Arizky dan Adinda akhirnya pergi ke kampus menggunakan bis karena Arizky sedang tak ingin mengendarai mobilnya.
Sebenarnya Arizky lebih memilih taksi tetapi Adinda juga bersikeras ingin naik bis dan akhirnya Adinda yang menang “kak lo gak mau belajar, kan bentar lagi lo sidang?”
“buat apa gue kuliah 7 semester yang lalu kalau sidang masih aja belajar”
Arizky memang tidak mengerti semuat teori yang sudah ia pelajari namun kemampuan ngelesnya tak bisa dihiraukan. Dia selalu menggunakan kata –kemungkinan— menurut saya—atau –sepengetahuan saya— ketika menjawab pertanyaan bahkan jika ia tidak tau jawabannya ia akan menjawab –nanti akan saya cari tau kembali, terima kasih atas sarannya—
Mereka masuk ke dalam kawasan kampus, Arizky mengetatkan jaket ke tubuhnya yang masih menggigil “kak Rizky ke PKM (pusat kesehatan mahasiswa) aja gih, gausah sit in”
“tapi di sana gak ada kamu Din”
“aku anterin deh kak” Langkah mereka berbelok ke PKM yang berlawanan arah dengan gedung kuliah Adinda. Michelle yang melihat Rizky ingin memanggil sahabatnya tersebut namun sosok Arizky sudah pergi menghilang di tikungan.
Sesampainya di PKM, Adinda dan Arizky disambut oleh perawat di sana. Arizky menjalani beberapa tes sambil berbaring di ranjang “jangan pergi Din”
“iya gak pergi”
“Ky, diminum dulu obatnya” Dokter Haris menyerahkan beberapa butir obat “saya pikir orang kayak kamu gak bisa sakit hehe”
Arizky tersenyum tipis “kirain saya pak Dokter mau bilang –saya pikir kamu orang Ky- hahaha”
“masih sempet-sempetnya kamu bercanda, makasih ya Din udah mau disusahin sama Rizky”
Arizky yang menjawab “calon istri yang baik kan dok” ia mengedipkan satu matanya.
Dokter Haris menatap Adinda dan Arizky bergantian, ia melihat Adinda pun tak mengelak atas ucapan Arizky “kamu gak lagi sakit kan Din?”
“saya sehat wal’afiat Dokter”
Saat Dokter masih dilanda kebingungan, Arizky sudah memasuki alam mimpinya.“saya titip kak Rizky ya Dokter, saya ada kuliah”
Adinda pun pergi menuju kelasnya, ia sudah terlambat 5 menit. Ketika ia sedang berjalan cepat, Michelle memanggilnya “Din, lihat Rizky?”
“kak Rizky di PKM kak”
“Rizky sakit?”
Adinda mengangguk, tanpa pamit Michelle pun menggerakan kakinya menuju PKM. Adinda melihat kepergian Michelle dengan penuh tanya namun ia segera bergegas ke kelas.
Sesampainya di ruang tempat Arizky dirawat, Michelle menarik sebuah bangku sehingga ia bisa duduk di dekat tepi ranjang Rizky.
“kata kak Billy kemarin kamu gak pulang, kamu kemana Ky?” tanya Michelle pada sosok Arizky yang tidur dengan tenang akibat pengaruh obat.
“kamu jangan bikin khawatir keluarga kamu Bil, jangan bikin khawatir aku juga” Waktu Arizky tak pulang semalam ke rumah, Michelle mencarinya ke café tempat biasa mereka berjumpa namun tak ada satupun pelayan café yang melihat kedatangan Arizky.
“Din…. Dinda…..” Igauan Arizky membuyarkan lamunan Michelle “Adinda….”
Entah apa yang Michelle rasakan ketika Arizky menyebut nama Adinda dalam tidurnya “apa semalam kamu bersama Adinda Ky?”
Selama kuliah berlangsung Nadya mencuri ngobrol dengan Adinda meskipun tatapan matanya tetap mengarah ke slide dosen “kak model itu sakit Din?” Adinda hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Project, Project Love
Teen FictionBagaimana perasaan kamu ketika mendapat tawaran pekerjaan yang bisa mendekatkanmu dengan seseorang yang kamu cintai? Apalagi yang menawarkanya adalah dia sndri, yang selama ini diam-diam kamu cintai, bahagia? Tentu. Itu juga yang dirasakan oleh Adin...