JU ROKU - FRIED RICE

36.1K 1.5K 40
                                    

Hampir setiap hari update story ini.
Semoga makin seru ya💋

Suka kalo ada yg vote, lebih suka lagi kalo diramein sama komentar.

"Apa yang kamu lakukan pada Letta, Gaga?"

Suara itu menarik Radega akan kesadaran penuhnya.

Dengan cepat laki-laki milyaran pesona itu mengurai jarak nyata. Lalu menyingkap selimut yang tadi membalut tubuh keduanya. Diliriknya gadis cantik di sebelahnya yang masih terlelap nyaman. Seolah tak ada hal lebih mengerikan sejenak lagi menimpa keduanya.

Radega menghela nafas kasar, kemudian kaki-kakinya mulai menapak pada lantai dan melangkah pelan menuju dua orang yang menatapnya penuh tanda tanya besar.

"Apa yang kamu lakukan Gaga?" Suara tegas dari Jeano, daddy dari Radega menggema di ruangan bernuansa biru langit tersebut. Karena suara itu pula, gadis cantik dalam mimpi tenangnya mulai menggeliat tidak nyaman.

Kedua bola mata cantik milik Vreletta mulai terbuka, tujuan utamanya jelas pada kebisingan yang baru saja ditangkap oleh indera pendengarannya. Dia tersentak ketika menyadari kedua orangtua Radega menatap penuh pada anaknya.

"Kenapa kamu diam, Galaxius Radega?" Gertakkan pria dengan rahang tegas semakin melengkapi suasana tegang di ruang itu.

"Daddy ..." Laki-laki tampan itu terlebih dahulu ingin mengambil kaus putih di lemari pakaiannya, namun hentakkan kasar menuju pipinya mengurung kuat niat itu.

"Gaga ..." Vreletta tak peduli bagaimana berantakkan seragamnya kini. Rambut acak-acakkan yang seolah memperjelas segalanya dalam perkiraan kedua orangtua Radega.

Gadis cantik itu berlari cepat dan mendekap tubuh Radega. Menenggelamkan kepalanya pada tubuh shirtless itu. Tanpa sungkan, mengusap pipi dari hasil tamparan pria paruh baya yang masih berada pada puncak amarahnya. Jari-jarinya bergerak mengelus sayang, bagaimana setianya laki-laki itu seperti detik lalu.

"Letta ... sini sayang!" Nael menarik Vreletta dan membawa gadis itu segera mengganti pakaiannya.

Namun apa yang wanita itu inginkan salah besar. Karena layaknya sebuah tarikkan dari dua orang yang sejauh ini saling bersama, ajakkan apapun tidak sedetikpun mengalah akan rasa takut. Gaga-nya Letta, itulah alasan terbesar dari Vreletta.

"Daddy ... aku bisa jelasin semuanya."

Laki-laki itu mengusap lebih dulu puncak kepala Vreletta. Setelahnya mulai melangkah lebih dekat pada kedua orangtuanya.

"Apa yang mau kamu jelasin?" Jeano menggeleng kuat dengan mata peluru menyelidik penuh, "Jadi, ini yang selama ini kamu bilang ngejaga Letta?"

Vreletta memberanikan diri mengeluarkan pendapatnya, "Letta yang salah. Letta yang tidur di kasur Gaga." Lirihnya menunduk penuh rasa takut.

Pernyataan itu menguatkan pria paruh baya dalam bayangan negatifnya.

"Letta nggak akan kenapa-napa, kalo kamu nggak mulai duluan Radega!"

Sungguh! Bila orangtuanya memanggil laki-laki itu selain Gaga, bisa dipastikan saat itu adalah saat dimana hal paling dibenci orangtuanya terjadi.

"Mom ..." Sorot mata Radega beralih pada wanita paruh baya yang tengah menyisir rambut Vreletta penuh sayang.

"Selesaikan sama daddy kamu, kalo memang kamu nggak salah, jelasin semuanya." Balasan dari Nael menguatkan Radega akan penjelasannya dalam beberapa detik kemudian.

Gadis dengan lesung pipi kanannya, menatap sendu. Buliran air mata mengatasnamakan sakitnya melihat nyata, tadi Radega menerima tamparan telak dari daddy-nya.

QUERENCIA✅[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang