JU GO - DON'T CRY, LETLET!

41.5K 1.5K 52
                                    

Kalo alurnya makin ngebosenin, jangan dibaca! kalo suka, ayo baca lagi! 💋💋💋

Part sebelumnya dikira ending ya😂😆

Suara seseorang menarik mereka dalam hitungan detik.

"Biar aku yang jaga Letlet, selama mami dan papi pergi."

Garlen mengernyitkan dahinya sekilas, "Kamu?"

"Iya, pi. Aku siap jaga Letta 24 jam penuh." Radega mengukir senyum tampannya. Sorot matanya tertuju penuh pada gadis berkaus kuning dalam ulasan senyum penuh tenang.

Pria paruh baya itu mengusap brewoknya sejenak. Diselidiknya penampilan laki-laki milyaran pesona itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bukan karna penampilannya yang terkesan rapi. Melainkan apakah dia dapat dipercaya menjaga anak gadis satu-satunya ini.

"Nggak, Letta ikut papi aja ke Yogyakarta." Tegas Garlen mengusap puncak kepala Vreletta penuh sayang.

Sementara wanita paruh baya yang memakai piyama tidur, menggeleng pelan sembari menoleh penuh dengan jarak pandang meyakinkan suaminya. Sejenak Clairen menarik nafas, demi mengeluarkan pendapatnya kali ini.

"Pi ... biar Letta di rumah aja kalo memang nggak mau ikut. Letta juga kan bisa nginep di rumah Gaga." Wanita itu mengusap lengan Garlen, "Nanti mama titip Letta sama Nael. Di jamin aman kok pi!"

Vreletta menarik minat akan pernyataan itu. Ah! Maminya selalu mengerti apa yang diinginkannya.

"Aman?" Garlen menatap tajam, "Dengan membiarkan anak gadis kita berdua di rumah ini, hanya dengan seorang laki-laki seperti dia?"

"Pi, percaya sama Letta. Gaga nggak akan apa-apain Letta!" Gadis cantik itu menatap harap akan kemauannya, "Selama ini kan Gaga selalu jagain Letta!"

Radega tersenyum kecil. Seakan mengerti naluri yang disalurkannya, gadis cantik itu memberi jawaban penuh yakin. Ya, sejauh ini memang tugasnya menjaga bukan merusak. Lihat saja! Gadis imut itu masih dalam jiwa dan raga serupa tanpa irisan luka setitikpun.

"Gimana pi?" Clairen memohon izin penuh pada suami tercintanya.

"Ya, papi izinin. Tapi, Letta di rumah Gaga aja ya?"

Vreletta menarik bahagia, "Iya, nanti Letta bisa tidur sama mommy lagi!" Dia tersenyum dengan menampilkan lesung pipi kanannya.

"Iya, jangan sampe papi lihat kamu semaleman sama dia!" Tunjuk Garlen dengan dagunya.

Laki-laki dengan milyaran pesonanya mulai berujar singkat disertai kekehan ringan, "Ya, kalaupun ada apa-apa sama Letta semaleman, aku akan tanggungjawab kok pi!"

Radega mengedip nakal pada gadis polos yang masih duduk dengan sandaran pada bahu papinya. Yang diberikan kedipan hanya tersenyum manis. Entah karena tidak mengerti atau tidak ingin membahas hal tidak penting.

"Apa kamu bilang?" Pria paruh baya itu melempar bantal sofa menuju wajah Radega. Dengan cepat, Radega menghindar lalu berlari menuju pintu utama.

"Dasar anak nakal!"

Vreletta menggelembungkan pipinya, "Ih! Gaga nggak nakal pi, tapi ganteng." Ada kekehan merdu di sana meramaikan suasana hening beberapa saat.

Suasana keluarga yang harmonis. Selalu, seperti ini sejak mereka dikaruniai gadis tercantik yang pernah ada dan akan selalu ada.

◾◾◾

Denting bel berakhir menandakan saatnya seluruh siswa dan siswi diperbolehkan meninggalkan sekolah. Termasuk gadis kepang satu yang semakin merekah senyum cantiknya di hadapan laki-laki milyaran pesona. Senyum penanda kebahagiaan untuk dia yang setia menyalurkan kehangatan tanpa jeda.

QUERENCIA✅[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang