Chapter 7

898 67 59
                                    

Kakak gak bisa terus-terusan minta maaf lalu ngulangin kesalahan yang sama lagi, hati aku bukan pintu yang dengan mudahnya bisa kakak tutup buka sesukanya!

---------------------------------------------------

Ckitttttt

Arizky mengerem mobilnya dengan cepat, setelah sampai di depan rumah bertingkat 3 milik Michelle, lelaki itu segera keluar dari mobilnya, tanpa payung, ia membiarkan dirinya basah kuyup terkena air hujan.

Arizky mengusap wajahnya untuk memperjelas penglihatanya, pemuda itu menyapu pandangan ke segala arah, namun nihil, tidak ada siapa-siapa disana.

Arizky menghela nafas, merutuki dirinya sendiri yang meninggalkan Adinda sendiri disini, ia telah membiarkan seorang gadis sendirian malam-malam, di jalanan sepi seperti ini.

Oh Tuhan, dia benar-benar brengsek!

Kemana ia harus mencari Adinda?

Menghubunginya? Jelas tas yang berisi dompet dan ponsel milik gadis itu ketinggalan di mobilnya.

Arizky amat sangat merasa bersalah.

Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk mencari Adinda ke rumahnya saja. Ya, Arizky yakin, Adinda pasti ada dirumahnya.

Namun saat ia baru saja masuk ke dalam mobilnya, ponsel Arizky bergetar dalam saku celananya, lelaki itu segera meraihnya dan sejurus kemudian mengernyit.

From : 082127988260

Kalau kakak mau ngembaliin tas aku besok aja dikampus, aku capek, mau istirahat.

Arizky bernafas lega, at least dia tahu, Adinda telah sampai rumahnya dengan selamat, meskipun rasa bersalah masih menguasai dirinya.

****

Saint Teresa

Pagi itu, semua mahasiswa-mahasiswi termasuk dosen dan staf-stafnya dikejutkan dengan kedatangan seseorang, semua orang yang tadinya sibuk berlalu-lalang, menghentikan langkahnya, saat seorang lelaki yang memakai tuxedo abu-abu baru saja keluar dari Lamborghini Veneno Roadster di dampingi dengan beberapa pengawal yang berbadan besar juga berotot.

Lelaki itu melepas kaca mata hitamnya, matanya memicing, berharap menemukan seseorang yang dicarinya disini.

Seluruh mahasiswi St Teresa melihat pemandangan itu dengan excited, ada yang teriak-teriak tidak jelas, ada yang tidak berkedip sampe matanya perih dan mengeluarkan air mata, ada yang melongo tak menyangka dengan pemandangan di depannya, ada juga yang sampai kejang-kejang karena tak sanggup melihat ketampanan lelaki itu, auranya terlalu mendominasi, seperti magnet yang menarik mereka semua untuk melihatnya lebih dekat lagi.

Sedangkan mahasiswanya berdecak sebal, mereka iri karna kedatangan lelaki itu menghipnotis seluruh mahasiswi di St Teresa.

"Itu kan Jeff Galendra Nichol" ucap Ali sambil mengucek-ngucek matanya tak percaya.

"Kalau gak salah, dia pemilik perusahaan Galendra Coorporation" Alatas menambahkan.

"Iya, gue tau, gue pernah liat dia di beberapa majalah, dia pewaris tunggal harta milik konglomerat, Mr.Nichol. gue gak percaya dia ada disini" Arbani menggelengkan kepalanya.

"Dia lebih kaya 10 kali lipat dari keluarga lo Ky" Ali memanasi.

Arizky melihat kearah Galen, menatap tak suka lelaki yang kini sedang berbicara dengan salah satu dosen, seperti sedang mencari seseorang.

Love Project, Project LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang