" Tadi maksud kakak apasih? Ak---- " belum sempat Adinda melanjutkan ucapanya, Arizky memotongnya " Gue mau nawarin kerjasama sama lo. ini project penting. asal lo mau jadi calon istri gue "
" APAAAAAA? " Adinda menohok, sama sekali tak percaya dengan yang di ucapkan Arizky barusan.
" Maksud gue, lo harus pura-pura jadi calon istri gue " Arizky meralat, Adinda mengernyitkan dahinya, dan berfikir apa-apaan ini.
" Untuk apa? " tanya Adinda bingung, lelaki itu memutar bola matanya kesal. " Lo gak perlu tau "
" Gak. gak mau! "
" Gue mohon Dinda, bantuin gue " Arizky memohon sambil menunjukan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
Adinda membuang nafas kasar " Apa untungnya buat gue? "
" Lo bisa ikut terkenal kalau lo mau pura-pura jadi istri gue "
" Gue bukan orang yang gila popularitas. udah ah gue mau pulang, gue gak mau ngikutin ide konyol lo itu " Adinda meninggalkan Arizky, tapi sejurus kemudian Arizky memegang pergelangan tanganya membuat Adinda menghentikan langkahnya.
" Gue pastikan, project ini gak akan ngerugiin lo. gue ngasih lo 3permintaan. apapun yang lo minta gue pasti turutin "
" Emang lo jin? "
" Din. gue serius "
Adinda tampak berfikir, gadis itu mengetuk-ngetuk dahinya berkali-kali, membuat Arizky kesal, tetapi lelaki itu harus sabar, ini semua demi Michelle, demi kebahagiaan gadis itu.
" Lo tau kak saat ini gue seneng banget bisa berada di dekat lo, gue lebih seneng lagi saat tangan lo pegang tangan gue. gue gak akan mungkin nolak Project Love ini, ini kesempatan bagus buat gue untuk bisa lebih dekat dengan lo, gue pastikan gue bisa bikin lo jatuh cinta sama gue! "Adinda membatin.
" Hmmmmm " Adinda pura-pura berfikir menimang-nimang keputusanya di depan Arizky.
" Lo mau sampe kapan bikin gue nunggu? " Tanya Arizky kesal.
" Iya iya gue mau " jawab Adinda membuat Arizky tersenyum lega.
" Kalau gitu, gue pulang dulu ya kak " Adinda melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Arizky, tapi Arizky menahan pergelangan tanganya lagi. " Maafin gue tadi gue cium lo di depan umum, gue... "
" Lo frist kiss gue " Adinda tersenyum menatap Arizky yang balik menatapnya dengan tatapan yang seakan tak percaya.
Arizky menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal, melainkan salah tingkah dan merasa bersalah telah mencium Dinda.
" Lo lelaki pertama yang cium gue Arizky. dan gue seneng " Adinda membatin.
" Gue pulang dulu " Adinda melambaikan tanganya, sementara Arizky masih mematung di tempatnya. "Frist Kiss?" kemudian lelaki itu mengangkat bahunya seolah tak peduli.
" Ini semua gue lakukan untuk lo Chel. gue sama sekali gak mau jadi penghalang antara lo dan Kak Billy. karena gue sadar, sekeras apapun usaha gue untuk dapetin lo itu semua percuma kalau memang ada orang lain di hati lo, seseorang yang bukan gue "
*****
Kini Billy, Michelle, Ayah dan Bunda sedang berada di ruang keluarga, mereka tak habis fikir dengan yang di lakukan Arizky tadi yang tiba-tiba saja mencium Adinda di depan umum dan mengakui gadis itu sebagai pacarnya.
"Lagi-lagi anak itu membuat kekacauan " ucap Ayah sambil menggelengkan kepalanya tak habis fikir.
" Ini acara untuk penyambutan kedatangan kamu Billy, bukan wadah gosip untuk dia " Ayah semakin marah, Bunda menepuk pundak Ayah untuk menenangkan.
" Ayah istirahat aja, jangan terlalu difikirkan. biar Billy nanti yang ngomong sama Arizky " Billy ikut menenangkan. Michelle menatap Billy sambil tersenyum, merasa tak salah telah menyukai lelaki itu. Billy sangat dewasa, slalu menyikapi masalah dengan bijak, dan juga slalu menjadi penengah antara Ayahnya dan Arizky.
" Hm, maaf Om, tante, Kak Billy Michelle pulang dulu " Pamit Michelle dengan sopan di sela-sela perbincangan mereka.
" Iya sayang. tapi dianter Billy ya? Bil, mending kamu anter Michelle pulang ini udah malem, gak baik kan kalau anak perempuan pulang sendirian " Bunda menyarankan.
" Baik bunda "
Michelle dan Billy melenggang ke luar rumah, setelah berpamitan.
Billy dan Michelle memasang seatbelt sebelum akhirnya lelaki itu melajukan lamborgini putih miliknya.
" Kak? " Michelle memecah keheningan diantara mereka.
Billy yang tengah nampak fokus menyetir menoleh ke arah Michelle sebentar " Iya chel? " kemudian pandanganya lurus lagi ke depan.
" Michelle sama sekali gak nyangka kalau Arizky ada hubungan sama Adinda, gadis itu junior kita di kampus, Michelle sama sekali belum pernah melihat mereka barengan atau sekedar ngobrol gitu di kampus "
Billy tersenyum " Kenapa? kamu cemburu? kamu takut perhatian Rizky terbagi dua? "
Michelle mengernyit, apa mungkin yang di katakan Billy benar? apa ia memang takut perhatian Arizky terbagi dua? selama ini Arizky hanya memerhatikanya, slalu disampingnya, slalu ada untuknya. lalu sekarang, setelah ada Adinda apa semuanya akan berubah? apa Arizky tidak akan seperti dulu lagi? atau membagi perhatianya untuk Adinda?
Michelle menggelengkan kepalanya. Tidak, dia tidak boleh berfikiran yang macam-macam, Arizky sahabatnya, dan sahabat lelakinya itu sedang berbahagia sekarang, ia seharusnya merasa bahagia, bukan merasa posisinya terancam karena kehadiran Adinda, gadis yang menurutnya dicintai Arizky.
" Kok diem? " tanya Billy membuat Michelle membuyarkan lamunanya.
" Eh enggak kok hehe " jawab Michelle kikuk.
Billy menaikan sebelah alisnya. " Apa ucapan aku bener chel? kamu cemburu sama Adinda? "
" Aku merasa cemburu saat sahabat aku bahagia? enggak lah kak. " Michelle memamerkan senyum termanisnya. gadis itu menatap lelaki dibalik kemudi itu dengan seksama, matanya yang sedikit sipit, hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih bersih, dan tubuh yang atletis membuat Michelle terpesona. saat-saat berdua bersama Billy lah yang ia inginkan, seperti sekarang ini.
" Kak. besok hari minggu, kita nonton yuk? " ajak Michelle antusias.
" Tapi besok aku kerja chel "
" Yah kak. masa hari minggu kerja sih? please " Michelle memelas.
Lelaki yang sedang menyetir itu nampak berfikir " Aku usahain ya "
" Aku anggap jawaban itu sebagai iya " Michelle tersenyum.
" Sampai kapan kamu akan berusaha memenangkan hati aku chel? " Billy membatin.
*****
Arbani, Ali, Alatas dan Maxime kini sekarang berada di sebuah cafe tempat mereka biasa nongkrong. cafe yang juga merupakan milik kakaknya Maxime. mereka biasanya berkumpul dicafe ini selain di rumah Arbani yang merupakan base-camp bagi mereka, untuk sekedar melepas penat atau menghabiskan waktu luang.
Cafe outdour itu menyajikan pemandangan yang sangat indah, orang yang berkunjung kesana bisa melihat taman bunga yang luas serta bunga-bunga cantik yang menghiasinya, jauh dari bising.
" Belum sehari, gosip ini udah kesebar kemana-mana " Alatas membaca koran yang beberapa saat lalu ia beli dijalanan.
" Gosip apaan? " tanya Ali penasaran
" Ya gosip tentang Arizky yang nyium Adinda depan umum " Jawab Arbani.
" Tuh anak mentang-mentang ganteng, mentang-mentang model, seenaknya aja nyium anak orang " Alatas dengan seksama memerhatikan dan membaca koran yang di pegangnya.
" Orang ganteng mah bebas " Ali terkekeh menatap Alatas yang melihat tajam kearahnya.
" Banyak cewek yang ngantri mau dicium Arizky. Nah kalau lo, gue bisa survey gak akan ada yang mau dicium sama lo hahaha " Ali terkekeh lagi, kali ini lebih kencang, Alatas semakin kesal dibuatnya, tanpa sadar pemuda itu telah menggulung-gulung koran yang di peganggnya, dijadikan sebagai senjata untuk memukul sahabatnya yang tengil itu.
" Heh bebek ngambang, lo fikir ada gitu cewek yang mau sama lo? kalau ada gue jamin itu cewek kalau gak gila ya gak laku hahahaha "
" Eh songong lo bebek nungging "
" Zaskia gotik kali ah "
" Ini bebek-bebek bisa diem gak sih? kita lagi serius bahas masalah Arizky! " Arbani nampak kesal, kemudian Ali dan Alatas terdiam seketika.
Arbani lalu menyesap capuccino yang di pesanya tadi dengan pelan, dan dahinya mengernyit saat melihat Maxime yang sedari tadi hanya diam, lelaki itu hanya memainkan gadgetnya, sepertinya maxime nampak gelisah, tapi Arbani tidak tahu apa yang membuat sahabatnya itu muram " Maxime? " panggilnya hati-hati, Maxime menoleh seketika, tatapanya seolah menjawab "apa?" dan Arbani semakin merasa aneh dibuatnya, tidak biasanya Maxime jadi pendiam seperti ini, walaupun terlihat cool tapi Maxime juga sebenarnya tidak kalah konyol dengan Ali ataupun Alatas.
" Are you okay, Max? " tanya Arbani lagi.
Maxime tersenyum seraya menggelengkan kepalanya " Gue gak apa-apa kok "
" Serius? "
" Ya gue serius " Maxime berusaha meyakinkan. sebenarnya Maxime nampak gelisah seperti itu karena mengingat kejadian semalam di pesta penyambutan kedatangan Billy, pemuda itu melihat jelas saat Arizky mencium Adinda di depan umum, dan mendengar dengan pasti saat pemuda itu mengatakan bahwa Adinda adalah kekasihnya.
Padahal sebelumnya Adinda atau Arizky tidak mengatakan apapun padanya, keduanya adalah sahabatnya, Adinda maupun Arizky, Adinda akan bercerita apapun padanya, selama ini keduanya saling terbuka satu sama lain. begitupun dengan Arizky, diantara Arbani, Ali, Alatas, Maxime memang paling dekat dengan Arizky, walaupun keduanya selalu kelihatan seperti anjing dan kucing, tapi mereka nampak sangat dekat dan care satu sama lain. dan Arizky tidak akan sungkan menceritakan apapun padanya, tak terkecuali masalah perempuan.
Ada apa ini sebenarnya? apa yang kedua sahabatnya tutupi darinya?
Maxime tampak berfikir keras sejak kejadian semalam.
" Lo lagi mikirin apa sih sebenarnya Max? sahabat cewek lo itu ya? " ketus Ali membuyarkan lamunan Maxime. seperi tersentak, Maxime segera membenarkan posisi duduknya. " Sok tau banget lo arab "
" Lah gue kan cuma nanya "
" Oh iya siapa sih sahabat cewek lo itu? lo sama sekali belum nunjukin dia ke kita " ucap Alatas, Arbani dan Ali mengangguk setuju dengan pertanyaan Alatas itu. ketiganya menatap Maxime dengan tatapan yang seolah meminta jawaban.
" Suatu saat nanti kalian bakal tau kok " jawab Maxime seadanya membuat ketiga sahabatnya semakin penasaran.
" Lagian nunjukin dia sama kalian, terutama sama lo dan lo, si kembar siam " Maxime menunjuk Ali dan Alatas sedangkan Arbani terkikik pelan " Sama aja ngasih ikan ke kucing yang kelaparan "
" kembar siam? gue? sama dia? ogah " Ali bergidik ngeri menatap Alatas yang juga berekspresi sama denganya.
" Amit-amit gue kembar sama lo rab " Alatas tak mau kalah.
" Eh, wifi disini passwordnya apaan ya? lupa gue " Arbani bertanya sambil mengotak-ngatik ponselnya.
" Gaktau " jawab Maxime yang juga sudah nampak fokus kembali dengan gadgetnya.
Arbani melirik Ali seolah meminta jawaban " Gaktau " jawab Ali singkat.
Arbani mendengus,
" Lo ganteng-ganteng pecinta gratisan ternyata " Ali terkekeh.
" Bodo amat. Eh bro serius ini password wifinya apaan? "
Ketiga sahabatnya saling berpandangan kemudian dengan kompak menjawab "GAKTAU"
" Wuih, woles bro. gue kan cuma nanya "
Maxime memutar bola matanya " Bani, passwodnya emang 'gaktau' ngerti? "
" Ohhh " Arbani ber-oh panjang " Bilang kek daritadi "
" Gue juga udah bilang daritadi elah. kalau bukan sahabat gue udah gue cium lo! " Alatas merasa gemas.
" Wuidih. jijik gue dicium sama lo! " Arbani bergidik ngeri dan di hadiahi tawa oleh Maxime dan juga Ali.
" Lo LBGT Al? "
" Iya. gue LGBT. Lelaki Gagah Banyak Tilawah. buset dah keren kan gue? "
ketiga pemuda itu saling bertatapan lagi dan dengan kompak mengatakan "TILAWAH? HAHAHAHA " kemudian semuanya tertawa.
" Lo kalau sholat aja masih suka nunggu cahaya ilahi " Ali memegang perutnya tertawa geli.
" Kalian adalah segalanya buat gue. gue gak pernah mau persahabatan kita hancur, dan gue harap gak akan ada pengkhianat diantara kita " ucap Maxime dalam hati.
*****
Arizky memasuki ruang pemotretan dan disambut oleh tatapan penuh tanya oleh para model yang juga sedang bekerja. Arizky tersenyum sinis “kayak gak pernah kena gosip aja” Arizky mengganti bajunya menjadi kemeja dibalut dengan jas hitam. Ia berpose tanpa menatap kamera.
Tanpa sepengetahuan Arizky, Michelle duduk tak jauh dari lokasi pemotretan. Banyak hal yang ingin ia bicarakan bersama sahabatnya. Selama ini Michelle tak pernah mengetahui kekasih Arizky bahkan dapat dikatakan Arizky tak pernah memiliki kekasih meskipun ia sering digosipkan oleh beberapa model atau bahkan artis.
“kenapa Chel?” tanya Arizky sambil menggulungkan kemejanya dan menghampiri Michelle. Gadis berambut sebahu tersebut kaget mendapati Arizky sudah ada di sampingnya.
“gpp kok, bisa ngobrol sebentar”
Arizky sudah tau pasti akan ke arah mana perbincangan mereka “kita ke café sebelah aja ya”
Sesampainya mereka di sana, Arizky memesankan minuman untuknya dan juga Michelle “Ky, apa bener Dinda itu pacar kamu? selama ini aku gak pernah lihat kamu dekat dengan cewek apalagi anak satu kampus”
“aku ketemu Adinda bukan di kampus” Arizky mengaduk-aduk minumannya yang telah tiba “itu gak penting juga yang penting sekarang aku sudah punya Adinda, yang harus aku jaga”
Michelle masih menatap Arizky curiga “ Gak ada yang kamu tutupin dari aku kan Ky? "
“ yang aku tutupin? gak ada lah Chel " Arizky tersenyum.
“kamu sayang sama Dinda?”
“aku cinta sama…” Arizky menatap Michelle “Dinda..”
“kalau emang itu kenyataannya aku seneng banget ky, akhirnya setelah lama jomblo sekarang punya pacar juga "
Arizky hanya mengangguk “gimana kamu sama kak Billy?”
“ya seperti biasanya dia nolak aku”
“mungkin usaha kamu kurang keras Chel, kamu harus pake cara lain buat dapetin dia”
“Cara lain? " Michelle mengerutkan keningnya.
“ Gak usah bingung. aku bakal bantu nanti "
Arizky membatin “segera Chel, segera dapetin hati Billy, sebelum aku yang merebut hati kamu, karena aku tau bahagia kamu itu sama Billy”
*****
Keesokan harinya, Adinda melangkah ke dalam kampus dengan hati-hati. Ya berita tersebut sudah lenyap di segala media tapi itu tak menjamin bahwa tidak ada yang membicarakannya lagi. Adinda bersyukur bahwa wajahnya tak terlihat di semua foto yang diambil oleh wartawan. Meskipun wajahnya terekam, pasti banyak orang yang tak mengenalinya terlebih lagi Adinda mengenakan make up yang bukan seperti dirinya yang apa adanya.
Ayah Arizky memang sengaja menyuruh media dan para wartawan melenyapkan berita tersebut dengan sejumlah uang.
Dan yang mengetahui kejadian malam itu hanya orang-orang yang diundang ke Pesta penyambutan Billy saja.
“ngapain lo?”
“astaga Nadya ngagetin aja sih” protes Adinda.
“lagian tengok kanan tengok kiri, mau nyebrang emangnya” Nadya merangkul Adinda menuju kantin
" eh tau gak senior kita yang model itu kena gosip lagi ckck tapi beritanya sekarang udah gak ada, semua alamat website yang berisi berita tersebut langsung gak bisa diakses”
" Tapi lo gpp kan Din? lo gak patah hati kan? itu pasti cuma gosip doang kok " Nadya mencoba meyakinkan Adinda, karena Nadya tahu bahwa Adinda sangat menyukai Arizky.
“oh iya ya?”
“mang es teh dua” pesan Nadya kepada penjaga kantin “Lo gak ada sakit hati gitu? duh kok lo biasa aja sih Din. hm semua orang kayaknya penasaran banget deh sama cewek itu "
Adinda tersenyum lega tak ada yang mengetahui seorang cewek yang digosipkan dengan Arizky, Namun, baru saja Adinda ingin menyandarkan bahunya sebuah panggilan menggema di telinganya.
“Adinda”
Nadya menoleh dan mengerutkan dahinya “kakak model itu Din, kak Arizky, manggil lo”
Adinda tetap menunduk ia berpura-pura tidak mendengar sehingga Arizky yang harus menghampirinya “Adinda"
Adinda dengan sekuat tenaga menahan kegugupanya didepan pemuda itu, gadis itu berusaha mengendalikan dirinya, ia tidak mau terlihat salah tingkah di depan Arizky, ia harus bisa bersikap senormal mungkin, agar Arizky tidak menyadari perasaanya.
Dengan mengumpulkan keberanian, Adinda mendongak dan di lihatnya tubuh proposional itu, tubuh yang tinggi menjulang dengan bentuknya yang atletis, walaupun pemuda itu hanya memakai kaos polos yang di padu-padankan dengan kemeja biru dan celana jeans ketat tapi aura ketampanan Arizky -sang model- banyak menyita perhatianya, bukan Adinda saja, tapi gadis lain yang sedang di kantin itu. " Iya kak? "
" Gue mau ngajak lo jalan setelah lo pulang. bisa? " Arizky menyunggingkan senyuman yang dibuat-buat tapi mampu meluluh-lantakkan seluruh penghini kantin. seolah mengerti Adinda pun menganggukan kepalanya.
Sedangkan Nadya yang sedari tadi terkejut serta bingung dengan pemandangan di depanya, hanya mengerjap-ngerjapkan matanya seolah tak percaya.
" Eh neng kenapa ngedip-ngedip gitu? kelilipan ya? sini abang tiupin " tiba-tiba saja Alatas datang menghampiri mereka, dan Nadya segera tersadar dari lamunanya dan menatap Alatas dengan tatapan tak suka.
" Ogah " jawab Nadya ketus.
Arizky terkekeh pelan, sedangkan Alatas mengembungkan pipinya, ngambek.
" Adinda? lo kaaaan---- awwww " sebelum Alatas melanjutkan kata-katanya, Arizky menginjak kaki Alatas dengan sengaja, seolah mengerti Arizky ingin menyembunyikan indentitas cinderella semalam, hmm ralat, indentitas gadis semalam, Alatas langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Kemudian Arizky melihat Michelle yang berjalan kearahnya, gadis itu melambai-lambaikan tanganya pada Arizky, tapi entah apa yang di fikirkan Arizky, pemuda itu langsung menarik Adinda kepelukanya, membuat semua orang yang ada di kantin, termasuk Alatas dan Nadya juga Michelle yang sedang berjalan kearah mereka, menohok beberapa saat.
Adinda terkejut setengah mati, gadis itu tidak mengerti apa yang dilakukan pemuda yang dicintainya ini.
Kini semua pasang sorot mata, mengarah pada mereka.
" Cium gue " ketus Arizky pelan.
" APA??? " Adinda semakin terkejut.
" Cium gue! lo niat bantuin gue kan? gue mohon cium gue " bisiknya lagi.
Adinda semakin gelagapan bingung harus berbuat apa, yang jelas ia sangat gugup sekarang, berada di pelukan Arizky dan di tatap banyak orang.
" Hm, cium dimana? " tanya Adinda polos, sangat polos.
" Dengkul "
" Hah? "
" Bibir lah "
" BIBIR? "
" Iya "
" lo gak usah takut, lo tutup mata lo setelah itu cium bibir gue! "
" Gimana caranya cium sambil tutup mata? " Adinda semakin kebingungan.
" Kalau begitu, biar gue yang cium lo! lo perlu tutup mata aja! "
" Hah? "
" Tutup mata lo ! "
" Hah? "
" Gue mau cium lo, tugas lo cuma tutup mata aja Adinda "
" Hah? "
" Gak ada kata lain selain HAH? "
" Hah? "
Arizky memutar bola matanya kesal. dengan tanpa aba-aba Arizky mencium bibir ranum milik Adinda, Adinda sadar betul ini bukan ciuman pertamanya sebelumnya Arizky juga pernah menciumnya di tempat umum dan di saksisan banyak orang.
Arizky semakin menekan bibirnya, membuat Adinda tersentak berkali-kali, dan entah setan darimana yang datang menghasut Adinda, gadis tersebut malah membalaa ciuman Ariziy.
" Orang yang lagi jatuh cinta emang gila. dunia serasa milik berdua, yang lain mah ngontrak " ucap Alatas sambil membulatkan matanya sempurna.
Kemudian Ali datang dan berdiri di samping Alatas, sejurus kemudian Ali mengucek-ngucek matanya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
" Arizky? Adinda? wuih gila ini lebih panas dari blue flm yang suka gue tonton
Alatas mendelik sinis " Dasar mesum "
" Sok suci lo "
Mereka berciuman cukup lama hingga merasa harus kembali menghirup oksigen di atmosfer bumi ini. Mereka benar-benar melakukan deep kiss di hadapan semua orang.
Terdengar riuh penonton adegan ciuman Arizky dan Adinda. Tepuk tangan pun terdengar berhamburan di antara kerumunan.
" Ini gila. Arizky berciuman di tengah banyak orang? setelah Om Surya mati-matian melenyapkan berita semalam? oh Tuhan.. Arizky " Batin Michelle.
" Apa Adinda adalah gadis yang ada di koran? tapi, ah masa sih " Batin Nadya tak kalah Bingung.
" ini kali kedua gue nyium Adinda. maafin gue Din maaf, sebenernya gue gak berhak menyandang lelaki pertama yang nyium lo, tapi gue punya project buat orang yang gue cintai. gue cuma ingin selalu bisa membahagiakan Michelle " Batin Arizky.
" gue gak tau harus seneng atau sedih kak. disatu sisi gue seneng karena lo cium gue, terlebih lo first kiss gue. tapi disisi lain gue sakit hati, gue tau lo cuma pura-pura, bahkan gue gak tau alasan dibalik kepura-puraan lo " batin Adinda.
*****
Zulfa berjalan masuk ke sebuah warung kecil di pinggir jalan. Beberapa tempat duduk telah terisi oleh para pelanggan bakso, ia pun segera memesan agar tidak kehabisan makanan terenak sepanjang jalan milik Pak Udin tersebut.
“baksonya satu”
Dua suara berbeda nada terdengar oleh Pak Udin. Zulfa menatap seseorang yang juga memesan seperti dirinya “idih empal gentong”
“apa lo cewek setengah jadi”
Pak Udin yang melihat keduanya seakan ingin saling melempar tombak pun angkat bicara “dek Bani dan dek Zulfa mohon maaf banget nih bakso tinggal satu porsi”
“APA!!!!” teriak Arbani dan Zulfa bersamaan dan membuat para pelanggan yang lain pun menatap keduanya.
“sssst kalian ini” tegur Pak Udin.
“karena gue duluan yang dateng berarti tuh bakso buat gue” ucap Arbani.
“ooooh tidak bisa, gue yang pesen duluan” Zulfa tak mau kalah.
"Lagian ladies frist kaleee " Ucap Zulfa lagi.
" Kagak kagak "
“yaudah baksonya buat kalian berdua tapi bapak lagi kehabisan mangkuk nih jadi satu berdua aja yaa”
Arbani menatap Zulfa dengan ogah sedangkan Zulfa memandang Arbani dengan jijik.
“kalau gak mau bapak kasih ke pelanggan lain nih”
“kita mau pak” jawab Arbani dan Zulfa kompak.
Keduanya pun duduk berdampingan dengan satu buah mangkuk bakso yang masih mengepul. Zulfa dan Arbani mengambil sendoknya masing-masing “porsi lo segitu porsi gue segini”
“enak aja banyakan lo, tuh lo makan bawang gorengnya aja ama kuahnya”
Pak Udin mengamati mereka dan keduanya pun langsung terdiam, memakan bakso tersebut tanpa debat lagi “aaaah enak banget dah” Zulfa menyerutup. kuah dari sendoknya.
Arbani menatapnya dengan aneh.
“kenapa lo? belum pernah nyerutup kayak gini yak? sedih banget hidup lo”
Arbani pun mencobanya dan ia pun langsung takjub “wih cara menikmati kuah paling ajib nih”
Zulfa menaikan alisnya seakan mengatakan –ya-kan-gue-bilang-juga-apa-
******
" Selamat malam Jakarta. Bersama saya, Ali dan patner setia saya si bebek ngambang, Alatas.."
"terima kasih bebek nungging Ali atas pujiannya.."
"sama-sama tuan bebek ngambang.." Alatas menyeringai saat memberikan jawaban itu, sementara Ali memberikan deathglare terbaik kepada Alatas "dan hari ini saya akan membacakan sebuah surat dari seseorang yang bernama white lily.."
Kini memang jadwal Ali dan Alatas untuk siaran di 'LPPL Radio'.
Billy, Michelle, Adinda, Arizky, Maxime, mereka memasang earphone masing-masing di tempat masing-masing, siap untuk mendengar 'LPPL Radio'
Oh iya, selain menyembunyikan indentitas si penyiar, pengirim surat juga menyembunyikan indentitasnya, biasanya mereka mengirim surat dengan alamat e-mail yang bukan sebenarnya, seperti kemarin Adinda yang menulis namanya sebagai nona pink sweety.
Ali membuka email yang ada di tab miliknya, begitupun dengan Alatas. Dengan sekali sentuh, semua untaian kata-kata itu sudah terpampang dengan jelas di tab itu.
Dear bebek nungging dan bebek ngambang. Semoga kalian membacakan email yang kukirimkan ini..
"kami sedang membacakannya untukmu, nona white lily.."jelas Ali yang secara sengaja memotong perkataan Alatas untuk membacakan surat itu.
Bolehkan aku bertanya pada kalian bagaimanakah rasanya jika menyukai seseorang yang tidak pernah melihatmu? Pasti kalian berdua bilang bahwa rasanya sakit dan tidak menyenangkan. Seperti itulah yang kualami sekarang. Aku juga tidak mengerti kenapa dari sekian banyak pria yang ada di dunia ini, aku terpikat olehnya..
"yah, nona white lily. Cinta memang terkadang menyakitkan untuk kita.."kata Ali asal dan (lagi-lagi) memotong perkataan Alatas untuk melanjutkan membaca email itu.
Alatas mendelik kearah Ali kesal. Namun Ali malah memamerkan seringai licik, seolah-olah apa yang dilakukannya memang benar.
Mungkin, karena pertama kali aku bertemu dengannya saat dia menolongku dari gangguan para berandalan. Dan pertemuan keduaku saat hujan turun dengan lebatnya serta menemukannya basah kuyup di taman dekat rumahku. dia sangat penting bagi hidupku. Bahkan dia sudah menjadi bagian hidupku dan mungkin bisa dibilang 'obsesi' untuk selalu dekat dengannya. Aku tahu itu konyol, karena bagaimanapun dia tidak akan pernah melihatku sebagai seorang wanita. Dia hanya melihatku sebagai seorang penganggu di hidupnya..
"lalu, kenapa kau tidak mencoba untuk mencari yang lain?" pertanyaan Ali yang sebenarnya sangat konyol karena tidak mungkin sang pengirim email akan mengirimkan jawabannya sesegera mungkin ke email LPPL Radio bukan?
Namun sepertinya takdir berkata lain karena isi suratnya secara tidak langsung menjawab pertanyaan Ali. Alatas sendiri heran kenapa gadis pengirim email ini sepertinya sudah mengantisipasi pertanyaan konyol Ali.
Aku tahu aku bodoh karena terus bertahan bersamanya. Bukannya aku tidak berusaha mencari yang lain, namun aku tidak bisa memalingkan perasaanku darinya. Semakin kuat aku mencoba, semakin kuat perasaan ini tumbuh. Pada akhirnya aku menyerah dan membiarkan semuanya berjalan seperti itu. Aku pasti berbohong jika tidak mengharapkan dia membalas perasaanku, tapi aku yakin bahwa dia tidak mungkin mengerti atau setidaknya berusaha mengerti. Tapi dia tidak pernah mengerti, meskipun aku selalu berada di dekatnya. Terkadang aku bertanya-tanya, bagaimanakah dia jika aku tidak ada di sekitarnya. Apakah dia merasakan kehilangan atau malah tidak peduli. Tapi jika aku melakukannya, aku yakin satu hal, bahwa aku bisa menjadi gila karenanya. Mungkin aku bodoh karena terus bertahan.. tapi alasanku untuk tetap hidup karena dia. Mungkian aku akan berhenti jika aku sudah tidak berada di dunia ini…
Alatas, Ali dan bahkan Arbani yang ada di tengah-tengah mereka, hanya bisa terdiam. Tanpa di sadari, sebuah cairan bening meleleh dari mata Ali. Alatas menyadari hal itu menatap Arbani dengan tatapan penuh selidik, dan Ali ikut-ikutan menatap Arbani karena terprovokasi oleh Alatas. Arbani buru-buru bertingkah seperti biasan dan memutar kedua tangannya, mengisyaratkan untuk meneruskan.
"maafkan saya dan rekan saya karena terlalu lama berdiam diri. Saya akan melanjutkan membaca surat dari white lily.."ucap Alatas memohon maaf, lalu menekuni tab miliknya
Jika kau mendengar ini, apakah kau akan melihatku? Apa kau akan mengerti kenapa aku selalu mengkhawatirkanmu meskipun seharusnya aku mengkhawatirkan diriku sendiri?
"aku berharap semoga orang itu mendengarkan suratmu ini.." kata Ali saat Arbani selesai memberikan isyarat untuk break.
"dan untuk menghiburmu, nona white lily, saya akan memutarkan lagu dari Aliando berjudul Pergi dari hatiku ."timpal Alatas sebelum break.
Di tempat lain, Adinda, Arizky, Maxime, Billy dan Michelle melepas earphonenya.
" Terkadang kita merasa dekat dengan orang yang kita cintai tapi terkadang juga kita merasa jauh darinya saat kita tau, orang yang kita cintai mencintai orang lain " gumam Maxime sambil tersenyum hambar.
" Selama ini gue terlalu menggenggam erat Michelle sampe-sampe gue gak sadar kalau Michelle gak pernah nyaman sama gue, dia bagaikan pasir yang semakin gue genggam semakin besar kemungkinan buat lepas " Batin Arizky seraya melihat potretnya dengan Michelle yang terpampang di dekat ranjangnya.
" Aku sayang kamu kak Billy. please, lihat aku sebagai perempuan yang mencintai kamu!" Michelle menutup wajahnya dengan kedua tanganya. gadis itu terisak, menangis.
" Kak Arizky. aku cinta sama kamu. dulu kamu memang sulit untukku jangkau, tapi sekarang entah kenapa aku percaya, kamu akan mencintaiku sedalam yang aku rasakan " Adinda membenamkan kepalanya di bantal, dan tersenyum mengingat kejadian di kantin tadi siang.
" White Lily? lili putih? itu kan bunga kesukaan Michelle. apa yang mengirim surat tadi adalah Michelle? dan seseorang yang dimaksud tadi adalah gue? " Billy ikut membatin dan membayangkan kembali kejadian disaat dia menolong Michelle yang tengah di kepung berandalan dan hujan itu.. ya, tidak salah lagi, nona white lily, adalah Michelle.
*****
rizky menelpon Michelle berkali-kali tetapi tidak di angkat, tidak biasanya Michelle seperti ini, bahkan semua chat Arizky hanya di baca saja, Arizky sangat khawatir, kemana gadis itu pergi?
Kemudian Arizky memutuskan untuk pergi ke sebuah cafe 24 jam untuk menemui Michelle, kafe yang selalu mereka berdua kunjungi ketika mereka memiliki masalah masing-masing. Ia langsung menemukan Michelle yang sedang meneguk minuman beralkohol. Salah satu cara untuk melupakan masalah sejenak. Michelle menyadari akan kedatangan Arizky “mmh aku itu bodoh banget ya” Michelle memainkan gelas mininya.
“aku nungguin kak Billy di bioskop sampe bioskop itu tutup tapi dia gak ngehubungin aku sama sekali, dia bilang bakal ngabarin aku makanya aku gak hubungin dia, tapi aku gak sabar dan akhirnya nelepon kak Billy”
Michelle menatap Arizky “dan kamu tau apa yang dia bilang waktu aku nanya dia ada dimana? dia bilang dia mau tidur cepat karena besok pagi ada meeting penting. Dia lupa Ky sama janjinya dia lupa sama aku”
Arizky tak mencoba untuk menyela, kejadian seperti ini memang bukan yang pertama tetapi Michelle tak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta kakaknya.
“aku gak ngerti Ky kenapa aku bisa tetep bertahan padahal kak Billysama sekali gak menoleh ke arah aku” ucap Michelle sambil terisak.
Arizky membatin “dan aku juga gak ngerti kenapa aku masih mengharapkan kamu Chel, yang ternyata mengharapkan orang lain”
*****
Adinda terbangun dari tidurnya, gadis itu menggeliat dan menguap beberapa kali, matanya menyipit melihat jam dinding yang samar terlihat menunjukkan pukul 05.00. masih subuh rupanya.
Gadis itu meraih I-phone gold miliknya, dan langsung membuka twitter. di lihatnya 16k notif. Adinda membulatkan matanya, biasanya tidak ada satupun pemberitahuan yang masuk kedalam notifnya. dan kali ini, 16k? wow!
Adinda men-cek notifnya, dan membulatkan matanya saat isi notifnya berisi hujatan, hinaan, cacian untuknya.
" Ada apa ini? " fikir Adinda kaget.
@tuti123 :
@adindakirana hey gak usah rebut @arizkynazar dari @syaselvamichella deh, menang banyak lo di cium Arizky di kantin.
Adinda mengernyitkan keningnya "Apaan deh tuti, gak jelas! siapa juga yang rebut kak Arizky, orang dia sendiri yang minta gue jadi pacarnya. walaupun pura-pura sih "
Kemudian Adinda men-scroll down I-Phone nya.
@roro456 :
@AdindaKirana jangan sok kecakepan deh. lo paling jadi mainanya @Arizkynazar
" Ini lagi, si roro jonggrang, gak jelas. gue gak perlu sok kecakepan gue emang udah cakep " Adinda mencoba mengelus dadanya, memperingatkan dirinya agar tetap bersabar.
@darabersinar :
@AdindaKirana lo sadar gak? lo udah bikin semua Arizkylovers patah hati!!!!!
Adinda mengerutkan dahinya, namun sejurus kemudian terkekeh "Arizkylovers? hahaha kak Rizky banyak fansnya ternyata. tapi apaan deh si burung dara, mending urusin namanya daripada ngurusin gue. dara kan burung, burung ya terbang, lah ini bersinar, kalau bintang baru bersinar "
Kemudian Adinda melihat tweet yang lain.
@BintangTerbang :
@AdindaKirana sok cantik! avatar lo duck face gitu, gak cocok!
" Lah ini bintang terbang? kebalik sama si dara hahaha, gak ngerti gue. gagal faham sama mereka. "
" Lagian mau duck face kek gimana kek, orang cantik mah bebas " ucap Adinda dengan penuh percaya diri.
@tototamarbuto :
@AdindaKirana aku patah hati tau kamu jadian sama @Arizkynazar :(
" Lah buodo amat. gue gak peduli sama sekali. eh ini kan junior di kampus ya? yang badanya kaya buto ijo? nyambung sama namanya. sekalinya ada yang patah hati sama gue, bentuknya segede gelembung "
Adinda menggelengkan kepalanya.
@Dirayellow :
Hey twins @AdindaKirana longlast ya sama @Arizkynazar nya!♡♡♡
Adinda tersenyum, setidaknya masih ada orang yang mendukung hubunganya dengan Arizky.
" Twins? " Adinda mengernyit "Liat avatarnya ah kali aja bener mirip gue"
"Etdah ini mah twins nya Dijjah Yellow. mana ada mirip-miripnya sama gue." Adinda mengembungkan pipinya.
@lalaSyakiLuvers :
Heh @AdindaKirana gue atas nama SyakiLuvers (Syaselva Arizky Lovers) gak suka liat lo sama Arizky, Arizky tercipta hanya utk Michelle!
" Kak Rizky sama kak Michelle punya shipper ternyata hmm, pantesan gue di bully "
Gadis itu sebenarnya merasa aneh, kenapa notifikasi twitternya menjadi rame seperti itu.
Adinda terus men-stalk notifikasinya, sampai kebagian bawah, dan...
@ArizkyNazar :
I Love you babe @AdindaKirana stay with me beauty!
Gadis itu memegang kedua pipinya yang tiba-tiba saja jadi panas, kemudian menarik sudut bibirnya keatas, Adinda tersenyum.
" Oh jadi ini sebabnya twitter gue jadi rame " Gadis itu mengusap bibirnya, mengingat ada bekas bibir Arizky disana.
" Lo cinta pertama gue kak, lo first kiss gue, lo lelaki pertama! gue sayang sama lo " ucap Adinda. senyum tak henti-hentinya menghiasi bibir mungilnya.
" Mungkin ini semua berawal dari kepura-puraan, tapi gue bakal bikin kak Arizky lupa bahwa dia sedang berpura-pura. gue bakal bikin dia jatuh cinta sama gue. dengan 3 permintaan yang belum sempet gue ajuin ke dia " Gadis itu tersenyum nakal.
" Mungkin sekarang ada fandom SyakiLovers, tapi gak lama lagi akan muncul fandom baru, RizkyndaHolic, Arizky Adinda Holic "
Sebenarnya sudah sejak lama berdiri fandom "Syakilovers" fandom itu sendiri berdiri pada saat fans Arizky sering melihat idolanya bersama Michelle kemana-mana, banyak yang menganggap mereka serasi, maka dari itu, yang menyukai mereka, menyebut nama mereka "SyakiLovers"
Adinda me-retweet mention Arizky, tak lama kemudian notifikasinya penuh lagi, Adinda hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali "Begini ya rasanya pacaran sama model terkenal"
Saat melihat timeline, Adinda lagi-lagi mengernyit saat mendapati tweet 2 orang yang sangat di kenalnya.
@MaximeAdrian :
DAMN! SHIT! WTF!
" ini anak kenapa ngumpat gak jelas sih? "
@SyaselvaMichella :
I love you more more more @BillyDavid ♡♡♡
" Kak Michelle sama Kak Billy? "
*****
Selepas meeting, Billy segera menuju rumah Michelle. Ia mendapatkan kabar dari adiknya bahwa Michelle menghabiskan malamnya di luar rumah setelah rencana mereka gagal “kenapa kamu sayangnya sama aku Michelle? jelas-jelas ada Rizky yang selalu ada di sisimu” Billy mengendarai mobilnya dengan khawatir. Sedari tadi ia sudah mencoba menghubungi Michelle namun tak ada jawaban satupun darinya.
Mama Michelle langsung menyambut Billy di depan pintu, beliau memberitahu keadaan Michelle bahwa anak gadisnya hanya merenung sedari pagi di balkon rumah. Billy melangkahkan kakinya ke tempat tersebut dan benar saja, Michelle sedang duduk meringkuk memeluk boneka beruang yang Billy berikan saat ulangtahunnya lalu.
Hadiah yang mungkin tak sebanding dengan usianya namun ia tetap senang. Apapun yang berasal dari Billy akan selalu membuatnya bahagia.
Billy mencoba menelepon Michelle dan melihat reaksi gadis tersebut. Michelle mengambil I-phonenya tanpa menekan tanda berwarna hijau. Ia hanya memandangi wajah Billy yang menjadi picture contac.
“kenapa gak diangkat?” tanya Billy yang ternyata sudah berdiri di dekatnya. Michelle meletakan kembali I-phonenya di atas meja.
“udah terlalu kaya kak?”
Billy tertawa pelan, ia mengambil posisi duduk di samping Michelle sedangkan Michelle masih tak mau menatap Billy “aku minta maaf Chel”
“udah berapa kali kak Billy minta maaf sama aku?”
Suasana hening sejenak. Michelle menghembuskan nafasnya “seharusnya aku yang minta maaf”
Billy menatap Michelle dengan bingung.
“kak Billy sudah sering nolak aku dari cara yang paling halus hingga yang sangat menyakitkan tapi aku yang gak tau diri masih aja ngejar-ngejar kakak, seharusnya aku yang malu”
“Chell…”
“kalau kak Billy muak sama aku harusnya kakak lebih kejam lagi nolak aku”
“Michelle …”
Kini Michelle memandang Billy dengan tatapan kabur karena genangan air mata “kak Billy nolak aku karena aku punya Rizky? tapi kita semua tau kalau Rizky udah punya Dinda, trus aku…aku…”
Billy memeluk Michelle dengan erat. Michelle menangis hingga sesengukan, ia menghapus air matanya namun air mata tersebut tak berhenti mengalir.
“kamu sayang banget ya sama kakak?” Michelle mengangguk, ia tak sanggup bersuara.
“ak— aku mau coba Michelle”
Michelle menatap Billy
“aku mau coba untuk sayang sama kamu” tangis Michelle tambah pecah “Michelle….”
“kak Billy..”
![](https://img.wattpad.com/cover/136316493-288-k734746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Project, Project Love
Novela JuvenilBagaimana perasaan kamu ketika mendapat tawaran pekerjaan yang bisa mendekatkanmu dengan seseorang yang kamu cintai? Apalagi yang menawarkanya adalah dia sndri, yang selama ini diam-diam kamu cintai, bahagia? Tentu. Itu juga yang dirasakan oleh Adin...