laki-laki itu menyingkirkan helaian rambut Vreletta teratur.

Laki-laki berkaus abu-abu itu tersenyum samar sembari memusatkan perhatian pada gadis yang telah terlelap tenang. Jemarinya bergerak mengusap perlahan pipi gadis itu. Lalu, dia menyelipkan sebelah lengannya di lipatan lutut Vreletta. Mengangkat tubuh gadis cantik itu perlahan menuju kamarnya yang bernuansa merah muda.

"Cantik." Laki-laki milyaran pesona itu meluruskan kaki Vreletta yang sedari tadi terus di tekuk. Meluruskan lengannya dengan berakhir menarik selimut hingga menutupi tubuh cantiknya.

"Gue masih nggak percaya. Kalo gadis cantik yang sering gue jahilin dari kecil ini udah mulai tumbuh remaja," Radega menarik kursi kecil menuju tepi kasur Vreletta.

Laki-laki itu menyisir helaian rambut hitam pekatnya. Dia menumpu dagunya dengan tangan kanan, kemudian menatap lagi pemandangan cantik dalam tenang di kamar itu.

"Oyasuminasai, Lettanya Gaga." Akhirnya lalu menjatuhkan kepalanya pada tepi kasur gadis itu sembari tersenyum bahagia.

◾◾◾

Laki-laki dengan kaus abu-abunya mengerjap berulangkali. Menyapukan sedikit noda dari bekas tidurnya di ujung mata. Kemudian beralih pada wajah tenang gadis cantik di hadapannya. Gadis itu, masih hanyut dalam mimpinya. Ada sedikit senyum tercipta dari sudut bibir Radega.

"Ohayogozaimasu, Letlet." Ujar Radega mengelus sayang helaian rambut gadis polos itu.

Laki-laki tampan itu berlalu menuju toilet. Setelah sebelumnya meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat posisi tidurnya dalam keadaan duduk semalaman. Lehernya terasa sedikit kram. Benar saja, seharusnya dirinya memilih pindah ke sofa di bandingkan tidur di kursi kecil .

"Badan gue agak pegal gini," Radega melakukan gerakkkan ringan, "No problem, yang penting Letlet merasa aman dan nyaman semalaman."

"Pegal gini gak ada apa-apanya, daripada ..." laki-laki itu menggeleng kuat. Menarik rambutnya kuat dengan tangan sedikit mengacak asal.

QUERENCIA✅[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang