PROLOGUE

194K 5.8K 791
                                    

New year, New story!
Jangan lupa vommentnya yaaa
Selamat menikmati setiap alurnya
💋💋💋

"Jadi ... kapan Gaga mau ajarin Letta kiss?" Gadis berkepang satu dan kuku-kuku bercat merah mudanya berujar sembari tersenyum polos dan mata berbinar.

Yang ditanya hanya menghela nafas panjang. Kemudian duduk mendekat pada gadis berkepang satu itu.

"Letlet mau di ajarin kiss?" tanya Radega antusias tak lupa juga dia membelai lembut puncak kepala gadis itu.

Vreletta mengangguk pasti. Dia menolehkan kepalanya, lalu berhenti memandang di bibir kissable milik laki-laki berkaus biru dongker itu. Gadis itu mengulum senyum. Namun senyumannya seketika pudar ketika mendengar sebuah pernyataan yang tidak di harapkannya terucap dari Radega.

Radega tersenyum tampan, dia masih setia meletakkan tangannya di puncak kepala gadis itu. Sambil membalas tatapan Vreletta, dia mulai berujar kembali. "Letlet boleh kok ciuman," Radega kini memainkan kepangan gadis itu. "Tapi ..."

Radega sengaja memutuskan kalimatnya. Matanya tak berpaling sedetikpun dari Vreletta yang masih mempertahankan senyum polosnya. Lalu jemarinya turun pada pipi mulus gadis itu. Mengusapnya lembut berirama sesuai kedipan matanya.

"Tapi?" Vreletta memicing penasaran. Radega akan mengajarinya kan?

Radega menunduk sekilas dengan senyum tertahannya. Bagaimana bisa Vreletta memintanya untuk belajar 'ciuman'? ayolah, ajaran seperti apa yang Vreletta minta padanya. Sama seperti laki-laki normal di usia remaja seperti dirinya, permintaan seperti itu adalah suatu hal penggoyah keimanan.

"Umur Letlet berapa?" Radega menarik nafas pelan.

Vreletta tersenyum cerah dengan pertanyaan Radega. Radega akan mengizinkannya kan belajar 'itu' bila mendengar usianya? Ya, dia yakin. Sejauh ini, Radega memihak padanya. Selalu.

"16 tahun," balas Vreletta menarik kepangannya menuju bahu kanan. Dia melirik sekilas kepangan yang baru saja di tarik-tarik oleh Radega. Sekedar memastikannya baik-baik saja. Karena untuk mengepang rambut panjangnya ini, dia meluangkan waktu sekitar setengah jam.

Setelah memastikan kepangannya dalam keadaan baik, dia menoleh dan sorot mata teduhnya bertabrakkan dengan mata tampan milik Radega. Bibirnya melengkung sempurna. Berharap permintaannya di kabulkan oleh laki-laki genius itu.

"Memangnya Letlet kenapa mau diajarin Gaga kiss?" Radega menggaruk tengkuknya yang mendadak terasa gatal. Ia menemukan semut kecil berjalan centil di lehernya. Kemudian menangkapnya dan membuang hewan mungil itu ke sembarang arah. Asal bukan pada gadis polos di sampingnya ini.

Vreletta menggenggam erat bangku di halaman belakang rumahnya itu. Sementara dia memutar pikirannya berkelana mencari jawaban terbaik, tanpa dia duga Radega memperhatikan secara intens bibir gadis itu yang mengerut lucu. Bahkan menggemaskan. Seperti mendapatkan bibir anak kecil berusia lima tahun yang sedang cemberut karna tidak di belikan boneka dari kartun kesukaannya.

"Letta penasaran." Jawab gadis itu sambil mengelembungkan pipinya, menyembunyikan satu lesung pipit yang bersarang di pipi kanannya.

"Penasaran?" kedua alis Radega bertautan. Jawaban yang bukan diharapkannya.

Vreletta mengangguk singkat kemudian menggeser duduknya semakin mendekat pada Radega.Tidak menyisakan satu senti pun di antara keduanya. Semut-semut centil pun bisa menyeberang dengan mudahnya bila kini berada di baju Radega dan akan menuju baju Vreletta.

"Letlet ... yang cantik, oh bahkan gadis tercantik yang pernah gue kenal," Radega menyentuh jemari Vreletta kemudian mengangkatnya sekilas dan meletakkannya di paha laki-laki tampan itu. "Letlet masih di bawah umur, nggak boleh kiss dulu apalagi sama lawan jenis yang bukan keluarga Letlet."

QUERENCIA✅[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang